Site icon Parade.id

Sudan, Perang Saudara Terburuk di Dunia Jika Tidak Dihentikan

Foto: dok. Reuters

Jakarta (parade.id)- Mantan perdana menteri Sudan Abdalla Hamdok telah memperingatkan bahwa konflik di negara Afrika yang bergolak itu dapat memburuk menjadi salah satu perang saudara terburuk di dunia jika tidak dihentikan lebih awal.

Lebih dari 500 orang tewas sejak pertempuran meletus pada 15 April antara pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan orang nomor dua Mohamed Hamdan Daglo, umumnya dikenal sebagai Hemedti, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF).

Mereka telah menyetujui banyak gencatan senjata tetapi tidak ada yang efektif karena jumlah kematian warga sipil terus meningkat dan kekacauan serta pelanggaran hukum mencengkeram ibu kota, Khartoum.

Banyak orang di kota berpenduduk lima juta jiwa itu terjebak di rumah mereka tanpa makanan, air, dan listrik.

“Tuhan melarang jika Sudan mencapai titik perang saudara yang tepat … Suriah, Yaman, Libya akan menjadi permainan kecil,” kata Hamdok dalam percakapan dengan taipan telekomunikasi kelahiran Sudan Mo Ibrahim di sebuah acara di Nairobi.

“Saya pikir itu akan menjadi mimpi buruk bagi dunia,” katanya, seraya menambahkan bahwa itu akan menimbulkan banyak konsekuensi, dikutip theguardian.com.

Konflik saat ini adalah “perang yang tidak masuk akal” antara dua pasukan, tambahnya. “Tidak ada seorang pun yang akan keluar dari kemenangan ini. Makanya harus dihentikan.”

Sekitar 75.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran di Khartoum serta di negara bagian Blue Nile dan Kordofan Utara, dan wilayah barat Darfur, menurut PBB.

(Irm/parade.id)

Exit mobile version