Site icon Parade.id

Pembukaan Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah, Berikut Laporan Ketum Sunanto

Foto: Ketum PP Pemuda Muhammadiyah 2018-2022 Sunanto/tangkapan layar

Jakarta (parade.id)- Ketum Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau yang akrab disapa Cak Nanto memberikan laporan sekaligus sambutannya pada Pembukaan Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).

Dalam awal laporan atau sambutannya, Cak Nanto mengutip pesan Kiai Ahmad Dahlan terkait kasih sayang dan toleransi.

“Saya ingin menyampaikan sekadar saja bahwa, dengan mengawali sambutan saya dengan menyampaikan pesanKiai Ahmad Dahlan: ‘Yakni kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang Islam’,” demikian ia mengawali.

“Indonesia adalah rumah besar keberagamaan, karenanya penting menjadikan kasih sayang dan toleransi ini sebagai titik pijakan gerakan,” lanjutnya.

Menyoal tema, Cak Nanto mengatakan bahwa tema besar Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-18 sejatinya tersarikan dari tiga pilar gerakan yang diamanahkan kepada dirinya sebagai ketua umum 2018-2022, yang pertama adalah kemanusiaan. Ia menyinggung peran Pemuda Muhammadiyah dalam menghadapi wabah Covid-19.

“Wabah Covid-19 yang membuat hampir seluruh sendi kehidupan lumpuh, nyata telah menguji pergerakan spirit kemanusiaan Pemuda Muhammadiyah. Segala daya upaya dikerahkan untuk membantu masyarakat bertahan dan bangkit melawan wabah kali itu,” ia menyampaikan.

Aksi sosial kemanusiaan menurutnya konsisten dilakukan mesti hati dirundung duka bagi raga tetapi mesti mendorong sesama. “Melalui Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), Pemuda Muhammadiyah, sikap turun ke wilayah bencana, semua tentu bagian dari manivesto gerakan kepemudaan Muhammadiyah,” kenangnya.

Pemuda Muhammadiyah diungkapnya menolong sesama manusia tanpa melihat ras, suku, maupun agama, karena menurutnya dalam kemanusiaan kita sama. “Begitulah cara Pemuda Muhammadiyah menghadirkan nilai-nilai agama yang kelembutan, bukan dengan cacian, bukan dengan teriakan, bukan dengan kekerasan,” ungkapnya.

“Sampaikanlah kabar gembira dan janganlah mempersulit,” sambungnya.

Hal kedua yang disampaikannya adalah amanahnya moderasi. Selain sebagai obat mujarab bagi beragam paham keagamaan yang ekstrim, moderasi menurutnya juga mempunyai kekuatan untuk memperkuat ukhuwah, menebalkan persatuan, hingga menyamarkan perbedaaan.

Pemuda Muhammadiyah disebutnya senantiasa mengedepankan sikap moderasi, baik dalam beragama maupun dalam sikap sosial politiknya.

“Bagi kami moderasi adalah sikap dasar utama dan cara pandang terbaik bagi seorang negarawan dan dalam melihat setiap potensi dan problematika kebangsaan,” tekannya.

Hal ketiga yang disampaikan olehnya adalah terkait amanah, di mana yang diamanahkan kepada dirinya, adalah kemandirian.

Kemandirian Pemuda Muhammadiyah, kata dia tidak hanya dalam konteks kemandirian organisasi, namun juga kemandirian kader, kapabilitas kader, akses dan jaringan serta integritas adalah syarat utama mewujudkan kemandirian itu.

“Oleh sebab itu Pak Presiden, kemandirian ditentukan oleh alumni kader Pemuda Muhammadiyah yang mandiri, termasuk ketua umumnya. Kira-kira begitu, Pak Presiden.  Oleh sebab itu maka Pemuda Muhammdiyah terus menggembleng diri, mencari akses jejaring, integritas dengan prinsip integritas untuk mewujudkan kemandirian ini. Oleh sebab itu kita bersama-sama untuk mewujudkan komponen itu menjadi bagian bangsa yang bersatu,” paparnya.

Bangsa ini kata dia harus terus berjalan maju dalam orbit dan lintasan yang tepat. Dan Pemuda Muhammadiyah disebutnya memiliki kewajiban untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi keadilan sosial, bagi kemajuan bangsa dan kemanusiaan semesta, seperti yang diceritakan Presiden tentang pemerataan dan penciptaan budaya baru dengan membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Selatan.

“Terakhir pesan saya kepada kader-kader terbaik Pemuda Muhammadiyah yang mau menggantikan saya, selalu ber-fastabil khoirot. Ada prinsip utama dalam kontestasi  dalam kepemimpinan yakni primus inter pares: kalian yang terpilih adalah yang pertama dari yang sama, maka mari kita menjaga ukhuwah dan ketawuduan kolektif demi kesinambungan kepemimpinan besar Pemuda Muhammadiyah,” pungkasnya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version