Jakarta (PARADE.ID)- Jelang akhir tahun enam kementerian dapat menteri baru, di antaranya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf.
Sandiaga Salahuddin Uno yang menjadi Menparekraf sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KaBaparekraf) baru, pengganti Wishnutama.
Bang Sandi demikian sapaan akrabnya dilantik Presiden RI Jokowi Widodo (Jokowi) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 133/P Tahun 2020 tentang Pengisian dan Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019 – 2024 di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 23 Desember 2020.
Lima menteri lainnya Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama (Menag); Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan (Menkes);
Tri Rismaharini atau Risma sebagai Menteri Sosial (Mensos); Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan (Mendag); dan Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP).
Bila dilihat dari segi ketokohan (baca: kepopuleran, kesohoran, public figure_red) dari enam menteri baru tersebut jelas di urutan teratas ditempati Sandi. Baru Risma di bawahnya dan seterusnya.
Buktinya, ketika diumumkan Sandi sebagai Menparekraf oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka juga, sehari sebelum dilantik, kabarnya membuah bibir dan ramai diberitakan sejumlah media massa serta media sosial (mendsos).
Setelah dilantik, sejumlah orang/kelompok/organisasi/perhimpunan/asosiasi/agensi/kalangan akademisi/pewarta/blogger, kepala dinas pariwisata (kadispar) dan lainnya yang bertalian erat dengan bidang kepariwisataan dalam hal ini pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) pun menyambutannya dengan hangat (baca: positif), antara lain lewat ucapan di ragam medsos.
Selain menanggapi positif, mereka juga menyampaikan beragam harapan buat Sandi seperti yang disampaikan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), ASITA 1971, dan Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA).
Harapan ketiganya hampir senada yaitu mengharapkan Sandi segera memberikan dana hibah kepada para biro perjalanan wisata (BPW) yang selama ini sudah mendatangkan wisatawan ke Indonesia.
Inti harapan itu disampaikan Ketua Litbang dan SDM DPP ASITA Masrura Ramidjal, I Ketut Ardana selaku Penasehat ASITA1971 Bali, dan Ketua IINTOA Paul Edmundus Tallo.
Sepertinya harapan itu tidak bertepuk sebelah tangan, lantaran Sandi bukan hanya akan melanjutkan pemberian dana tersebut namun juga memperluasnya sebagaimana diutarakan di acara Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) Kemenparekraf 2020 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (29/12).
Sementara itu Revalino Tobing, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DKI Jakarta pun berharap sektor pariwisata di bawah kepemimpinan Sandi, bisa bangkit secepatnya.
Menurutnya Kemenparekraf harus terus menata atraksi dan SDM Pariwisata di Indonesia mengingat pandemi ini belum memungkinkan berharap wisatawan mancanegara datang.
Dosen sekaligus Kepala Pusat Kajian Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta Fahrurozy Darmawan (Rozy) berharap di bawah Menparekraf Sandi, Kemenparekraf bisa semakin banyak kerjasama dengan akademisi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata ke depan.
Kata Rozy, penelitian tidak saja berguna bagi peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata tapi juga dapat membantu kerja-kerja pemerintah dalam memecahkan permasalahan kepariwisataan Indonesia.
Kepala Bidang (Kabid) Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman (DisbudPBP) Kota Sawahlunto berharap besar Sandi juga memberikan inovasi dan kreativitas yang selama ini telah menjadi karakternya dalam membuat program-program cerdas sehingga membawa dampak langsung kepada masyarakat pada kawasan cagar budaya atau CB khususnya wisata budaya.
Arifin Hutabarat, salah satu wartawan pariwisata senior berharap Sandi mensinergikan pemerintah dengan pelaku the travel trade atau industri pariwisata yaitu 3A atau Aksesibilitas, Amenitas/Akomodasi, dan Atraksi mengingat sinergitas tersebut selama ini masih kental formalitas dan kurang sekali real business approach.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kaniasari berharap Sandi dapat membangkitkan kembali industri Parekraf yang terpuruk sejak masa pandemi.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bintan Wan Rudy Iskandar pun berharap pariwisata Indonesia akan bangkit lewat kebijakan yang dibuat Sandi ke depan dengan terus menjalin komunikasi lintas-kementerian yang terkait dengan Kemenparekraf.
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Tri Umaryani meminta Sandi selain fokus pada 5 destinasi super prioritas atau DSP (Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo), juga melirik dan memperhatikan sejumlah desa wisata atau Dewi yang sudah berkembang maupun yang sedang dirintis agar menjadi harapan baru untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, khususnya di Lambar.
Bentuk dukungan yang diharapkan dari Bang Sandi antara lain inovasi-inovasi mulai dari menyiapkan SDM, penambahan amenitas, penggalian atraksi kearifan lokal hingga penerapan CHSE untuk desa wisata.
Harapan Tri Umaryani sepertinya pun bakal terwujud, mengingat Kemenparekraf juga akan memperhatikan destinasi lain sekalipun fokus di lima DSP sesuai arahan Presiden Jokowi.
***
Hari ini, Rabu (29/12/2020), Sandi mulai beraksi untuk membenahi 5 DSP yang menjadi fokus tugasnya saat ini sebagai Menparekraf. Danau Toba di Sumatera Utara menjadi DSP pertama yang dia sambangi.
Akankah Sandi berhasil mempercepat pemulihan sekaligus membangkitkan sektor (Parekraf) terutama di 5 DSP tersebut?
Akankah Sandi pula mampu mewujudkan ragam harapan sejumlah pihak terkait di atas? Jawaban keduanya, kita tunggu saja hasil sepak terjang dan kinerjanya minimal setahun kedepan, sebab kalau sekarang terlalu dini.
Namun sampai hari ini atau sepekan Sandi menjabat sebagai Menparekraf, terpantau Sandi sudah menunjukan keseriusannya dengan gercep atau gerak cepatnya.
Dia juga sudah menyiapkan amunisi IAK (Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi) dengan tetap mengedepankan 4K (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE, warisan pendahulunya.
(Adji Kembara/PARADE.ID)