Site icon Parade.id

Pemimpin Korut dan Korsel Bertukar Surat

Foto: dok. ZDNet

Jakarta (PARADE.ID)- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertukar surat persahabatan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in minggu ini. Bertukar surat ini adalah momen berita positif yang langka bagi kedua negara.

Kantor Berita Pusat Korea, sebuah kantor berita negara Korea Utara, melaporkan bahwa Moon mengirimi Kim surat awal pekan ini dan mengatakan dia akan terus bekerja menuju penyatuan Korea setelah pensiun. Kim, sebagai imbalannya, berterima kasih kepada Moon atas pekerjaannya atas nama “tujuan besar bangsa,” kata laporan berita itu.

Kim juga mengatakan upaya bersama mereka memberinya “harapan untuk masa depan” dan mengatakan bahwa dia berharap “hubungan antar-Korea akan meningkat”. Dikutip aljazeera.

Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa pasangan itu telah bertukar surat pada hari Jumat.

Pertukaran surat terjadi pada saat yang menegangkan di semenanjung Korea karena citra satelit menunjukkan penggalian baru di lokasi uji coba nuklir di Punggye-ri, menunjukkan bahwa Pyongyang mungkin memperbarui aktivitas nuklir setelah menutup situs tersebut pada 2018.

Korea Utara juga melakukan uji coba senjata taktis baru akhir pekan lalu bertepatan dengan peringatan kelahiran pendiri Kim Il Sung dan, pada akhir Maret, melanggar moratorium empat tahun pengujian rudal balistik internasional. Analis mengatakan mungkin ada lebih banyak pengujian sekitar 25 April ketika Pyongyang merayakan berdirinya Tentara Rakyat Korea.

Moon akan menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya ketika Presiden terpilih Yoon Suk-yeol dari Partai Kekuatan Rakyat mulai menjabat pada 10 Mei. Di bawah hukum Korea Selatan, presiden hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan lima tahun.

Moon telah menggunakan masa jabatannya untuk terlibat dengan Korea Utara dan bertemu Kim tiga kali yang belum pernah terjadi sebelumnya selama masa kepresidenannya. Dia juga telah menetapkan tujuan jangka panjang untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea, yang berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai pada tahun 1953.

Namun, keinginan Moon untuk rekonsiliasi tidak membuat pemerintahannya menyerukan sanksi lebih lanjut terhadap Korea Utara setelah putaran peluncuran ICBM baru-baru ini, menurut NK News.

Pada bulan Februari, dia juga memperingatkan bahwa semenanjung Korea akan dilanda “krisis” jika uji coba nuklir atau rudal jarak jauh dilanjutkan. Korea Utara, pada gilirannya, telah mengeluarkan peringatan keras terhadap setiap aktivitas militer oleh tetangga selatannya dan mengatakan bahwa mereka mampu melakukan “pemusnahan”.

Presiden Yoon yang akan datang telah digambarkan lebih “hawkish” daripada Moon dan mengatakan kebijakan luar negerinya terhadap Korea Utara akan fokus pada “denuklirisasi lengkap”, serta masalah “timbal balik” dan “hak asasi manusia”.

(Irm/PARADE.ID)

Exit mobile version