Site icon Parade.id

Sekjend KASBI Hadir di Kongres WFTU ke-18 di Roma, Singgung Omnibus Law

Foto: Sekjend KASBI, Sunarno ketika berpidato di Kongres WFTU ke-18 di Roma, Italia

Roma (PARADE.ID)- Sekjend Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Pekerja Indonesia (Konfederasi KASBI), Sunarno berpidato di Kongres World Federation of Trade Unions (WFTU) ke-18, Roma, Italia, yang diselenggarakan pada tanggal 6-8 Mei 2022. Dalam pidatonya di Federasi Serikat Pekerja Dunia itu, Sunar membeberkan kondisi buruh atau pekerja di Indonesia saat ini, khusus soal munculnya Omibus Law UU Cipta Kerja.

Sunar mengatakan, akibat munculnya Omnibus Law UU Cipta Kerja, pekerja di Indonesia harus hidup di bawah kebijakan tenaga kerja murah dan tanpa jaminan kerja. Omnibus Law ini kata dia juga menyerang kehidupan petani dan masyarakat adat dengan memperluas peluang investasi untuk merebut tanah mereka.

Pun dampak terhadap pelajar dan kaum muda atas kehadiran Omnibus Law ini, kata dia, dirancang untuk menjadi tenaga kerja murah yang mendukung investasi. Bersamaan dengan kebijakan tersebut, rezim Jokowi bersama aparatnya kata dia juga telah menyerang ruang demokrasi di Indonesia.

“Ada sejumlah buruh, tani, dan aktivis yang dikriminalisasi dan dipenjara karena perjuangan mereka mempertahankan haknya. Penindasan dan intimidasi terhadap masyarakat untuk memperjuangkan haknya telah terjadi hampir dalam skala nasional,” bebernya, dalam keterangan pers yang diterima parade.id, Ahad (8/5/2022).

Foto: Sekjend KASBI, Sunarno

Dalam beberapa tahun terakhir seperti yang juga terjadi di banyak negara, Konfederasi KASBI kata dia bersama dengan organisasi dari sektor lain, seperti petani, masyarakat adat, organisasi mahasiswa dan wanita, bekerja sama dalam aliansi untuk melawan kebijakan yang berpihak pada kepentingan modal.

“Perjuangan masih berlanjut hingga hari ini dan kami percaya bahwa gerakan akan menjadi lebih masif dan lebih kuat. Kami juga percaya bahwa solidaritas internasional diperlukan selama krisis ini untuk membela kepentingan pekerja dan mayoritas orang di seluruh dunia,” ia bersikap positif.

Salah satu tantangan besar kita, lanjut dia, seperti yang telah dibahas dari waktu ke waktu adalah mengorganisir dan menarik orang-orang muda untuk bergabung dengan serikat pekerja atau gerakan progresif. Pengalaman KASBI mengajarkan bahwa media sosial (misalnya, red.) memainkan peran penting untuk memperluas kampanye dan propagandanya, terutama untuk kaum muda.

“Meskipun banyak kendala yang kita hadapi selama krisis dan pandemi ini, kami percaya bahwa kami akan selalu maju dan berjuang bersama melawan kapitalisme dan imperialisme. Kami bergerak dan berjuang bersama sebagai gerakan militan dan terorganisir di bawah bendera WFTU.
Kami akan melanjutkan perjuangan kami seperti kutipan dari puisi Wiji Thukul, ‘Untuk penindas saya tidak pernah membungkuk, saya selalu berdiri!’” tegasnya.

Sebagai penutup pidatonya, ia memberikan lukisan Marsinah kepada WFTU. Marsinah adalah pahlawan wanita pekerja Indonesia terkenal yang dibunuh oleh rezim Suharto pada 8 Mei 1993 karena perjuangannya membela hak-hak pekerja.

Foto: Sekjend KSBI menyerahkan lukisan Marsinah kepada WFTU

“Di Indonesia kami selalu mendedikasikan 8 Mei sebagai Hari Marsinah. Hingga saat ini Marsinah telah menjadi inspirasi bagi para pekerja dan banyak orang di Indonesia,” akunya.

(Rob/PARADE.ID)

Exit mobile version