Site icon Parade.id

Menyorot Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Bulan Juli

Foto: dok. merdeka.com

Jakarta (PARADE.ID)- Politisi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang menurut rencana akan dilakukan di bulan Juli nanti, yang masih menyisakan berbagai persoalan. Mulai dari pengisian daftar kesiapan sekolah sampai vaksinasi guru yang masih jauh dari target, terlebih tren kenaikan kasus Covid-19 setelah lebaran diperkirakan terjadi sampai awal Juli.

“Lambannya proses pengisian daftar kesiapan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka hrs jd perhatian, krn saat ini, baru 54,35% yg sdh menyatakan siap PTM dr sekitar 530rb sekolah. Tp data tsb blm Kemendikbudristek buka, baiknya perlu dibuka agar tdk ada kesimpang siuran,” pengamatannya, Rabu (9/6/2021).

Vaksinasi guru dan tenaga kependidikan yang tergolong lamban juga menjadi catatannya. Mardani menganggap tidak berlangsung cepat seperti yang pemerintah janjikan, dimana saat ini baru sekitar 28 persen atau 1,5 juta dari total 5,6 juta pendidik dan tenaga kependidikan yang telah mendapat vaksin.

“Memang ada ancaman learning loss yang menghantui jika tidak segera menerapkan PTM. Tp lambannya proses vaksinasi jd ironi dan kita tidak bisa melupakan begitu saja aspek ini. Pusat dan daerah mesti memperbaiki koordinasi sampai prioritasnya.”

Ia mengimbau agar Mendikbudristek, Menkes dan kepala daerah perlu lebih giat meninjau vaksinasi tenaga kependidikan di daerah.

“Saat ini rata2 jumlah org di vaksin sekitar 200-300rb per hari, ke depan hrs bs mencapai 500ribu per hari. Walaupun msh jauh dr keinginan Pak @jokowi ketika itu (1 jr per hari).”

Selaim itu, menurutnya Pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih ke sekolah-sekolah yang sulit memenuhi fasilitas dan prokes. Pasalnya, saat ini ia melihat tidak semua sekolah yang memiliki anggaran untuk memenuhi fasilitas prokes, seperti sekolah swasta yang amat terkena dampak dari pandemi.

Memang alangkah baiknya menurut dia PTM jangan serentak digelar di semua sekolah. Tapi bisa dimulai dengan wilayah-wilayah yang kasus positive ratenya di bawah 5 persen, siswa yang masuk hanya 50 persen dan terutama di daerah yang memiliki kendala besar PJJ secara online.

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version