Site icon Parade.id

Soenarko: Rakyat Harus Bersatu Melawan “Kekuatan Busuk” yang Lindungi Pemalsuan Ijazah

Foto: Mayjen TNI (Purn) Soenarko/tangkapan layar

Jakarta (parade.id)- Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayor Jenderal (Purn.) Soenarko menyatakan dukungan penuhnya terhadap tim advokasi anti-kriminalisasi yang sedang menuntut kebenaran terkait dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Soenarko secara pribadi dan mewakili teman-teman yang “sehati” dengannya, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan tidak masa bodoh dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai “kekuatan besar” yang melindungi kebohongan ini.

“Kami penggembira mendukung penuh semua upaya kerja tim penasihat hukum atau tim advokasi anti-kriminalisasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap anak bangsa yang sekarang sedang menuntut kebenaran,” ujar Soenarko, Senin (14/7/2025). Ia menegaskan, isu ini menyangkut kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masa depan anak cucu.

Soenarko meyakini bahwa pembuktian ijazah palsu ini sangat mudah dan bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari dua minggu jika ia diberikan kewenangan penuh. Namun, ia menyadari adanya kekuatan besar yang melindunginya.

“Ini benar, terbongkar satu ini mungkin ratusan atau ribuan individu ikut terbongkar dan terbongkar semua kasus kebusukan, kecurangan, kedoliman dari mulai 2014 sampai hari ini,” tegas Soenarko. Oleh karena itu, ia mengulang seruan Said Didu, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu melawan.

Ia secara gamblang menyatakan keyakinannya bahwa jika Jokowi menggunakan ijazah palsu untuk menduduki jabatan dari walikota, gubernur, hingga presiden, maka ijazah anak-anaknya pun pasti palsu.

Soenarko secara blak-blakan mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi penegakan hukum di Indonesia sejak 2014. “Perut saya itu mual, untung enggak sampai muntah,” katanya, mencontohkan kasus kematian ratusan petugas KPPS dan kasus KM 50 yang ia nilai sebagai “dagelan.”

“Kalau kita diam saja sekarang dengan kasus yang sekarang sedang diupayakan oleh tim penasihat hukum anti-kriminalisasi, ini akan terjadi lagi dagelan-dagelan yang lalu,” tegasnya.

Ia pun memberikan pesan keras kepada aparat TNI dan Polri. “Anda memang punya kode etik tunduk setia taat kepada atasan, kalau atasanmu itu jalan on the track sesuai konstitusi. Kalau tidak, Anda tidak punya kewajiban mengikuti perintah atasanmu, maka kau yang akan ikut masuk neraka,” pungkasnya. Soenarko menuding bahwa aparat penegak hukum, termasuk polisi, saat ini tidak jujur dan tidak adil karena “tergabung dalam konspirator melindungi kebusukan yang sudah sejak 2014 itu.”

Terakhir, Soenarko secara terbuka mengimbau Presiden Prabowo Subianto untuk bersikap jujur dan adil dalam menyikapi kasus-kasus yang sedang bergulir. Ia memperingatkan bahwa masalah ini, jika berlanjut, dapat menyebabkan perpecahan bangsa.

“Ke mana Bapak, Pak dengan kasus-kasus yang begitu? Ringan saja kok bikin gaduh bangsa ini. Tapi gaduh ini saat ini kalau berlanjut, bukan gaduh, Pak. Mungkin kita bisa pecah belah karena aparat yang Bapak kendalikan bertindak tidak jujur dan tidak adil,” katanya.

Soenarko menawarkan dukungan penuh jika Presiden Prabowo bersikap jujur dan adil. “Kalau ada yang mengganggu Bapak, kalau Bapak sudah jujur, adil, saya siap mati di depan Bapak dan banyak rakyat untuk melindungi Bapak Presiden. Jadi jangan takut,” tutupnya.***

Exit mobile version