Jakarta (PARADE.ID)- Partai Buruh mengeluarkan sikap atas apa yang tengah terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pertama, mengecam pengerahan kekuatan kepolisian secara berlebihan ke wilayah Desa Wadas.
Kedua, mengecam tindak pemaksaan dan penangkapan terhadap warga Desa Wadas.
Partai Buruh pun meminta agar segera dibebaskan 40 warga yang ditangkap oleh pihak aparat keamanan.
Keempat, Partai Buruh mendukung kinerja LBH Yogyakarta dalam mendampingi dan memberikan perlindungan hukum kepada warga Desa Wadas. Mendukung perjuangan warga Desa Wadas untuk mempertahankan hak atas ruang hidup dan kelestarian lingkungan.
Keenam, menuntut Kapolda Jawa Tengah menarik seluruh pasukannya dari wilayah Desa Wadas dan tidak lagi melakukan pendekatan yang sama dalam menangani masalah ini.
Terakhir, Partai Buruh menuntut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengambil sikap yang adil dan humanis dalam menyelesaikan masalah Desa Wadas dengan menitikberatkan aspirasi warga Desa Wadas.
Sikap di atas, menurut Partai Buruh karena setiap rakyat Indonesia berhak atas ruang hidup dan kedamaian. Negara, kata Partai Buruh, atas dalih apa pun tidak diizinkan merenggut ruang hidup dan kedamaian warganya, termaksud dalih Proyek Strategis Nasional.
“Negara harus meletakkan keseimbangan yang jelas antara kemajuan pembangunan dan tugas mengayomi seluruh rakyat Indonesia,” tertulis demikian di siaran pers Partai Buruh, kemarin.
Peristiwa di Desa Wadas menurut Partai yang dipimpin oleh Said Iqbal ini adalah gambaran yang memprihatinkan bagaimana negara melakukan pendekatan yang cenderung koersif dan intimidatif kepada warga negaranya sendiri.
“Atas dalih pembangunan infrastruktur dan beragam proyek skala besar, bukan sekali dua kali, rakyat harus dihadap-hadapkan dengan kondisi yang sulit. Peristiwa semacam itu telah terjadi di Kendeng, Kulon Progo dan lain wilayah. Tempat hidup rakyat terancam dan di waktu yang sama aspirasinya diabaikan.”
Peristiwa di Desa Wadas juga menggambarkan aspirasi kaum tani atas pelestarian lingkungan dan keberlanjutan mata pencaharian mereka sebagai petani. Dalih pembangunan Bendungan Bener dan penambagan batuan andesit tentu merupakan proyek yang beralasan tetapi akan menjadi tidak benar bila pembangunan itu menafikkan aspirasi warga Desa Wadas.
“Diperlukan pendekatan yang dialogis, humanis, berorientasi lingkungan, dan mengedepankan aspirasi rakyat setempat. Pembangunan pada akhirnya menjadi kata sakti untuk tidak mengindahkan apa yang menjadi pikiran rakyat.”
Atas dasar yang seperti itulah Partai Buruh meletakkan posisinya atas masalah yang dihadapi kaum tani dimanapun berada. Kaum tani yang terancam kelangsungan mata pencaharian dan ruang hidupnya.
(Verry/PARADE.ID)