Site icon Parade.id

Rusia Tarik Pasukannya di Sekitar Perbatasan Ukraina

Foto: dok. rueters.com

Jakarta (PARADE.ID)- Rusia mengatakan bahwa pasukannya di sekitar Ukraina ditarik pada hari ini, Rabu (16/2/2022). Tapi NATO tampaknya ragu, dengan adanya dugaan penambahan pasukan Rusia yang terus berlanjut.

NATO pun mempertanyakan kesediaan Moskow untuk merundingkan solusi krisis antara Ukraina.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia memperjelas bahwa hal mundurnya pasukan benar adanya setelah latihan di distrik militer selatan dan barat dekat Ukraina. Dimana itu adalah bagian dari pembangunan besar-besaran Rusia yang disertai dengan tuntutan jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan NATO.

Rusia mempertegas hal (mundurnya pasukan) dengan menerbitkan salah satu video, yang katanya menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.

Tapi seorang pejabat senior intelijen Barat berpendapat sebaliknya, dengan mengatakan bahwa itu latihan militer Rusia yang berada di puncaknya dan risiko agresi Rusia terhadap Ukraina akan tetap tinggi selama sisa Februari.

“Tidak ada tanda-tanda yang kredibel pada titik ini bahwa akan ada segala jenis de-eskalasi militer,” kata pejabat itu tanpa menyebut nama.

Ia juga menambahkan bahwa Rusia masih dapat menyerang Ukraina dengan peringatan yang pada dasarnya tidak ada, atau tidak ada sama sekali.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan penarikan akan disambut baik. Akan tetapi pergerakan pasukan dan tank bolak-balik tidak berarti bukti bahwa itu benar-benar terjadi.

“Kami belum melihat penarikan pasukan Rusia. Dan tentu saja, itu bertentangan dengan pesan upaya diplomatik,” kata Soltenberg sebelum pertemuan aliansi di Brussels, dikutip Reuters.

Apa yang NATO lihat adalah bahwa mereka telah meningkatkan jumlah pasukan dan lebih banyak pasukan sedang dalam perjalanan. Jadi, sejauh ini, tidak ada de-eskalasi.

Namun, Kremlin mengatakan penilaian NATO itu salah. Duta Besar Moskow untuk Irlandia mengatakan pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.

Rusia mengatakan tidak pernah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi ingin menetapkan “garis merah” untuk mencegah tetangganya bergabung dengan NATO, yang dilihatnya sebagai ancaman bagi keamanannya sendiri.

Kremlin mengatakan Presiden Vladimir Putin ingin bernegosiasi dengan Amerika Serikat, yang telah menawarkan diskusi tentang pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan sementara mengesampingkan veto pada keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina.

Di Ukraina sendiri, orang-orang mengibarkan bendera dan memainkan lagu kebangsaan untuk menunjukkan persatuan melawan ketakutan akan invasi. Pasalnya pemerintah mengatakan serangan dunia maya yang menghantam kementerian pertahanan adalah yang terburuk yang pernah terjadi di negara itu.

Dan Rusia dianggap di belakangnya. Tapi Rusia menyangkalnya.

(Irm/PARADE.ID)

Exit mobile version