Site icon Parade.id

Palangsong Latuconsina: Pejuang Puncak Gunung Tolikara, Papua

Palangsong dengan anak-anak Papua

Papua (PARADE.ID)- Mentari mulai bersinar. Pagi itu saya harus bergegas pergi ke sekolah. Melepas langkah dengan harapan: antara berhasil atau gagal.

Tak sedikit pun saya berfikir untuk putus asa. Orang tuaku mengasah hidup di kebun dengan pengharapan hanya kepada Tuhan: akankah hidup ini berlanjut atau sampai di sini?

Mimpi sering kali menghampiri dalam tidur: saya hanyalah anak dari seorang hamba tuhan yang bekerja dengan alam. Doa dan air mata seringkali hadir dalam hari-hari orang tuaku.

“Tuhan, saya hanya ingin melihat Ibu Bapakku tersenyum,” inilah sepatah kata untuk menggambarkan hidup seorang Palangsong Latuconsina, putra Maluku yang kini sedang bertarung mensejahterakan kehidupan masyarakat di pegunungan Tolikara, Papua.

Palangsong Latuconsina adalah anak dari pasangan M. Latuconsina dan I. Latupono. Beliau sendiri adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara.

Dengan latar belakang orang tua sebagai petani, membuat beliau bertekad untuk mewujudkan itu sebagai cita-citanya di hari ini.

Seorang ayah yang pada saat itu menjadi petani kopi rupanya membuat Palangsong meneruskan tangan ayahnyanya ke dalam dunia pertanian. Seiring berjalannya waktu, beliau mengambil langkah untuk meneruskan studi pada satu universitas di Maluku, yang mana pada saat itu beliau sangat bertekad untuk mengambil bidang pertanian. Selain melanjutkan hobi bertani dari orang tua, beliau juga merasa sudah cukup paham soal kebutuhan pangan.

Dibesarkan dari keluarga yang selain menjadi petani kopi, ayahnya pernah menjadi seorang guru pada sekolah rakyat di zaman belanda, sehingga pendidikan menjadi hal utama yang sangat di prioritaskan dalam keluarganya.

Menjadi petani kopi pada saat itu tidak membuat ayahnya putus asa untuk menyekolahkan 7 anaknya. Keuletan dan kesabaran dari sosok seorang ayah membuat belaiu yakin dan berbesar hati atas peluang besar yang akan beliau raih dalam hidupnya kedepan.

 

Ir. Palangsong Latuconsina, Msi. saat ini menjabat sebagai salah satu pemimpin pada instansi pemerintah di bidang pertanian, di Kabupaten Tolikara, Papua.

Dia memulai karirnya sebagai penyuluh pertanian spesialis di Timor Leste, sehingga pada akhirnya beliau ditugaskan ke salah satu daerah di Papua yaitu Kabupaten Tolikar.

Terbiasa hidup pada kondisi daerah yang dikenal keras membuat beliau bermentalkan baja untuk paham dengan kondiai masyarakat sekitarnya.

Dalam kesehariannya beliau selalu bertemu langsung dengan petani, hal ini membuat beliau paham dengan kondisi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai buru tani. Selain itu juga jika kembali ke kehidupan belaiu yang terlahir sebagai anak seorang petani, membuat beliau selalu berfikir keras untuk bagaimana sektor pertanian di Tolikara mampu dipertahankan dan petani harus di sejahterakan.

Prinsip beliau “Petani adalah jantung kehidupan, jika tidak ada petani yang bercocok tanam maka semua orang akan mati kelaparan.”

Jadi sudah sepantasnya beliau terus berjuang kepada petani di puncak Tolikara, yang mana jangkauan perhatian Pemerintah Pusat masih sangatlah terbatas.

Tolikara sendiri dikenal sebagai daerah penghasil kopi dengan kualitas terbaik. Untuk membuat para petani terus semangat untuk menghasilkan kopi terbaik beliau terus melakukan promosi kopi Tolikara, hingga pada saat ini kopi Tolikara sendiri sudah dikenal sampai ke mancanegara, salah satunya Inggris. Dan itu tidak terlepas dari hasil kinerja seorang Palangsong Latuconsina.

Lihai membaca kondisi perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, membuat beliau selalu melakukan tindakan-tindakan tepat sasaran guna membantu para petani.

Dengan keuletan beliau kopi tolikara hingga kini sudah menembus pasar dunia, dan itu tidak terlepas dari semangat para petani yang bekerja dan seorang Palangsong yang selalu giat dalam ide promosinya.

Hingga saat ini masyarakat Tolikara mampu menyekolahkan anak-anaknya dari hasil penjualan kopi dan tanpa di sadari pendidikan anak-anak Tolikara dapat berlanjut dengan baik.

Pendapatan petani kopi tolikara semakin meningkat dan sejahtera. Sejalan dengan itu, program ini terus dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Tolikara sebagai pendapatan utama, dan tentunya mengurangi  angka pengangguran di daerah tersebut.

Beliau terus berkarya, hingga menemukan apa yang orang Tolikara belum dapatkan. Kehadiran beliau menyempurnakan senyum para petani di puncak gunung tolikara, membantu pendidikan para anak petani di Tolikara dengan impian besar bahwa anak di sana harus berani dan mau sukses, sekalipun orang tuanya hanyalah seorang petani kopi.

Sosok yang ramah dan selalu senyum menjadi ciri khas dari Palangsong Latuconsina yang mana beliau adalah Kadis Pertanian Tolikara. Putra Maluku ini terus melebarkan sayapnya di Papua, memperjungkan hak hidup masyarakat Tolikara dari bercocok tanam.

Siapa yang tak kenal seorang Palangsong Latuconsina, sosok yang selalu ramah dalam sapan.

Semoga beliau kerap hadir dan berkarya di negeri sendiri, dan mengangkat nilai para petani yang pada hari ini sedang redup di mata pemerintah.

(Latupono/PARADE.ID)

 

Exit mobile version