#HKTI Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/hkti/ Bersama Kita Satu Sat, 29 Apr 2023 05:40:21 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.2 https://parade.id/wp-content/uploads/2020/06/cropped-icon_parade-32x32.jpeg #HKTI Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/hkti/ 32 32 Refleksi HUT 50 HKTI: Petani adalah Kunci Kemakmuran Negeri https://parade.id/refleksi-hut-50-hkti-petani-adalah-kunci-kemakmuran-negeri/ https://parade.id/refleksi-hut-50-hkti-petani-adalah-kunci-kemakmuran-negeri/#respond Sat, 29 Apr 2023 05:40:21 +0000 https://parade.id/?p=24112 Oleh: Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Ketum DPN HKTI Pada 27 April 2023, HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) berulang tahun ke-50. Organisasi yang didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta ini merupakan hasil fusi dari empat belas organisasi tani yg ada di Indonesia pada saat itu. Dengan usia setengah abad, HKTI merupakan organisasi tani […]

Artikel Refleksi HUT 50 HKTI: Petani adalah Kunci Kemakmuran Negeri pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Oleh: Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc.

Ketum DPN HKTI

Pada 27 April 2023, HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) berulang tahun ke-50. Organisasi yang didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta ini merupakan hasil fusi dari empat belas organisasi tani yg ada di Indonesia pada saat itu.

Dengan usia setengah abad, HKTI merupakan organisasi tani tertua di tanah air, sekaligus organisasi tani tertua yang tercatat pernah ada.

Sejak awal pendiriannya, HKTI dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional.

Di usia pergerakannya yang persis setengah abad ini, HKTI ingin terus menunjukkan komitmennya untuk tidak pernah berhenti menyuarakan aspirasi petani Indonesia.

Sebab, meskipun petani sering dipuji sebagai tulang punggung perekonomian kita, namun nyatanya tingkat kesejahteraan petani kita masih sangat rendah.

Dalam sepuluh tahun terakhir, misalnya, baru pada tahun 2022 lalu Nilai Tukar Petani (NTP) bisa melampaui NTP tahun 2013.

Sebagai catatan, pada 2013 NTP ada di angka 104,92, sementara pada 2022 lalu NTP ada di angka 107,33.

Artinya, dalam rentang 10 tahun terakhir, kecuali pada 2022 silam, level kesejahteraan petani kita konsisten berada di bawah level tahun 2013. Ini tentu saja menjadi kenyataan memprihatinkan.

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, kita perlu mendorong para petani bisa menciptakan nilai tambah. Namun, sebelum itu dilakukan, kebutuhan sarana dan prasarana pertanian untuk para petani harus tercukupi terlebih dahulu.

Nilai tambah memang merupakan isu utama kesejahteraan petani. Dari sisi produksi, petani kita ke depan tak boleh hanya mengerjakan pertanian di level on farm saja, namun harus juga menguasai off farm.

Sementara, dari sisi sumber daya manusia, petani kita juga harus mampu mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur dalam bidang agribisnis.

Selama ini kita memang luput membangun para entrepreneur, karena pemerintah kita lebih suka menggantungkan motor pembangunan di tangan para konglomerat.

Padahal, kalau kita belajar dari pengalaman Korea Selatan, yang berhasil mentranformasi petaninya menjadi entrepreneur, para petani kita mungkin bisa semaju Korea Selatan.

Ya, sekira enam puluh tahun lalu, sebagaimana halnya Indonesia, mayoritas masyarakat Korea Selatan juga berprofesi sebagai petani (farmer).

Bedanya, para petani Korea kini sudah berhasil bertransformasi menjadi agripreneur, bahkan entrepreneur, sementara mayoritas masyarakat kita masih saja bertahan menjadi farmer.

Banyak orang mungkin sudah lupa, Samsung yang kini identik dengan teknologi tinggi, memulai usaha mereka dari sebuah pabrik penggilingan padi dan perdagangan sayuran. Sebagai bangsa kita telah alpa. Saat orang lain terus-menerus bertransformasi, kita justru berhenti ber-evolusi.

Persoalan inilah yang mestinya mendorong kita menerima gagasan pentingnya mentransformasikan petani kita menjadi seorang entrepreneur, atau tepatnya seorang agripreneur.

Jika kita berhasil mentranformasi petani menjadi pengusaha, maka kita tinggal selangkah lagi bisa menciptakan Samsung versi Indonesia, Hyundai versi Indonesia, atau LG versi Indonesia.

Entrepreneur adalah pencipta kekayaan melalui inovasi. Posisi entrepreneur jauh lebih strategis ketimbang pemilikan kekayaan alam. Sudah terbukti, bangsa yg minim kekayaan alam, namun memiliki jumlah entrepreneur yg besar, bisa tumbuh menjadi negara industri maju.

Bayangkan jika kita bisa mengawinkan kekayaan alam melimpah dengan jumlah entrepreneur yang besar.

Pentingnya transformasi petani menjadi entrepreneur ini memang mendesak dilakukan.

Pertanian pada masa yg akan datang akan mengalami berbagai tekanan berat, selain tekanan demografi, pertanian juga kian mendapat tekanan dari perubahan iklim, perubahan pola pengusahaan dan budidaya, konversi lahan dan masalah-masalah sejenisnya.

Itu sebabnya pembangunan ekonomi kita ke depan harus lebih memperhatikan manusia petani dan tranformasi petani menjadi entrepreneur. Meminjam pepatah Polandia, ”jika petani miskin, maka seluruh negeri juga akan jatuh miskin”.

Jika Indonesia tak ingin menjadi bangsa paria, maka yang pertama-tama harus ditolong adalah para petani kita. Petani adalah kunci kemakmuran negeri! Dirgahayu HKTI!

28 April 2023

Artikel Refleksi HUT 50 HKTI: Petani adalah Kunci Kemakmuran Negeri pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/refleksi-hut-50-hkti-petani-adalah-kunci-kemakmuran-negeri/feed/ 0
Hari Tani Nasional, HKTI SBT Gelar Gerakan Tanam Produktif https://parade.id/hari-tani-nasional-hkti-sbt-gelar-gerakan-tanam-produktif/ https://parade.id/hari-tani-nasional-hkti-sbt-gelar-gerakan-tanam-produktif/#respond Mon, 26 Sep 2022 04:44:28 +0000 https://parade.id/?p=21514 Jakarta (parade.id)- Memperingati Hari Tani Nasional baru-baru ini, Dewan Pimpinan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melakukan gerakan penanaman tanaman produktif di areal perkantoran lingkup Pemerintah Daerah, Sabtu. “Momentum Hari Tani Nasional ini sebagai bentuk apresiasi kepada petani yang telah menjaga ketahanan pangan,” kata Ketua HKTI Kab. SBT, Talimuddin Rumaratu kepada […]

Artikel Hari Tani Nasional, HKTI SBT Gelar Gerakan Tanam Produktif pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (parade.id)- Memperingati Hari Tani Nasional baru-baru ini, Dewan Pimpinan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melakukan gerakan penanaman tanaman produktif di areal perkantoran lingkup Pemerintah Daerah, Sabtu.

“Momentum Hari Tani Nasional ini sebagai bentuk apresiasi kepada petani yang telah menjaga ketahanan pangan,” kata Ketua HKTI Kab. SBT, Talimuddin Rumaratu kepada media.

Penanaman itu diharapkan olehnya ada nilai tambah yang bisa dirasakan oleh masyarakat—dengan memanfaatkan lahan pekarang agar terlihat hijau dan bersih.

“Semoga ini memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat, selain bisa dinikmati buahnya juga dapat menciptakan kota Bula yang hijau serta bentuk Kalesang lingkungan oleh pengurus HKTI,” harapnya.

Ke depan, kata dia, di bulan Oktober akan direncanakan menjalankan program menanam cabe dan bawang. Hal ini kata dia sesuai dengan pesan Ketum DPN HKTI Moeldoko.

“Sesuai dengan pesan Ketua Umum DPN HKTI Bpk. Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko agar seluruh tingkatan kepungurusan di DPD dan DPC untuk melakukan langkah menekan inflasi dengan menanam cane dan bawang,” akunya.

Talimuddin mengatakan kepada media bahwa sejak kepengurusanya terbentuk sejak 3 bulan lalu, sudah dua program yang telah dijalankan, yaitu penyediaan bibit tanaman kepada petani dan penanaman tanaman produktif ini merupakan program kedua yang telah dijalankan. Sejak dibentuk, kata dia, sudah dua kali menjalankan kegitan.

“Awalnya kami serahkan 24.000 tanaman produktif kepada masyarakat dan kali ini kami coba menanam langsung di areal perkantoran, dan ini sebagai bentuk apresiasi kita kepada petani lewat Hari Tani Nasional kali ini,” jelasnya.

(Juf/parade.id)

Artikel Hari Tani Nasional, HKTI SBT Gelar Gerakan Tanam Produktif pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/hari-tani-nasional-hkti-sbt-gelar-gerakan-tanam-produktif/feed/ 0
Ketum HKTI Sebut Sektor Perunggasan Sekarat, Pemerintah Diminta Turun Tangan https://parade.id/ketum-hkti-sebut-sektor-perunggasan-sekarat-pemerintah-diminta-turun-tangan/ https://parade.id/ketum-hkti-sebut-sektor-perunggasan-sekarat-pemerintah-diminta-turun-tangan/#respond Mon, 13 Sep 2021 09:41:44 +0000 https://parade.id/?p=14930 Jakarta (PARADE.ID)- Ketum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon menyebut bahwa sektor perunggasan sedang sekarat. Pemerintah, kata dia, harus segera turun tangan. “Sektor perunggasan nasional, pedaging (broiler) dan petelur (layer), kondisinya sangat memprihatinkan. Harga pakan naik pada saat bersamaan harga jual daging dan telur turun. @hkti,” katanya, Senin (13/9/2021). Dalam pantauan HKTI, jelasnya, harga […]

Artikel Ketum HKTI Sebut Sektor Perunggasan Sekarat, Pemerintah Diminta Turun Tangan pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (PARADE.ID)- Ketum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon menyebut bahwa sektor perunggasan sedang sekarat. Pemerintah, kata dia, harus segera turun tangan.

“Sektor perunggasan nasional, pedaging (broiler) dan petelur (layer), kondisinya sangat memprihatinkan. Harga pakan naik pada saat bersamaan harga jual daging dan telur turun. @hkti,” katanya, Senin (13/9/2021).

Dalam pantauan HKTI, jelasnya, harga jagung yang merupakan komponen terbesar dari pakan ayam sudah mencapai Rp6.000-6.200 per kilogram. Padahal harga acuan konsumen untuk Jagung dengan kadar air 15 persen harganya Rp4.500.

Ia pun menyebut bahwa sektor perunggasan ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, bahkan sekarat. Setiap hari para peternak merugi. Harga pakan jagung dan pakan jadi tiap hari naik harganya, sementara harga daging ayam dan telur ayam justru turun. Untuk telur bahkan bukan turun lagi tapi nyungsep.

“Harga jagung sudah naik Rp1.500-Rp. 1.700 per kg dari harga acuan Permendag No. 7 Tahun 2020. Barangnya juga langka. @kemendagri @kementan,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.

Pemerintah khususnya, Kemeterian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, dan Perum BULOG menurut dia harusnya bisa stabilkan harga dan jamin ketersediaan jagung untuk peternak. Kalau tak bisa dipenuhi oleh produksi nasional dan karena darurat, dimaklumi buka kran impor jagung terbatas.

“HKTI juga memantau bahwa kenaikan harga jagung tak dinikmati oleh petani jagung secara maksimal. Yang dapat untung adalah pedagang dan perusahaan pakan ternak.”

“Permendag No. 7 tahun 2020 sudah dengan jelas mengatur harga acuan pembelian jagung, ditingkat petani Rp. 3.150 dan harga acuan penjualan di konsumen Rp. 4.500.”

Jika ada anomali harga, lanjut dia, mestinya Permendag mengamanatkan dilakukan penyelamatan dan stabilisasi via Bulog atau perusahaan umum yang ditunjuk pemerintah. Tapi sampai sekarang ia mengaku melihat tidak ada upaya serius dari pemerintah untuk stabilkan harga sesuai perintah Permendag.

“Tingginya harga dan langkanya ketersediaan Jagung, dalam kalkulasi HKTI, telah membuat harga pokok produksi (HPP) untuk 1 kg telur dan daging ayam menjadi naik signifikan. Malangnya, harga jual (terutama telur) malah turun parah.”

Harga di kandang untuk 1 kg telur saat ini, misalnya, berkisar Rp14.000-Rp15.000. HPP telur untuk harga jagung normal (Rp4.500,- red.) saja sudah Rp19.000, peternak sudah rugi Rp5.000 untuk setiap 1 kg telur.

Apalagi kalau pakai harga jagung sekarang, ruginya jadi Rp. 6.500 per kg telur. Peternak rugi besar.

“Harga acuan untuk 1 kg telur, berdasarkan Permendag No. 7 tahun 2020, untuk harga di kandang adalah Rp. 19.000-Rp. 21.000, tentunya dgn patokan harga jagung Rp. 4.500. Seharusnya, harga acuan telur dengan naiknya harga jagung adalah Rp. 20.500-Rp. 21.000 per kg.”

“Ini jangankan pada harga Rp. 21.000, bisa bertahan dengan harga Rp. 19.000 saja sudah keajaiban karena sekarang harga telur di kandang malah turun parah di Rp. 15.000. Dan seperti soal pakan dan jagung, dalam soal turun parahnya harga telur, pemerintah diam seribu bahasa.”

Kondisi turun parahnya harga telur ini, kata politisi Gerindra ini semakin diperparah dengam kebijakan Kementerian Pertanian yang meminta agar melakukan cutting telur tetas dan afkir dini saat tejadi oversupply daging ayam. Disinyalir cutting telur tetas ini bisa berpotensi merembes ke pasar yg menekan telur konsumsi.

“Anehnya, resep cutting telur tetas dan afkir dini ini selalu dipakai Kementan, padahal tidak efektif dan berpotensi merusak pasar telur. Sepertinya Kementan tidak ada resep lain, walau terbukti kurang ampuh.”

Dalam pandangan HKTI, kondisi perunggasan nasional sedang tidak baik-baik saja, harus ditolong. Pemerintah harus jamin ketersediaan dan stabilitas harga jagung untuk pakan unggas. Pemerintah juga harus jamin harga telur di tingkat peternak.

Kalau tidak segera dilakukan maka menurut dia ini akan jadi kiamat buat dunia perunggasan nasional yg sudah swasembada puluhan tahun. Alas hukum untuk menolong para peternak sudah tersedia, Permendag No. 7 Tahun 2020, tinggal dilaksanakan.

“HKTI @hkti mendesak pemerintah untuk segera menyediakan jagung dengan harga Rp. 4.500, sesuai harga acuan pemerintah. Juga jamin harga telur ayam sesuai harga acuan. Ini urgent dilakukan Pemerintah.”

Selanjutnya, HKTI juga mendesak agar Pemerintah menyerap kelebihan pasok telur melalu bansos yang diberikan kepada masyarakat. Penyerapan melalui bansos minimal dilakukan sampai pasar telur kembali normal.

“Usulan lain HKTI @hkti, cutting tidak dilakukan pada telur tetas tetapi pada indukan ayam broiler, sehingga meminimalisir rembesan telur tetas ke pasar. @Kemendagri_RI @kementan.”

(Sur/PARADE.ID)

Artikel Ketum HKTI Sebut Sektor Perunggasan Sekarat, Pemerintah Diminta Turun Tangan pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/ketum-hkti-sebut-sektor-perunggasan-sekarat-pemerintah-diminta-turun-tangan/feed/ 0