Site icon Parade.id

Presiden Jokowi Menghadiri Acara Major Economic Forum on Energy and Climate

Foto: keterangan pers Wamenlu mengenai Major Economic Forum on Energy and Climate

Jakarta (PARADE.ID)- Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama sembilan kepala Negara lainnya hadir dalam acara Major Economic Forum on Energy and Climate, kemarin, Sabtu (18/9/2021) secara virual.

Wakil Menteri (Wamenlu) Mahendra Siregar mengatakan bahwa pertemuan tersebut bertujuan menggalang kerjasama negara-negara utama untuk langkah-langkah konkret yang ambisius dalam mewujudkan ambisi ataupun target dari pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow bulan November mendatang.

“Secara spesifik adalah memastikan bahwa perubahan suhu dunia tidak akan melebihi 1,5 derajat celcius. Dan dalam konteks itu yang menjadi salah satu fokus utamanya adalah menyampaikan apa yang disebut dengan Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu komitmen masing-masing negara yang disampaikan dalam kerangka rencana program dan tujuan untuk mengatasi perubahan iklim,” katanya, dalam keterangan pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Sabtu (18/9/2021).

“Secara khusus sesuai dengan fokus dari pertemuan malam ini adalah terkait dengan transisi ke energi baru dan terbarukan,” sambungnya.

Wamenlu mengatakan, bahwa pada kesempatan penyampaian sambutan ataupun pidato, Presiden Jokowi menggarisbawahi langkah-langkah konkret pemerintah Indonesia dan berkomitmen tinggi menghadapi perubahan iklim, khususnya melaksanakan transisi energi menuju energi baru dan terbarukan.

“Disampaikan bahwa Indonesia telah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan serta melakukan akselerasi yang kuat bagi ekonomi berbasis teknologi dan energi hijau. Selain itu juga disampaikan bahwa penurunan emisi bidang energi dilakukan dengan berbagai langkah konkret,” paparnya.

Langkah konkret itu, kata dia, pertama adalah pengembangan energi baru dan terbarukan itu sendiri. Lalu meningkatkan efisiensi energi pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau elektrikal, dan juga pengembangan salah satunya di Kawasan Industri hijau di Kalimantan Utara, yang dapat dikatakan adalah terbesar di dunia.

“Dalam konteks satu kawasan yang sepenuhnya mengembangkan berbasis energi hijau. Sedangkan untuk transisi energi itu sendiri juga Indonesia secara terbuka menyampaikan peluang kerjasama termasuk investasi dari berbagai pihak dalam pengembangan bahan bakar nabati, pengembangan industri baterai lithium kendaraan listrik, teknologi carbon capture and storage energi hidrogen,” kata dia lagi.

Selain itu, ungkap Mahendra, Presiden Biden juga mengundang para peserta yang hadir pada pertemuan ini untuk mendukung apa yang disebut dengan global methane pledge, yaitu kesepakatan atau suatu janji bersama untuk juga mengatasi emisi yang disebabkan oleh gas metan.

“Terkait dengan global methane pledgeyang merupakan usulan dan permintaan dukungan dari Presiden Biden, Bapak Presiden menyampaikan secara umum mendukung langkah tadi dengan menyarankan agar seluruh prosesnya dilakukan secara terbuka melalui mekanisme yang transparan dan bersifat partisipatif. Dalam konteks Indonesia sendiri, penurunan gas metan sudah dicakup di dalam NDC Indonesia yang juga sudah di-update dan disampaikan kepada PBB ataupun UNFCCC,” terangnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Wamenlu Mahendra Siregar.

(Sur/PARADE.ID)

Exit mobile version