Jakarta (PARADE.ID)- Aktivis penemu aplikasi Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan bahwa mada depan itu bukan Metaverse. Sebab Metaverse itu menurut dia membatasi gerak nyata (rill).
“Tapi kebalikannya. Bagaimana menghadirkan kecanggihan dunia virtual ke dalam dunia nyata,” kata dia, kemarin.
Ia menyebutnya (kebalikannya) itu sebagai Kontra-Metaverse. Metaverse itu menurut dia sama dengan menghadirkan dunia nyata ke dalam dunia maya, melalui perangkat VR atau AR.
“Contoh, saya gowes keliling Ring of Kerry, pake Oculus Quest. Kontra-Metaverse = kebalikan Metaverse, menghadirkan dunia maya ke dunia nyata. Misal hologram di Star Trek. Tony Stark mendesain sistem, membuat prototipe, simulasi, dengan visual hologram. Gerak tak dibatasi Oculus,” paparnya, di akun Twitter-nya.
Sebab teknologi hologram belum cukup maju, maka menurut dia solusi saat ini adalah dengan VR/AR, dengan bantuan gadget seperti Oculus. Dan di masa depan, harusnya tak perlu pakai gadget lagi.
“Saya lebih suka masa depan seperti di Star Trek atau di labnya Tony Stark. Bukan seperti di Ready Player One atau Metaverse-nya Mark Zuckerberg yg menampilkan avatar2 kartun seperti di bawah ini.”
“Kontra-metaverse itu istilah bikinan saya. Sebagai bentuk perlawanan terhadap nama Metaverse yg dibikin Mark Zuckerberg. Jadi blm ada yg dengar. Nama generiknya = AR, VR.”
Fahmi “menciptakan” kontra-metaverse itu agar bangsa ini tidak latah ikut-ikutan seminar dengan tema Metaverse di 2022 ini. Seperti dulu 4.0, 5.0.
“Sudah ada 3 permintaan webinar bahas Metaverse, dan saya tolak semua. Daripada pendapat saya beda dengan keinginan panitia.”
Sebaliknya, ia mendukung pengembangan VR/AR untuk keperluan simulasi dalam pendidikan, training, game, museum, kesehatan, dll. Tapi bukan dengan Metaverse.
(Sur/PARADE.ID)