Site icon Parade.id

Menyoal Penolakan Sekolah Agama di Parepare, BMI Mengingatkan Ini

Foto: Ketum Brigade Muslim Indonesia (BMI), Muhammad Zulkifli, dok. istimewa

Jakarta (parade.id)- Menyoal adanya penolakan sekolah berbasis agama (Kristen) di Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Front Persaudaraan Islam (FPI), Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI) Muhammad Zulkifli mengingatkan masyarakat luas agar jangan terprovokasi.

“Sebaiknya masyarakat melakukan langkah tabayun ke pemerintah kota setempat terkait itu. Tidak terprovokasi ataupun terhasut oleh kelompok (FPI) itu,” katanya, kepada media, Sabtu (7/10/2023).

Kalaupun alasan penolakan itu karena sekolah akan berdiri di lingkungan mayoritas muslim, menurut Zul, sapaan akrabnya, itu sama seperti menunjukkan sikap intoleran terhadap sesama—kepada saudara sebangsa yang beragama lain.

“Kalau teori kawasan merupakan mayoritas muslim, maka tidak ada gereja di Indonesia. Tapi faktanya kan banyak rumah ibadah umat kristiani,” kata Zul.

Menurut Zul, sama seperti sekolah lainnya, pendirian sekolah (Kristen) di Parepare itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menanamkan akhlak bagi anak-anak mereka, karena pendidikan dinilai penting.

“Maka kita berharap masyarakat tidak termakan hasutan dari pihak yang tidak bertanggung jawab oleh kelompok itu, karena mereka boleh jadi akan memanfaatkan aksi warga. Aksi penolakan seperti ini paling disukai kelompok paham radikal,” imbuh Zul.

Zul menyayangkan terjadinya aksi demo penolakan pembangunan sekolah (Kristen) Gamaliel Soreang di kota Parepare yang dimotori kelompok Front Persaudaraan Islam (FPI) pada Jumat (6/10/2023).

Aksi penolakan yang dimotori FPI itu berlangsung di Jalan Poros Parepare-Pinrang dan Kantor DPRD Parepare.

Dikutip Zul dari media, bahwa Pimpinan DPRD Parepare memberikan atensi terhadap soal ini. Anggota DPRD setempat, Kamaluddin Kadir kepada media Jumat (6/10/2023) mengatakan kehadiran Sekolah Kristen Gamaliel Soreang di kota Parepare berpotensi terjadi gesekan jika tak segera ditangani secara serius.

“Kita menghindari jangan sampai ada konflik terjadi di masyarakat, jadi hari Senin (9/10) kita ketemu lagi dengan mengundang pihak PUPR, pemerintah daerah, warga yang melakukan demo dan pihak sekolah,” ucap Kamaluddin.

Dalam video yang beredar tampak sejumlah warga melakukan aksi demonstrasi di pinggir jalan sepanjang Jalan Poros Parepare-Pinrang. Tampak warga membentangkan spanduk bertuliskan antara lain “Menolak Pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel Soreang”

Warga juga melakukan orasi secara bergantian untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mereka secara tegas menolak pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel tersebut.

“Kita orangnya paling toleransi, umat Islam tidak usah diajari toleransi, kita hidup bertetangga dengan non muslim dan memberikan makan,” teriak salah satu orator.

“Kita tidak pernah mengganggu ibadah orang lain, tetapi kalau memasuki masyarakat muslim mayoritas, membangun sekolah kristen bukankah itu tidak toleransi?,” sambung sang orator.

Orator lain juga dengan lantang meminta agar izin pembangunan sekolah tersebut segera dicabut pemerintah.

“Tolak izinnya, cabut izinnya,” teriak pendemo.

(Verry/parade.id)

Exit mobile version