Site icon Parade.id

Sekjend Exco DKI Jakarta Bicara soal Resesi Global: Berdampak ke Pekerja

Foto: Ketua Majelis Nasional sekaligus Sekretaris Jendral (Sekjend) Executive Comiite (Exco) Provinsi DKI Jakarta Partai Buruh, Zainal Abidin atau Salman

Jakarta (parade.id)- Ketua Majelis Nasional sekaligus Sekretaris Jendral (Sekjend) Executive Comiite (Exco) Provinsi DKI Jakarta Partai Buruh, Zainal Abidin atau Salman bicara soal resesi global 2023 yang diprediksi akan berdampak pada dunia kerja Indonesia, khususnya ke pekerja. Dampak yang akan terjadi menurut dia adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif—meningkatnya angka pengangguran.

“Pada saat ekonomi dunia semakin memburuk akibat resesi, maka akan berimbas kepada dunia kerja,” kata dia, kepada parade.id, kemarin, saat ditemui di Sekret Federasi Buruh Transportasi Indonesia (FBTPI), Koja, Jakarta Utara.

“Dalam perekonomian dunia, tenaga kerja merupakan salah satu penopang ekonomi nasional. Maka, ketika masa resesi yang akan terjadi adalah perusahan mengalami kerugian yang besar,” sambungnya.

Menurut Salman, hal itu terjadi karena dipengaruhi oleh daya beli atau konsumsi masyarakat yang menurun, dan nantinya akan menyebabkan cash flow pada suatu perusahaan terhambat, sehingga berdampak pada tenaga kerja.

Resesi akan menjadi “hantu” bagi tenaga kerja, karena PHK (besar-besaran)—pengangguran meningkat.

Ada beberapa langkah yang menurut Salman mesti dipersiapkan untuk menghadapi resesi global. Di antaranya mempersiapkan dana darurat, membatasi pengeluaran, mempersiapkan pekerjaan sampingan dan memperluas koneksi.

Kepada pemerintah, Salman mengusulkan agar membuat paket kebijakan nyata. Misal membuat kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) yang tadinya dikenakan 11 persen menjadi 8 persen.

Selain itu, memberikan tambahan alokasi dana perlindungan sosial, memberikan subsidi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah, dan harus ada subsidi upah bagi pekerja sektor informal.

“Sebab pemerintah pada saat ini hanya bisa menyampaikan terkait akan terjadinya resesi global tetapi langkah-langkah antisipatif belum diambil oleh pemerintah pada saat ini,” katanya.

Dalam persepsi dia, isu resesi global 2023 berhembus semakin kencang belakangan ini tentu ini akan membuat inflasi semakin tinggi. Dan inflasi tinggi, ditambah produk domestik bruto (PDB) melambat—maka perlahan-lahan kondisi ekonomi akan memburuk atau mati secara pelan.

Menurut dia, bisa jadi resesi global kali ini akan jauh lebih buruk daripada tahun 2007/2008.

Resesi Global tahun 2023 mulai menjadi hangat di dalam perbincangan nasional. Sepekan lalu, orang Jokowi mengingatkan soal dunia saat ini yang sedang berada di dalam situasi yang tidak baik-baik saja.

Tahun 2023, sebentar lagi dan kemungkinan ancaman Krisis ekonomi akan melanda di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani berkomentar mengenai ancaman resesi global 2023, saat rapat paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (29/9/2022) lalu menyebut negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) bahkan berpotensi mengalami resesi pada 2023 mendatang.

(Verry/parade.id)

Exit mobile version