Site icon Parade.id

Pertemuan Pemimpin Turki dan Israel, Hubungan Kedua Negara Terus Menghangat

Foto: dok. Reuters

Turki (parade.id)- Belum lama ini, pemimpin Turki Racep Tayyip Erdogen bertemu dengan pemimpin Israel PM Yair Lapid.

Kantor PM Israel Lapid mengatakan kedua pemimpin membahas berbagai masalah, termasuk energi dan berbagi intelijen. Para pemimpin Israel dan Turki telah mengadakan pembicaraan tatap muka untuk pertama kalinya sejak 2008, karena hubungan antara kedua negara terus menghangat.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan pada hari Selasa di sela-sela Majelis Umum PBB, menurut sebuah pernyataan dari kantor Lapid. Demikian dikutip Aljazeera.

Hubungan Israel-Turki, yang telah lama membeku di tengah perseteruan atas perjuangan Palestina, telah menghangat dalam beberapa bulan terakhir, dengan energi muncul sebagai bidang kerja sama yang potensial.

Kedua negara secara resmi memulihkan hubungan diplomatik penuh pada Agustus, termasuk pertukaran duta besar.

Selain membahas energi, Lapid berterima kasih kepada Erdogan untuk berbagi intelijen negara dan mencatat permintaan Israel untuk kembalinya empat warganya—dua di antaranya tentara—hilang di Jalur Gaza yang diblokade sejak perang 2014, kata kantor Lapid pada hari Selasa.

Anggota NATO Turki telah menjadi tuan rumah anggota Hamas, sebuah gerakan Palestina yang mengelola Jalur Gaza. Hubungan itu sering menjadi titik sulit dalam upaya untuk membangun kembali hubungan antara Israel dan Turki.

Perlu diketahui, bahwa hubungan antara kedua belah pihak telah bermasalah sejak Perang Gaza 2008-2009 dan kematian sembilan warga sipil Turki dalam serangan Israel tahun 2010 di kapal bantuan Turki Mavi Marmara ketika mencoba untuk memecahkan blokade di Gaza.

Setelah Perang Gaza, Erdogan secara terbuka mengutuk mantan perdana menteri Israel Shimon Peres dan kebijakan negaranya di Palestina saat di atas panggung di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Maret 2009.

Upaya rekonsiliasi pada tahun 2016 menyebabkan kembalinya para duta besar, tetapi gagal setelah tanggapan Israel terhadap protes perbatasan 2018-2019 di Gaza, di mana pasukan Israel menewaskan lebih dari 260 warga Palestina. Turki memanggil kembali para diplomatnya dan mengatakan kepada utusan Israel untuk meninggalkan negara itu pada 2018.

Pemulihan hubungan baru-baru ini menyebabkan kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki pada bulan Maret.

(L/parade.id)

Exit mobile version