#Megawati Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/megawati/ Bersama Kita Satu Sat, 24 Jun 2023 23:43:42 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.2 https://parade.id/wp-content/uploads/2020/06/cropped-icon_parade-32x32.jpeg #Megawati Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/megawati/ 32 32 Bulan Juni adalah Bulan yang Sangat Menentukan Kehidupan Bangsa dan Negara https://parade.id/bulan-juni-adalah-bulan-yang-sangat-menentukan-kehidupan-bangsa-dan-negara/ https://parade.id/bulan-juni-adalah-bulan-yang-sangat-menentukan-kehidupan-bangsa-dan-negara/#respond Sat, 24 Jun 2023 23:39:57 +0000 https://parade.id/?p=24525 Jakarta (parade.id)- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa bulan Juni ini adalah bulan yang sangat menentukan, bukan saja bagi kehidupan partai tetapi juga merupakan sebuah kehidupan bagi jalannya bangsa dan Negara kita. “Supaya kalian selalu ingat kepada sejarah, yaitu ingatlah Jasmerah,” katanya di awal pidato di Puncak Peringatan Bulan Bung Karno, Sabtu (24/6/2023), […]

Artikel Bulan Juni adalah Bulan yang Sangat Menentukan Kehidupan Bangsa dan Negara pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (parade.id)- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa bulan Juni ini adalah bulan yang sangat menentukan, bukan saja bagi kehidupan partai tetapi juga merupakan sebuah kehidupan bagi jalannya bangsa dan Negara kita.

“Supaya kalian selalu ingat kepada sejarah, yaitu ingatlah Jasmerah,” katanya di awal pidato di Puncak Peringatan Bulan Bung Karno, Sabtu (24/6/2023), di GBK, Jakarta.

Hari ini kata Mega adalah kembali puncak peringatan bulan Bung Karno. Beliau (Bung Karno), katanya, benar-benar pejuang sejati yang berjuang tanpa pamrih.

“Bagi Bung Karno dedication of life itu bukanlah hanya slogan tetapi dijalankan dengan seluruh jiwa dan raganya dalam perjuangan yang begitu panjang, sampai Bung Karno diakui dunia sebagai seorang sosok pembebas dengan konsepsi ideologinya yang berangkat dari falsafah, petani yang disebut namanya Pak Marhaen,” katanya.

Namun demikian, Mega tampak menyangkan orang yang mengatakan Marhaen itu komunis.

“Sering kali orang memelesetkan, katanya kalau Marhaen itu adalah komunis. Padahal saya sebut Bapak Marhaen,” katanya.

Dia (Marhaen) itu kata Mega sebenarnya seorang petani. Dimana ketika Bung Karno sedang kuliah di Bandung, bertemu dengan Marhaen.

“Beliau (Bung Karno) bertanya begini, ‘Bapak seorang petani (bahasa Sunda)?’” kata Mega.

Lalu dijawab Marhaen, “Iya.”

Kemudian Bung Karno melanjutkan pertanyaannya, “Tanah ini punya siapa?”

Marhaen menjawab bahwa tanah itu punya dia dengan bahasa Sunda.

Bung Karno kata Mega bertanya lagi, “Kalau tanaman padi ini punya siapa?”

Dijawab Marhaen, “Punya abdi.”

“Alat-alat ini, cangkul dan lain sebagainya punya siapa?” Bung Karno masih bertanya.

“Punya abdi,” jawab Marhaen..

“Kalau sudah dipanen, dijual, uangnya untuk siapa?” tanya Bung Karno lagi.

Untuk Abdi,” jawab Marhaen.

Setelah berpikir, merenung, yang dinamakan kontemplaasi panjang maka kata Mega, Bung Karno merasa bahwa perjuangan ini harus seperti yang dimiliki oleh Marhaen.

“Dia merasa bahagia, karena semuanya sudah punya tetapi yang tidak dipunyai oleh Pak Marhaen itu adalah hidup sederhana dan sekadarnya saja,” kata Mega.

“Oleh sebab itu, Bung Karno dalam pikirannya—pasti ada yang bertanya, kok ibu tahu?  Lah, kan, saya putrinya. Jadi, saya sudah pernah, loh, kalau ada yang ndak percaya, itu ada makamnya. Saya lupa di mana tetapi di daerah Bandung,” sambungnya.

Jadi, kata Megawati, jangan dikatakan kalau ia bilang Marhaen, itu lalu komunis.

“Jadi, akhirnya di dalam mengekstraksi cara berpikirnya maka Bung Karno melahirkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945,” katanya.

(Rob/parade.id)

Artikel Bulan Juni adalah Bulan yang Sangat Menentukan Kehidupan Bangsa dan Negara pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/bulan-juni-adalah-bulan-yang-sangat-menentukan-kehidupan-bangsa-dan-negara/feed/ 0
SBY Bermimpi Jokowi Datang ke Rumahnya, Menjemput Megawati dan Bersama-sama ke Jateng https://parade.id/sby-bermimpi-jokowi-datang-ke-rumahnya-menjemput-megawati-dan-bersama-sama-ke-jateng/ https://parade.id/sby-bermimpi-jokowi-datang-ke-rumahnya-menjemput-megawati-dan-bersama-sama-ke-jateng/#respond Mon, 19 Jun 2023 10:35:52 +0000 https://parade.id/?p=24511 Jakarta (parade.id)- Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi, di suatu hari Jokowi datang ke rumahnya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Megawati di kediamannya. “Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. […]

Artikel SBY Bermimpi Jokowi Datang ke Rumahnya, Menjemput Megawati dan Bersama-sama ke Jateng pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (parade.id)- Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi, di suatu hari Jokowi datang ke rumahnya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Megawati di kediamannya.

“Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” cuitan SBY, Senin (19/6/2023), di akun Twitter-nya.

Setelah itu, lanjutan mimpi SBY, ketiganya naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan.

“Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan.”

Sesampainya di Solo, Jokowi dan dirinya turun dari kereta. Jokowi kembali ke kediamannya, ia terus ke Pacitan dengan bus.

“Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno.”

(Rob/parade.id)

Artikel SBY Bermimpi Jokowi Datang ke Rumahnya, Menjemput Megawati dan Bersama-sama ke Jateng pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/sby-bermimpi-jokowi-datang-ke-rumahnya-menjemput-megawati-dan-bersama-sama-ke-jateng/feed/ 0
Purnapaskibraka sebagai Duta Pancasila, Megawati Beri Arahan, Ini Isinya https://parade.id/purnapaskibraka-sebagai-duta-pancasila-megawati-beri-arahan-ini-isinya/ https://parade.id/purnapaskibraka-sebagai-duta-pancasila-megawati-beri-arahan-ini-isinya/#respond Thu, 19 Aug 2021 07:34:38 +0000 https://parade.id/?p=14510 Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Presiden RI yang sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri memberikan arahan kepada Purnapaskibraka, sebagai Duta Pancasila. Hadir dalam kegiatan tersebut Presiden Jokowi, Menpora Zainudin Amali, Setkab Pramono Anung, dan Kepala BPIP Yudian Wahyudi Berikut isi pidato (arahan) Megawati, kemarin, diikuti melalui kanal YouTuber Sekretariat Presiden: Saya merasa […]

Artikel Purnapaskibraka sebagai Duta Pancasila, Megawati Beri Arahan, Ini Isinya pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Presiden RI yang sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri memberikan arahan kepada Purnapaskibraka, sebagai Duta Pancasila. Hadir dalam kegiatan tersebut Presiden Jokowi, Menpora Zainudin Amali, Setkab Pramono Anung, dan Kepala BPIP Yudian Wahyudi

Berikut isi pidato (arahan) Megawati, kemarin, diikuti melalui kanal YouTuber Sekretariat Presiden:

Saya merasa terhormat, karena diudang Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo untuk hadir di acara BPIP yang akan mengumkan, yang disebut Purnapaskibraka karena telah selesai menjalankan tugasnya, tetapi akan diaktifkan sebagai duta Pancasila. Tentunya juga kepada Ketua BPIP, di sini juga ada Menpora dan Setkab.

Jadi, ketika BPIP itu didirikan, saya sebagai Ketua Dewan Pengarah, BPIP langsung berpikir, karena saya setiap 17 Agustus dari dulu sampai kemarin pun diundang untuk penaikan maupun penurunan bendera yang sekarang sudah bukan yang asli.

Saya pun sebenarnya purna juga karena saya pernah menjadi seperti kalian, pembawa bendera pusaka. Kalau saya waktu itu alhamdulillah masih asli. Saya yang membawa.

Nah, saya berpikir, sebetulnya berapa banyak anak muda Indonesia yang direkrut menjadi calon anggota Paskribaka dari tingkat nasional sampai tingkat kabupaten/kota, karena saya sering melihat tayangan-tayangan, baik saya mengikuti yang nasional, selalu melihat dari televisi yang provinsi, kabupaten/kota maka saya mencari informasi bahwa menurut catatan yang ada, setiap tahun, Bapak Presiden, kurang lebih 25.000 calon.

Jadi, saya melihat ini tidak bisa lagi untuk tidak diaktifkan. Kalian, sebagai pemuda pemudi bangsa Indonesia harusnya, dulu waktu saya masih kecil, dulu ibu tinggal di sini, dulu ibu pernah naik pohon ini, itu nostalgianya. Tetapi pada waktu itu, orang tua ibu, selalu menggembleng, yang selalu ditanyakan ‘Kamu itu sudah tahu belum warga apa?’ Saya sudah pintar, warga Negara Indonesia. ‘Bagus. Supaya tahu’.

Ayah saya Presiden pertama republik Indonesia ini, Bung Karno. ‘Lalu, dengan demikian kamu mau menjadi apa?’ Saya mau menjadi orang yang pintar untuk membantu mendirikan republik ini. Ayah saya tersenyum.

Nah, bayangkan. Saya tidak tahu sebelum ada BPIP, setelah kalian seperti sekarang, purna, telah melakukan tugas, mengerek bendera kemarin, 17 Agustus, apakah setelah itu kocar-kacir?

Nah, ternyata, saya tanya kiri kanan, akhirnya saya diberikan keterangan, saya tidak tahu dari bapak, ada yang namanya PPII. Purnapaskibraka, yang sudah purna. Jadi saya mencoba menghubungi mereka.

Menanyakan apa saya yang kalian lakukan setelah tidak lagi membawa bendera merah putih kita. Jadi, saya mendengar maka saya menjadi prihatin, karena bagi saya alangkah sayangnya.

Alasan Menjadikan Purnapaskibraka Duta Pancasila

Padahal kalau dipikir, kalian akan menjadi kader-kader bangsa utama yang tahu benar arti Pancasila, yang harus menjadi tameng dari Pancasila itu tidak hanya digembar-gemborkan, tapi dilakukan, dilaksanakan. Itulah mengapa kami dari BPIP membangun untuk Purnapaskribaka ini menjadi duta Pancasila.

Saya berkata pada Pak Ketua, ‘Jangan sembarangan, loh. Harus lewat testing yang ketat’. Mengertikah pemuda pemudi kita ini arti Pancasila? Bagaimana melaksanakannya? Mengertikah mereka kalau ideologi Pancasila itu digoyang, apa yang harus kalian perbuat.

Kemarin waktu hari pekan Bung Hatta, saya mengatakan dulu orang itu rasanya sama rasa sama rata, karena semuanya dipanggil bung. Bung Karno, bung Hatta, bung Sjahrir dsb. Rasanya kok dekat sekali. Sampai istilahnya yang di bawah, itu pun bung. Bung Karno dipanggil mereka bung. Tapi ada juga yang jeli, Bapak.

Ada yang bertanya pada saya, ‘Ibu kan perempuan, jadi kalau panggilannya untuk perempuan apa ya, bu?’ Wah, saya ndak bisa jawab itu. Masak perempuan dipanggil bung juga? Harus dicarikan kosakatanya. Sehingga dengan demikian Pancasila itu bukan orang.

Jadi kalau sekarang itu kebetulan, kita tutup pakai masker, dia itu harus ada di hati kita. Di dada kita.

Kalian sudah ditempa untuk membawa sebuah bendera. Bendera itu bukan sembarang bendera.

Saya tanya kenapa warnanya merah putih. Itu mengambil dari simbol kerajaan Majapahit, yang namanya Umbul-umbul gula kelapa. Dulu bukan begitu benderanya, dulu. Umbul-umbul kan lebih panjang. Itu sudah dipakai ketika kerajaan Majapahit. Gula kelapa itu dari gula aren, gula kelapa itu.

Kelapa itu putih. Jadi artiya merah putih adalah berani dan suci. Jadi bukan sembarangan. Yang menjahit pertama bendera pusaka dan mengapa disebut bendera pusaka adalah kebetulan ibu saya, ibu Fatmawati.

Saya nanya waktu itu, ‘Waktu menjahit itu ndak takut ya karena masih dalam penjajahan Jepang? Siapa yang tidak takut?’

Cerita bendera pusaka itu, Bapak Presiden, juga tidak ada bahwa pernah dipisah.

Jadi, waktu sebelum kemerdekaan, ibu saya, disuruh oleh bapak saya, ini bukan nostalgia, ini sejarah republik Indonesia, ibu saya disuruh menjahit, mencari warna merah itu ternyata sulit. Ibu saya bilang, ‘Kebetulan ada juga orang Jepang, pengusaha, saya masih ingat namanya, Bapak Simitsu’.

Dia itu simpatisan Indonesia. Dia itu yang mencarikan warna merah. Jadi dijahit oleh ibu saya. Itulah yang pertama dikibarkan di gedung Peganggsaan Timur, yang sekarang disebut gedung Proklamasi.

Saya sering bertanya pada anak muda, karena jangan kesan merdeka itu, ya sudahlah merdeka, tidak perlu lagi kita perjuangkan. Kebayang tidak waktu itu, ya? Untung Jepang pada waktu itu sudah mulai resah. Mereka sudah melihat, mereka akan kalah dengan sekutu. Dan itu sudaj diperhitungkan oleh Bung Karno.

Ketika ditanya oleh teman-temannya, ‘Kapan bung Indonesia itu bisa merdeka?’ Beliau bilang, ‘Kalau terjadi perang pasifik, di situlah mata rantai, penjajahan itu akan kita putuskan’. Itu luar biasa loh, adek-adek.

Cerita ini, coba bayangkan, kalian yang sudah berdiri begini, coba kalau masih Jepang dan Belanda apa masih bisa di sini? Never. Ndak akan. Berapa banyak pejuang kita yang telah mengorbankan dirinya.

Saya selalu mengatakan apa arti kemerdekaan itu. Kalian pergilah ke Taman Pahlawan. Kalau itu diberikan, tidak akan mungkin ada Taman makam Pahlawan. Ya, enak-enak saja dikasih. Sampai Presiden malam-malam harus upacara. Renungan suci di Kalibata.

Kenapa? Supaya kita mengerti hidup kita yang telah melewati alam kemerdekaan itu tidak ada garanty. Kalau kalian, pemuda pemudi yang lembek, yang sudah ‘mosok meski mikirin merdeka, udah aja merdeka’. Ndak bisa. Kalau suatu ketika Negara memanggil, apa jawabanmu? Beranikah kamu menjadi sukarelawan seperti dulu?

Dulu, saya sampai masih dengar sering pejuang datang ke sini. Kalau bertemu sama bung Karno saya ketawa. Kenapa? Bilangnya gitu, ‘Bung, merdeka atau mati?’ Saya sebagai anak-anak mungkin, SD begitu, saya pikir kok merdeka atau mati. Karena itu semangat. Semangat yang tidak luntur.

Bisakah kalian mengucapkan itu kalau Negara itu memanggil dalam bahaya? Kamu sebagai orang pasti akan disebut adalah kader-kader pancasilais. Ya, kalau ndak mau, mundur. Gampang.

Saya bilang kepada Pak Kepala, siapa ndak mau karena mungkin ini kan hanya sebuah pekerjaan kaderisasi politik. Kalau ndak mau ya ndak apa-apa. Monggo. Tapi mundur. Tidak ikut duta Pancasila. Siapa mau, daftar, karena akan digembleng.

Gemblengannya itu syaratnya, adalah turun ke bawah ketemu sama rakyat. Tanya penderitaannya. Saya juga dulu suruh siap, siap, hormat gitu, siap. Suruh manggil ‘ndan’. Opo ini? Rupanya komandan. Ya, karena saya juga pernah seperti kalian ini.

Nah, tapi sanggupnya jangan setengah hati. Mikir. Kalau ndak sanggup, sorry, saya ndak siap, mundur. Monggo. Jangan jadi duta Pancasila. Ini bukan kerja gampang. Saya sudah bicara dengan Pak Jokowi. Ini kebetulan ada Menpora.

Ndak bisa nasib bangsa ini hanya dibiarkan keleleran. Tidak ada perencenaan masa depan, termasuk pemuda pemudinya. Mereka itu adalah benteng Negara. Enggak lagi pakai mikir .

Ketika Bung Karno mengomandokan Dwikora, saya anak Presiden loh, kalau saya menolak boleh, loh. Dan saya ndak ngomong sama Bapak saya, loh. Saya masuk sukarelawan, loh. Baris berbaris, pegang senjata di lapangan banteng. Teman-teman sekolah saya daftar.

Kenapa, sih? Itu kecintaan kita pada Negara. Kalian harus menjadi duta Pancasila. Menjadi orang politik. Politik beneran. Bukan politikus. Orang yang hanya mejeng, saya bilang. Tapi benar-benar bela Negara. Ndak gampang, loh.

(Di sela-sela arahan) “Ini adek yang satu ini dari mana, ya? Saya dari kemarin, itu yang rambutnya keriting dari Papua kah atau dari mana, ya?”

Papua.

“Dari Papua, toh.”

Karena kalau sudah pakai ini (masker) saya suka ndak bisa lihat orang. Dari Papua.

Saya sudah pernah ke Papua, ke mana-mana, saya lihat Indonesia. Saya bilang ke Pak Presiden, ‘Bapak, kita taruhan, yuk? Bapak udah pernah belum ke Dobo? Beliau belum. Makanya saya mau tagih janji. Dobo iti kecil, di daerah kepulauan Maluku situ. Saya pernah ke Tobelo dan Jailolo. Ayo di mana? Itu karena apa? Kita sebagai pemimpin turun ke bawah.

Lihat nasib rakyat kita. Seperti sekarang beliau. Tadi saya mesti pidato juga. Saya bilang, sampai Pak Jokowi saya tangisi. Kenapa? Mikirin rakyat sampai badannya kurus. Dan saya tidak terima, Bapak, waktu tadi, biar saja mau dibully, saya tidak takut.

Saya bilang, saya dukung Pak Jokowi. Ya, memang iya. Mau dibully seribu kali, berapa pun saya, apa itu, itu semangat perjuangan. Api yang tak kunjung padam. Membela Negara.

Jadi kalian itu mesti kokoh, tegar, berani. Kalau ada orang yang mengatakan apa itu Pancasila? Ayo kita debat baik-baik. Cuma kamu udah pernah baca belum Pancasila?

Dulu banyak mahasiswa menantang seperti itu. Saya bilang mau. Tapi kamu baca dulu lahirnya Pancasila. Kalau sudah, boleh debat kita. Saya ndak mau debat pokrol bambu.

Nah, adek-adek mau ndak jadi duta Pancasila? Kalau ndak, segera bertemu Pak Yudian. ‘Pak sanggup deh, Pak. Kayaknya berat banget’.

Ndak mungkin ada yang mengatakan, kalau kita mengubah ideologi kita dengan ideologi lain, saya jawab pasti Negara kita ambruk. Ndak ada yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ndak ada yang namanya Bhineka Tunggal Ika. Bermacam-macam tapi satu jua.

Pandemi ini akan membuka hal-hal yang belum terbuka. Antara lain apa? Untung kita orang Indonesia. Kenapa? Gotong royong kita ini kuat sekali. Sangat kuat.

Saya lihat, orang tua yang tinggal di sebuah rumah yang lagi isoman, orang-orang di sekitarnya gantian memberikan makanan buat dia. Itu gotong royong.

Lalu mau dirobek-robek, mohon maaf ya, ibu biar udah tua begini, ibu lawan orang yang kayak begituan. Enak aja. Kamu hidup di mana? Kamu ikut berjuang? Pasti akan aku bilang begitu. Mana perjuanganmu untuk Indonesia raya ini? Mana?

Jelek-jelek saya, masih ada. Jangan asal ngecoak-ngecoek, bikin hoax. Jadi jangan takut dibully. Biarin aja.

Begitulah wejangan saya. Terima kasih banyak, Pak Jokowi, udah dikasih kesempatan.

Jadi biasanya, memang pidato saya kuat bisa sampai dua jam dsb, karena memberi semangat bagi anak-anak yang ingin mengdengarkan saya.

Demikianlah, adek-adek, anak-anakku tercinta. Terima kasih sekali lagi dari Bapak Presiden atas kesempatan ini. Kami minta doa restu supaya BPIP bisa terus menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diingini Bapak Presiden.

(Sur/PARADE.ID)

Artikel Purnapaskibraka sebagai Duta Pancasila, Megawati Beri Arahan, Ini Isinya pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/purnapaskibraka-sebagai-duta-pancasila-megawati-beri-arahan-ini-isinya/feed/ 0
Akankah Jokowi Pimpin PDIP Setelah Megawati? https://parade.id/akankah-jokowi-pimpin-pdip-setelah-megawati/ https://parade.id/akankah-jokowi-pimpin-pdip-setelah-megawati/#respond Thu, 15 Apr 2021 09:56:43 +0000 https://parade.id/?p=12008 Jakarta (PARADE.ID)- Hubungan Jokowi dan Megawati mengalami pasang surut. Boleh dibilang sangat dinamis. Keduanya punya kepentingan, yang kadang sama, tapi tak jarang berbeda dan bertolakbelakang. Keduanya sama-sama jadi orang terkuat di negeri ini. Jokowi kuat, karena seorang presiden dengan kekuasaan yang makin kuat akhir-akhir ini. Setidaknya secara politik. Megawati ketua partai terbesar. 19,33 persen suaranya. […]

Artikel Akankah Jokowi Pimpin PDIP Setelah Megawati? pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (PARADE.ID)- Hubungan Jokowi dan Megawati mengalami pasang surut. Boleh dibilang sangat dinamis. Keduanya punya kepentingan, yang kadang sama, tapi tak jarang berbeda dan bertolakbelakang.

Keduanya sama-sama jadi orang terkuat di negeri ini. Jokowi kuat, karena seorang presiden dengan kekuasaan yang makin kuat akhir-akhir ini. Setidaknya secara politik. Megawati ketua partai terbesar. 19,33 persen suaranya. Dengan 19,33 persen suara, PDIP bisa goyang parlemen. Jika parlemen goyang, otomatis kursi istana pun ikut bergoyang .

Yang pasti, Jokowi bukan anak emasnya Megawati. Yang paling dekat dengan Mega adalah Puan Maharani, putri Megawati. Lama dikader oleh Megawati dan sukses menduduki posisi penting, baik di partai maupun pemerintahan. Pernah menjadi menteri, sekarang jadi ketua DPR.

Apakah Puan Maharani yang akan menggantikan Megawati? Besar kemungkinan. Selama Megawati masih hidup, Puan akan menjadi kader terbaiknya Megawati. Ini bisa dilihat dari keakraban, kebersamaan dan perkaderan selama Puan Maharani berkarir di politik.

Selain Puan, ada Budi Gunawan. Tokoh yang dikenal sangat dekat dan dipercaya Megawati. Kemampuan ketua BIN ini dalam politik tak diragukan. Meski secara resmi bukan kader PDIP, tapi kontribusi Budi Gunawan kepada partai berlambang banteng ini tak bisa dianggap kecil.

Puan dan Budi Gunawan secara berurutan dianggap sebagai orang yang disiapkan untuk mengambil tingkat kepemimpinan PDIP.

Bagaimana dengan Jokowi? Adakah peluang untuk memimpin PDIP? Ada! Tak ada yang tertutup dalam politik. Di dunia politik, sering banyak kejutan.

Jokowi kader PDIP. Jadi Walikota Solo, Gubernur Jakarta dan dua periode jadi presiden. Semua jabatan politik ini atas tiket PDIP. Kalau ditanya siapa kader tersukse PDIP? Ya Jokowi.

Ketika mayoritas kader mendesak agar Jokowi memimpin PDIP menggantikan Megawati, tak ada yang mustahil. Ini hanya soal bagaimana Jokowi dan kader PDIP memainkan strategi.

Jika Megawati udzur, meninggal misalnya, sebelum terjadi peralihan kepemimpinan PDIP, dan posisi Jokowi masih presiden, maka peluang Jokowi memimpin PDIP sangat besar. Di PDIP, selain Megawati, tak ada yang lebih kuat dari Jokowi.

Tapi, jika dua faktor di atas tak terjadi, maka peluang Jokowi memimpin PDIP sangat kecil. Justru peluang Jokowi lebih terbuka di Demokrat jika KLB pimpinan Jenderal. Moeldoko dimenangkan di PTUN. Sebab, hubungan Jokowi dengan Moeldoko jauh lebih dekat dan superior dari pada dengan Megawati. Dengan catatan, Jokowi masih dalam posisi sebagai presiden. Setelah pilpres 2024, kekuatan bergaining Jokowi tentu mengalami perubahan.

Jakarta, 15 April 2021

*Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Artikel Akankah Jokowi Pimpin PDIP Setelah Megawati? pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/akankah-jokowi-pimpin-pdip-setelah-megawati/feed/ 0
Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR Kunjungi Kebun Raya Cibodas https://parade.id/megawati-soekarnoputri-dan-ketua-dpr-kunjungi-kebun-raya-cibodas/ https://parade.id/megawati-soekarnoputri-dan-ketua-dpr-kunjungi-kebun-raya-cibodas/#respond Thu, 18 Feb 2021 09:44:43 +0000 https://parade.id/?p=10879 Cianjur (PARADE.ID)- Presiden Indonesia ke-5 Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Kebun Raya Cibodas (KRC) Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, kemarin (17/2/2021). Megawati berkunjung ke sana bersama Ketua DPR Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi. Puan lebih dahulu tiba di Kebun Raya Cibodas. Pagi. Sedangkan Megawati sekitar pukul 12.00 […]

Artikel Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR Kunjungi Kebun Raya Cibodas pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Cianjur (PARADE.ID)- Presiden Indonesia ke-5 Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Kebun Raya Cibodas (KRC) Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, kemarin (17/2/2021). Megawati berkunjung ke sana bersama Ketua DPR Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi.

Puan lebih dahulu tiba di Kebun Raya Cibodas. Pagi. Sedangkan Megawati sekitar pukul 12.00 WIB bersama rombongan.

Tidak ada sesuatu hal yang terlihat intensif, baik pengamanan maupun penjagaan di sekitar Kebun Raya Cibodas, Cipanas. Hanya sesekali beberapa personel, baik Polri atau TNI menyisir di sekeliling wilayah sehingga tim parade.id tidak bisa memasuki kawasan KRC.

Setelah melakukan perjalanan mengelilingi Kebun Raya Cibodas, rombongan Presiden RI ke-5 itu, rencananya akan mengunjungi Istana Kepresidenan Cipanas sambil makan siang bersama dengan rombonganya.

Arus lalu lintas menuju Kebun Raya Cibodas pun sempat dilakukan penutupan sementara saat kedatangan rombongan. Jalan dibuka kembali tak lama setelah rombongan masuk.

Sementara itu, tidak ada yang bisa dimintai keterangan seputar kegiatan Megawati bersama Ketua DPR RI tersebut, karena prosedur dan penjagaan yang cukup ketat.

(Isa/PARADE.ID)

Artikel Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR Kunjungi Kebun Raya Cibodas pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/megawati-soekarnoputri-dan-ketua-dpr-kunjungi-kebun-raya-cibodas/feed/ 0
Batalkan RUU HIP, Jokowi Berani Lawan PDIP? https://parade.id/batalkan-ruu-hip-jokowi-berani-lawan-pdip/ https://parade.id/batalkan-ruu-hip-jokowi-berani-lawan-pdip/#respond Thu, 18 Jun 2020 07:24:29 +0000 https://parade.id/?p=665 Jakarta (PARADE.ID)- Inisiator RUU HIP adalah PDIP. Rakyat tahu itu PDIP sukses pengaruhi sejumlah fraksi di DPR. Nyaris tanpa penolakan. Kecuali Fraksi PKS. Dari awal konsisten ingin memperjuangkan masuknya TAP MPRS No 25 Tahun 1966. Tak digubris. Fraksi yang lain diam. Hanya PKS dan Partai Demokrat yang tidak tanda tangan. Ketika maklumat MUI keluar dan […]

Artikel Batalkan RUU HIP, Jokowi Berani Lawan PDIP? pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jakarta (PARADE.ID)- Inisiator RUU HIP adalah PDIP. Rakyat tahu itu PDIP sukses pengaruhi sejumlah fraksi di DPR. Nyaris tanpa penolakan. Kecuali Fraksi PKS. Dari awal konsisten ingin memperjuangkan masuknya TAP MPRS No 25 Tahun 1966. Tak digubris. Fraksi yang lain diam. Hanya PKS dan Partai Demokrat yang tidak tanda tangan.

Ketika maklumat MUI keluar dan protes Umat Islam terjadi dimana-mana, sejumlah anggota fraksi membuat pernyataan. Ikutan menolak. Cari aman. Ah, kayak gak tahu aja kelakuan parpol. Klasik!

Saat ini, RUU HIP sudah diserahkan oleh DPR ke pemerintah. Bola sekarang ada di pemerintah. Semua mata tertuju ke pemerintah. Konsentrasi rakyat fokus ke pemerintah. Lalu, bagaimana sikap pemerintah? Mendengarkan rakyat? Atau mendukung PDIP?

“Tunda”, kata pemerintah. Pemerintah nampaknya ingin melihat-lihat dulu. Pertama, bagaimana reaksi PDIP. Kedua, bagaimana reaksi umat Islam. Mana yang paling kuat, biasanya itu yang akan jadi pilihan Jokowi. Polanya sering terbaca begitu.

Jika pressure umat Islam kuat, pemerintah tak ada pilihan lain kecuali “menolak” RUU HIP. Jika sebaliknya, protes umat Islam meredup dan PDIP kuat tekanannya, pemerintah akan minta RUU HIP dilanjutkan.

Sebagaimana diketahui, sikap MUI, NU, Muhammadiyah, Ansor, Pemuda Pancasila, FPI, dan sejumlah elemen masyarakat tegas: Stop RUU HIP. Hentikan, jangan dilanjutkan. Batalkan! Bukan revisi. Bukan juga ditunda.

Tapi, PDIP keberatan. Tak ada tanda-tanda menyerah. Lanjut! Coba bernegosiasi. Buat kompromi-kompromi. Tawarkan revisi. TAP MPRS No 25 Tahun 1966 dimasukkan. Tapi, larangan radikalisme dan Khilafah juga harus dimasukkan. Win win solution dengan umat Islam. Sampai disini, PDIP masih cukup percaya diri.

Umat Islam melalui MUI, NU, Muhammadiyah dan sejumlah ormas yang lain gak menanggapi nego PDIP. Belakangan, PBNU muncul. Suaranya sangat lantang: hentikan! Pandangan dan sikap PBNU tegas dan lugas. Dasar pemikirannya lengkap, terukur dan berkelas.

Perseteruan antara MUI, NU, Muhammadiyah plus Ormas-Ormas Islam lainnya dengan PDIP sebagai inisiator RUU HIP nampaknya akan makan waktu panjang. Maraton. Sudah hampir sepekan ini, dua kelompok di atas berdebat di media.

Adu argumen, adu cerdik dan juga adu strategi kedua belah pihak kemungkinan akan makin ramai. Tidak saja di media, tapi juga dalam bentuk aksi demonstrasi. Di sejumlah daerah sudah terjadi. Demo ada dimana-mana. Nampaknya makin panas.

Perdebatan tidak saja soal materiil dan formilnya, tapi juga menyoal apa motif RUU HIP ini dilahirkan. Soal yang terakhir ini justru yang menarik. Sekaligus semakin memanaskan situasi.

Di sini, kepemimpinan Jokowi akan diuji. Rakyat menunggu keputusan tegas Jokowi. Tak mudah memang. PDIP, tak saja sebagai partai pemenang. Tapi, PDIP juga partai yang paling berjasa menjadikan Jokowi sebagai presiden.

Sementara di sebelah, MUI, NU, Muhammadiyah dan berbagai ormas Islam memiliki kekuatan massa yang tak kecil. Jika isunya semakin matang, maka akan sangat merepotkan Jokowi. Legitimasi moral dan gelombang kekuatannya bisa lebih dahsyat dari 212. Asumsi ini tak terukur jika belum dibuktikan. Emang mau dibuktikan?

Rakyat akan menunggu kedepan, pertama lebih kuat mana pressure PDIP vs pressure MUI yang didukung NU dan Muhammadiyah itu. Kedua, kemana pilihan Jokowi akan berpihak. Kepada PDIP, atau kepada umat?

Rakyat sedang menunggu.

Jakarta, 18 Juni 2020

*Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Artikel Batalkan RUU HIP, Jokowi Berani Lawan PDIP? pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/batalkan-ruu-hip-jokowi-berani-lawan-pdip/feed/ 0