Di tengah ambruknya pasar yang telah melihat bitcoin jatuh lebih dari 50 persen tahun ini, filantropis, pendiri Microsoft, dan kritikus kripto lama menyebut cryptocurrency sebagai kelas aset yang didasarkan pada keyakinan bahwa “seseorang akan membayar lebih untuk itu daripada yang saya lakukan.”

“Teori orang bodoh yang lebih besar mengatakan satu-satunya cara seseorang dapat memperoleh keuntungan dari suatu aset adalah dengan meminta orang lain yang lebih mudah tertipu atau “bodoh” membelinya dari mereka dengan harga yang lebih tinggi. Bahaya? Ketika tidak ada yang mau membayar harga yang lebih tinggi, investor terkemuka dibiarkan dengan aset yang tidak berharga. Demikian dikutip forbes.com.

Dengan penurunan pasar crypto dan harga Bitcoin jatuh ke nilai terendah sejak Desember 2020, pernyataan Gates dapat dibagikan oleh banyak orang.

“Saya tidak terlibat dalam hal itu,” kata Gates, “Saya tidak panjang atau pendek dalam hal-hal itu.”

Gates, orang terkaya keempat di dunia dengan kekayaan bersih 122,1 miliar dolar, mengatakan bahwa dia lebih suka berinvestasi dalam aset dengan hasil nyata, seperti tanah pertanian, atau perusahaan yang membuat produk dan keuntungan nyata. Gates juga umumnya skeptis terhadap anonimitas yang lazim dalam ruang crypto, di mana “pada intinya” Anda “menghindari perpajakan atau segala jenis peraturan pemerintah,” katanya kepada pendengar KTT iklim TechCrunch.

Gates bergabung dengan miliarder dan skeptis kripto Warren Buffett, yang mengklaim Bitcoin adalah “mungkin racun tikus kuadrat” pada tahun 2018, dalam pergerakan individu-individu bertenaga tinggi yang tidak membeli ke hype kripto.

“Saya suka berinvestasi pada hal-hal yang memiliki hasil yang berharga. Nilai perusahaan didasarkan pada bagaimana mereka membuat produk yang hebat. Nilai crypto hanyalah apa yang diputuskan oleh orang lain untuk dibayar oleh orang lain, tidak menambah masyarakat seperti investasi lain, ”katanya.

Dalam pembicaraan tersebut, Gates memilih token non-fungible (NFT) sebagai hal yang sangat spekulatif. Ketika ditanya tentang Bored Ape Yacht Club (BAYC), salah satu koleksi NFT terkemuka, Gates beralih ke ejekan.

“Jelas gambar digital monyet yang mahal akan sangat meningkatkan dunia,” katanya dengan sinis.

Harga dasar untuk BAYC, yang dipandang sebagai pemimpin di pasar NFT, turun di bawah $100.000 pada hari Selasa, level yang tidak terlihat sejak April 2021. Harga dasar untuk koleksi NFT mewakili jumlah termurah yang dapat dibayarkan seseorang untuk membeli aset dalam seri tersebut.

Harga untuk Bored Ape NFT tingkat pemula turun menjadi 79.266 ETH ($96.552 saat penulisan) dari harga tertinggi sepanjang masa 153.582 ETH ($429.274 saat penulisan) pada akhir April, menurut data dari NFT Price Floor.

Gates juga membahas realitas ekonomi saat ini selama ceramahnya, mengatakan bahwa segala sesuatunya “berubah mungkin secepat [dia] pernah lihat dalam hidupnya.” Pasar menunggu pertemuan publik Federal Reserve hari ini, di mana mereka diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

(Irm/PARADE.ID)

Artikel Miliarder Bill Gates Tolak Cryptocurrency dan NFT pertama kali tampil pada Parade.id.

CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Rabu menyatakan teknologi NFT adalah bidang dari teknologi blockchain. NFT adalah sebuah duplikasi resmi yang menyerupai sebuah aset yang asli.

Jadi, karya-karya seni atau karya teknologi yang diedarkan dan dijual secara resmi, lanjutnya, namun, barang aslinya hanya satu saja dan disimpan oleh si pencipta.

Kemudian pelelangan dilakukan secara terbuka dan karyanya akan ditukarkan atau dibeli dengan cryptocurrency. Setelah itu, pembeli akan tercatat sebagai pemilik atau memiliki sertifikasi yang resmi. Sebelumnya, suatu karya tersebut juga telah terdaftar di HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).

“Sistem NFT tentunya cocok dengan pencipta atau penemu teknologi. Suatu karya dilelang dengan sistem NFT dan dibeli dengan kripto.

Karena menggunakan sistem blockchain, tambahnya NFT mengadopsi sifat efisien, sehingga penjualan karya lewat NFT bisa terjadi secara fantastis, seperti apa yang dilakukan oleh Jack Dorsey dan Elon Musk.

Oscar Darmawan yang juga salah seorang pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia menjelaskan bahwa NFT juga mendukung sifat transparansi dan keamanan, karena setiap karya akan tercatat dan terdaftar secara Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

“NFT juga mengadopsi sifat blockchain yaitu transparansi dan keamanan. Jadi, pencipta atau penemu bisa mengamankan aset tersebut. Teknologi NFT juga tentunya bisa mengurangi dan memberantas pembajakan,” sebutnya.

Maka, tidak heran sudah banyak musisi dan produser film di Amerika dan Eropa yang telah sukses menjual karya-karya mereka dengan sistem pelelangan NFT. Seperti artist indie Pinot. Sebuah karyanya terjual dengan 3,25 ETH.

Menurut Oscar, sistem pelelangan karya lewat NFT juga bisa dilakukan oleh para developer dan seniman di Indonesia. Karena NFT dapat menjual sebuah karya dengan efisien dan hasil yang fantastis.

Selain itu, teknologi NFT ini juga dapat memberantas pembajakan di Indonesia. Mengingat NFT yang mengadopsi sifat blockchaintransparansi dan keamanan.

Dengan teknologi NFT, lanjutnya, pencipta bisa menggugat para duplikator yang membajak karyanya dengan sembarangan.

“Tidak bisa dipungkiri pembajakan masih banyak terjadi di Indonesia di tengah berkembangnya teknologi secara cepat seperti sekarang. Namun, NFT dan blockchain bisa menjadi solusi atas permasalahan ini,” jelas Oscar Darmawan.

Menurut dia, teknologi ini juga membuat penggunaan kripto lebih banyak lagi. Tentunya, kemungkinan besar teknologi NFT dapat meningkatkan permintaan secara masif, sehingga harga kripto bisa meningkat.

Dia berpendapat, blockchain adalah suatu bidang teknologi baru yang selama ini melahirkan Bitcoin dan altcoin. Kemudian juga melahirkan decentralized finance dan kemudian NFT. Ke depan, masih akan ada lagi bidang blockchainyang baru dan akan berkembang.

*Sumber: antaranews.com

Artikel Teknologi NFT Kurangi Pembajakan Karya Seni dan Teknologi pertama kali tampil pada Parade.id.