Site icon Parade.id

Popularitas Capres-Cawapres di Media Online dan Media Sosial

Foto: dok. sportshubnet.com

Jakarta (parade.id)- Popularitas capres-cawapres di media sosial dan di media online dianalisis oleh Drone Emprit dan dipublikasi pada Kamis (7/12/2023) lewat akun founder-nya Ismail Fahmi.

Dalam executive summary-nya, Ganjar Pranowo menjadi tokoh dengan popularitas tertinggi di media lintas platform, disusul oleh Anies Baswedan (ABW) dan Gibran. Popularitas Ganjar ini seperti awal masa kampanye.

“Di sisi lain, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar menjadi sosok yang popularitasnya paling rendah,” demikian Ismail Fahmi mencuitkannya.

Popularitas Ganjar pada analisis Drone Emprit, ditopang oleh isu moratorium debat Cawapres yang direspons keras oleh TPN. Sedangkan jangkar penyebutan masif tentang ABW terkait kritik tajamnya kepada pembangunan IKN.

“Adapun pemicu mentions tentang Prabowo terkait isu peniadaan debat cawapres oleh KPU.”

Sementara itu, Drone Emprit menemukan bahwa Gibran masih menjadi cawapres paling populer dibanding Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Bahkan, di media berita, Gibran lebih sering dibahas ketimbang Prabowo Subianto dan ABW, hanya kalah dari Ganjar.

“Meski demikian, Gibran menjadi figur paling kencang diterpa sentimen negatif dibanding lima tokoh capres dan cawapres lainnya.”

Hal lain, soal isu paling kuat yang sekaligus ‘mempersatukan’ pembahasan kubu Paslon 1, Paslon 2, dan Paslon 3 analisis Drone Emprit adalah tentang rumors dihapusnya debat cawapres.

Rumors ini direspons negatif oleh timses Paslon 1 dan Paslon 3. Sasaran tembaknya adalah KPU yang dianggap melindungi inkompetensi Gibran dan Gibran yang dinilai bakal terpojok/kualahan dalam debat cawapres.

“Kubu Paslon 1 terkonfirmasi menjadikan Paslon 2 dan pemerintahan Jokowi sebagai objek kritik. Program contract farming dikapitalisasi untuk menantang food estate yang identik dengan capres dari Paslon 2. Sedangkan kritik tajam ke pembangunan IKN bertendensi negatif ke Jokowi.”

Di executive summary keduanya, Drone Emprit menganalisis bahwa paslon 1 dan timsesnya tercatat paling aktif melontarkan pernyataan terkait visi-misi-program dibanding dua paslon rival, yakni mencapai 32 pernyataan.

Disusul Paslon 3 sebanyak 21 pernyataan. Diikuti Paslon 2 sebesar 12 pernyataan.

“Topik yang dibicarakan Paslon 1 masih dominan mengenai kemandirian pangan. Program pendidikan berkualitas dan penegakan hukum menjadi yang terbanyak dibahas Paslon 2. Sementara Paslon 3 lebih agresif mengulas program penguatan SDM.”

Paslon 3 terdeteksi agresif menonjolkan program satu desa satu faskes sebagai pemikat pemilih. Sementara Paslon 1 terpantau mengarusutamakan evaluasi IKN sebagai instrumen menarik preferensi pemilih.

Adapun pada Paslon 2 belum terdata program spesifik yang sengaja dirancang untuk diamplifikasi secara terstruktur.

“Prabowo terkonfirmasi kuat diasosiasikan dengan diksi ‘gemoy’. Sedangkan frasa ‘asam sulfat’ yang belakangan ramai dicibirkan ke Gibran justru belum terkonfirmasi melekat pada Cawapres 2. Malahan, Gibran dalam tendensi negatif lebih dekat dengan kata debat, bocil, MK, dan KKN.”

Pada perspektif negatif lainnya, ABW masih cukup kuat terasosiasi dengan diksi radikal dan toleran. Setali tiga uang, Ganjar terasosiasi melekat pada kata Wadas dan Rembang.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version