Jakarta (PARADE.ID)- Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang responsif dan proprosional menjaga iklim wisata dalam negeri.
“Semua pelaku wisata perlu menjaga kepercayaan pada bidang masing2 agar ada rasa aman dan nyaman bagi semua. Cc bro @sandiuno panglima pariwisata,” demikian akunya, Ahad (30/5/2021), di akun Twitter-nya.
Apresiasi Mardani ini karena Pemkot Yogyakarta telah menutup sementara tiga warung pecel lele yang berada di Jalan Perwakilan, Kawasan Malioboro. Penutupan yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta ini sebagai bentuk dari hukuman mereka yang terindikasi ‘nuthuk’ pecel lele seharga Rp37 ribu kepada pelanggan.
Penutupan dilakukan setelah seorang wisatawan memposting unggahan yang mengeluhkan harga pecel lele di kawasan wisata di Malioboro, Yogyakarta, yang tak wajar.
Ia merasa dijebak karena harga pecel lele Rp 20 ribu, tidak termasuk nasi. Kalau mau tambah nasi harus membayar lagi Rp 7 ribu dan Rp 10 ribu untuk lalapan sambal. Pedagang dinilai memukul harga atau istilah lokalnya ‘nuthik’ harga.
“Kami telah menutup sementara tiga warung pecel lele yang ada di Jalan Perwakilan yang terindikasi lokasinya sesuai yang disebutkan pada video viral kemarin, mereka menjual dengan harga yang sama, cara penjualan yang sama,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meninjau para pedagang di Malioboro, Sabtu (29/5/2021).
Saat disinggung soal sanksi terhadap penjual warung tersebut, ia menyatakan jika akan memanggil para penjual warung pecel lele tersebut pada Senin (31/5). Penjual pecel lele akan dimintai keterangan lebih lanjut
“Kami akan melakukan koordinasi terlebih dahulu, untuk sanksi terberat adalah pencabutan izin berjualan, sanksi tersebut sudah melalui kesepakatan dengan komunitas dan paguyuban Malioboro,” tegasnya, seperti dikutip detik.com.
Heroe pun telah bertemu dengan paguyuban dan komunitas Malioboro, dan pernyataan akan ada gugatan terhadap pengunggah video tersebut tidak benar
“Saya sudah bertemu dengan paguyuban dan komunitas Malioboro, dan tidak ada yang akan mengajukan gugatan, artinya jika ada yang mau menggugat, itu bukan tindakan dari komunitas dan paguyuban,” katanya.
Heroe meminta agar para anggota paguyuban dan komunitas Malioboro serta warga masyarakat Kota Yogyakarta tidak mempersalahkan kasus video pecel lele tersebut.
(Rgs/PARADE.ID)