Site icon Parade.id

Selain Permintaan Maaf, Pengamat Apresiasi Komunikasi Luhut: Tidak Lagi Arogansi

Foto: pengamat politik, Hendri Satrio, dok. detik.com

Jakarta (PARADE.ID)- Pengamat politik, Hendri Satrio mengapresiasi permintaan maaf Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan atas penanganan Covid-19 belakangan ini.

“Pengumuman Pak Luhut tentang kelanjutan PPKM Darurat diumumkan 2-3 hari lagi seperti mengkonfirmasi bahwa saat ini Pemerintah sulit berkoordinasi, ada ketidaksiapan data dan sains dalam urusan Covid. Tapi saya apresiasi maaf Pak Luhut. Semoga segera ditemukan way out,” katanya, Ahad (18/7/2021).

Selain mengapresiasi hal di atas, Hendri juga mengapresiasi gaya komunikasi gaya Luhut yang dilihatnya ada perubahan. Dan menurutnya, perubahan gaya itu buah dari kritisi publik yang belakangan menyuarakan.

“Ada satu lagi yang perlu diapresiasi dari Pak Luhut selain maafnya, ituloh gaya komunikasinya sudah berubah kalem, tidak lagi komunikasi arogansi,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.

Sebelum itu, Hendri sempat mengkritisi gaya komunikasi Luhut yang terkesan tidak sejuk dan sangat berkuasa, juga dianggapnya show off. Hendri pun “menawarka” sharing agar hal itu tidak tercipta.

“Jadi bukan komunikasi arogansi. Gak kok, nanti abis sharing saya gak usah disiapin kursi komisaris, beneran deh,” katanya, beberapa waktu lalu.

Terkait permintaan maaf Luhut, dalam konferensi pers virtual, kemarin, bahwa ia menyatakan penerapan PPKM Darurat diakuinya belum efektif dan optimal menekan mobilitas masyarakat serta laju penularan corona.

Sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali dari lubuk hati yang paling dalam, ia meminta maaf ke seluruh rakyat Indonesia jika dalam penanganan Jawa-Bali ini masih belum optimal.

Meski demikian, Luhut menegaskan pihaknya dan semua menteri akan bekerja keras untuk menekan penularan corona varian Delta.

“Saya bersama jajaran kepala menteri terkait akan terus bekerja keras untuk pastikan penyebaran varian Delta ini bisa diturunkan,” ucapnya.

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version