#Peparnas Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/peparnas/ Bersama Kita Satu Sat, 06 Nov 2021 11:50:05 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.2 https://parade.id/wp-content/uploads/2020/06/cropped-icon_parade-32x32.jpeg #Peparnas Arsip - Parade.id https://parade.id/tag/peparnas/ 32 32 Menpora Optimistis Peparnas Papua Lahirkan Pebulu Tangkis Dunia https://parade.id/menpora-optimistis-peparnas-papua-lahirkan-pebulu-tangkis-dunia/ https://parade.id/menpora-optimistis-peparnas-papua-lahirkan-pebulu-tangkis-dunia/#respond Sat, 06 Nov 2021 11:50:05 +0000 https://parade.id/?p=16032 Jayapura (PARADE.ID)- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali optimistis regenerasi atlet bulu tangkis terus terjaga, terlebih dengan adanya Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua yang mulai dipertandingkan di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu. Menurut Amali, pebulu tangkis dari berbagai daerah di Tanah Air menunjukkan semangat juang tinggi. Hal itu tak lepas dari kesuksesan para […]

Artikel Menpora Optimistis Peparnas Papua Lahirkan Pebulu Tangkis Dunia pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jayapura (PARADE.ID)- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali optimistis regenerasi atlet bulu tangkis terus terjaga, terlebih dengan adanya Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua yang mulai dipertandingkan di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu.

Menurut Amali, pebulu tangkis dari berbagai daerah di Tanah Air menunjukkan semangat juang tinggi. Hal itu tak lepas dari kesuksesan para pebulu tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020 yang menyumbang dua medali emas, dua perak, dan perunggu.

“Bulu tangkis di Peparnas Papua ini diikuti oleh banyak atlet yang baru dan mereka sangat bersemangat dalam bertanding. Semangat mereka ini luar biasa karena dipicu dengan keberhasilan atlet-atlet Indonesia yang merebut medali emas di Paralimpiade Tokyo apalagi saat ini kita sedang mempersiapkan atlet untuk Paralimpiade Paris 2024,” kata Zainudin Amali saat meninjau pertandingan hari pertama bulu tangkis, Sabtu.

“Awalnya saya pikir kita akan agak kesulitan mencari atlet-atlet bagi Paralimpiade mendatang, tenyata banyak muncul pemain baru dan secara kualitas juga bagus-bagus. Saya optimistis untuk perkembangan olahraga disabilitas kita, apalagi NPC sangat serius dalam menyiapkan atlet. Kita akan motivasi mereka untuk mempersiapkan atlet Paralimpade,” kata Zainudin Amali.

Sebelumnya Amali juga menyebut Peparnas Papua adalah ajang untuk menjaring atlet muda yang nanti akan dimasukan ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) yang pembinaannya dilakukan NPC Indonesia di Solo, Jawa Tengah.

“Saya kira pada Peparnas Papua ini, dari 12 cabang olahraga yang dipertandingkan semoga akan ada tambahan lagi atlet-atlet yang akan lolos ke kualifikasi untuk menuju Paralimpiade 2024 di Paris nanti,” ujarnya.

Sejumlah pertandingan telah berlangsung pada hari pertama Peparnas Papua, Sabtu. Selain bulu tangkis ada juga atletik dan tenis meja.

Peparnas Papua berlangsung di dua klaster yakni Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Tak kurang dari 1.985 atlet dari 33 provinsi bakal bersaing dalam 12 cabang olahraga yakni angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola CP, tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja.

Peparnas Papua menjadi momentum dan panggung kesetaraan bagi atlet disabilitas. Peparnas ini juga menjadi ajang unjuk kemampuan atlet disabilitas untuk terus berprestasi mengharumkan nama daerah dan bangsa.

*Sumber: Antara

Artikel Menpora Optimistis Peparnas Papua Lahirkan Pebulu Tangkis Dunia pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/menpora-optimistis-peparnas-papua-lahirkan-pebulu-tangkis-dunia/feed/ 0
Saatnya Pemerintah Daerah Tiru Pusat dalam Pembinaan Atlet Disabilitas https://parade.id/saatnya-pemerintah-daerah-tiru-pusat-dalam-pembinaan-atlet-disabilitas/ https://parade.id/saatnya-pemerintah-daerah-tiru-pusat-dalam-pembinaan-atlet-disabilitas/#respond Thu, 04 Nov 2021 10:56:38 +0000 https://parade.id/?p=16000 Jayapura (PARADE.ID)- Rangkaian kegiatan dalam gelaran Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua telah dimulai dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bakal secara resmi membuka pesta olahraga terbesar di Tanah Air untuk atlet disabilitas itu di Stadion Mandala, Kota Jayapura, pada Jumat (5/11). Peparnas Papua menjadi momentum bagi atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan mereka di bidang olahraga. Selain […]

Artikel Saatnya Pemerintah Daerah Tiru Pusat dalam Pembinaan Atlet Disabilitas pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jayapura (PARADE.ID)- Rangkaian kegiatan dalam gelaran Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua telah dimulai dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bakal secara resmi membuka pesta olahraga terbesar di Tanah Air untuk atlet disabilitas itu di Stadion Mandala, Kota Jayapura, pada Jumat (5/11).

Peparnas Papua menjadi momentum bagi atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan mereka di bidang olahraga. Selain itu, pesta olahraga empat tahunan ini juga bakal menjadi tolok ukur sejauh mana setiap daerah dalam melakukan pembinaan terhadap atlet disabilitas.

Seperti diketahui, olahraga disabilitas makin populer setelah menjadi sorotan atas raihan di Paralimpiade Tokyo 2020 yang bergulir pada 24 Agustus-5 September 2021.

Indonesia membawa pulang dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu. Lebih dari itu, semua target yang dicanangkan terlampaui dalam pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas tersebut.

Mulai dari pengiriman atlet yang semula 15 menjadi 23 atlet di Paralimpiade Tokyo dan cabang olahraga yang diikuti dari target enam, terlampaui menjadi tujuh.

Pun demikian dari segi perolehan medali yang semula hanya menargetkan satu emas, satu perak dan tiga perunggu dan klasemen akhir finis di urutan ke-43 dari target yang dicangkan peringkat ke-60.

Peran pemerintah pusat

Semua pencapaian tersebut tak lepas dari peran pemerintah pusat yang memberikan perhatian lebih kepada atlet disabilitas.

Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun dalam berbagai kesempatan selalu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sebab mulai dari persiapan hingga pelaksanaan Paralimpiade Tokyo, pemerintah pusat selalu memberikan dukungan penuh.

Pemerintah pusat memang tak membedakan atlet disabilitas dan non-disabilitas. Salah satu contoh konkret adalah pemberian bonus untuk atlet peraih medali di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Pemerintah pusat memberikan nilai yang sama, yakni Rp5,5 miliar untuk peraih medali emas, sementara peraih medali perak dan perunggu secara berurutan menerima bonus Rp2,5 miliar dan Rp1,5 miliar.

Bahkan, Menpora Zainudin Amali belum lama ini juga menegaskan pemerintah menjamin kesejahteraan atlet disabilitas dan tidak akan membeda-bedakan dengan atlet non-disabilitas.

Hal itu, menurut Zainudin, telah tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang didasari oleh Peraturan Presiden Perpres No.86 Tahun 2021.

Jaminan kesejahteraan, menurut Zainudin, juga akan diberikan kepada mereka yang masih atlet maupun yang telah purnaprestasi. Saat ini, landasan mengenai jaminan kesejahteraan sedang dirumuskan bentuknya bagi mereka yang purnaprestasi.

Bagi mereka yang masih aktif dan berprestasi, Zainudin mengatakan pemerintah telah memberi kesempatan untuk yang berminat berkarier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Bahkan, beberapa perusahaan BUMN juga sudah menawarkan kesempatan untuk bergabung.

“Jadi, luar biasa perhatian pemerintah sekarang ini, dan tentu ini akan kita teruskan, bahkan sekarang ini kita sedang membahas revisi undang-undang tentang sistem olahraga nasional, salah satu poin penting di situ adalah kesejahteraan atlet dan setelah mereka purnaprestasi, ini benar-benar menjadi perhatian pemerintah dan DPR,” ujar Zainudin.

Dalam penyelenggaran Peparnas Papua, ia juga mengatakan pemerintah pusat memberikan fasilitas yang sama dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Bagaimana dengan pemerintah daerah?

Tak dapat dipungkiri, perlakukan pemerintah pusat dan daerah sejauh ini belum setara. Senny Marbun pun mengakui hal tersebut.

Kata dia, ada beberapa daerah yang masih memandang sebelah mata atlet disabilitas dengan tidak memperhatikan keberadaan NPC di daerahnya.

Setidaknya dari 34 provinsi di Indonesia, ada sekitar 20 provinsi yang belum melakukan pembinaan terhadap atlet disabilitas.

“Sebetulnya (pembinaan atlet pelatnas dan daerah) tidak sama, sebab gubernur-gubernur daerah banyak yang belum mau sounding ke NPC daerah,” kata Senny beberapa waktu lalu.

“Masih banyak yang memarjinalkan kami. Kami berdoa supaya gubernur-gubernur yang tidak mau tahu dengan kami dibuka hatinya oleh Tuhan,” tambahnya.

Dalam kesempatan berbeda, Rima Ferdianto selaku Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia juga pernah mengatakan masih ada daerah yang belum mengenal olahraga disabilitas.

Kini, dengan adanya Peparnas Papua diharapkan pemerintah daerah pun mulai melirik dan berbenah memberikan perhatian yang sama kepada atlet-atlet disabilitas di daerah mereka masing-masing.

Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Chandra Bakti mengatakan Peparnas adalah ajang olahraga prestasi bagi atlet disabilitas. Adanya kesetaraan di dalam fasilitas terhadap atlet-atlet menjadi mutlak, termasuk kesetaraan menyangkut bonus.

“Pak Menteri (Zainudin Amali) menyampaikan Peparnas nanti bonus atletnya harus sama, karena upaya yang dilakukan atlet disabilitas ini juga sama, keluar keringatnya sama, pembinaannya sama,” ujar Chandra.

Dalam sejumlah pemberitaan, provinsi di sejumlah daerah telah menjanjikan bonus yang akan diberikan kepada atlet yang bisa membanggakan nama daerah pada Peparnas Papua nanti.

Semoga semua yang diungkapkan itu dapat terealisasi dan bukan omong kosong belaka. Semoga Peparnas Papua juga tidak berubah menjadi ajang cari panggung.

Janji-janji tersebut kiranya dapat diwujudkan demi pembinaan ke depan agar lahir-lahir atlet potensial dari daerah yang nantinya bisa membawa Indonesia unjuk gigi di pentas internasional.

Ini penting dilakukan untuk menjaga regenerasi, mengingat atlet elite Indonesia dan yang berlaga di Paralimpiade Tokyo kemarin mayoritas sudah berusia 30 tahun.

Sebut saja Leani yang saat ini sudah berusia 33 tahun dan Hary Susanto 49 tahun. Selain itu, peraih perak angkat berat Paralimpiade Tokyo, Ni Nengah Widiasih berusia 31 tahun. Pun demikian dengan peraih perunggu para tenis meja David Jacobs yang kini berusia 47 tahun.

Semoga dengan adanya Peparnas Papua, akan lahir atlet-atlet baru yang bisa melanjutkan tongkat estafet prestasi Indonesia di pentas dunia.

NPC Indonesia juga membatasi atlet elite yang tampil di Peparnas Papua dengan hanya boleh mengikuti satu nomor pertandingan. Semoga langkah ini bagus untuk pembinaan atlet disabilitas ke depan.

*Sumber: Antara

Artikel Saatnya Pemerintah Daerah Tiru Pusat dalam Pembinaan Atlet Disabilitas pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/saatnya-pemerintah-daerah-tiru-pusat-dalam-pembinaan-atlet-disabilitas/feed/ 0
Melihat Kesiapan Penyelenggaraan Peparnas XVI Papua https://parade.id/melihat-kesiapan-penyelenggaraan-peparnas-xvi-papua/ https://parade.id/melihat-kesiapan-penyelenggaraan-peparnas-xvi-papua/#respond Tue, 26 Oct 2021 08:18:56 +0000 https://parade.id/?p=15795 Jayapura (PARADE.ID)- Provinsi Papua sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Paralimpik Nasional XVI (Peparnas) telah siap menggelar ajang pertandingan olahraga atlet disabilitas dari seluruh Indonesia pada 2-15 November 2021. Kesiapan Papua menyelenggarakan Pekan Paralimpik Nasional XVI (Peparnas) sangat diyakini karena daerah paling Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu baru saja sukses menjadi tuan rumah PON XX […]

Artikel Melihat Kesiapan Penyelenggaraan Peparnas XVI Papua pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
Jayapura (PARADE.ID)- Provinsi Papua sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Paralimpik Nasional XVI (Peparnas) telah siap menggelar ajang pertandingan olahraga atlet disabilitas dari seluruh Indonesia pada 2-15 November 2021.

Kesiapan Papua menyelenggarakan Pekan Paralimpik Nasional XVI (Peparnas) sangat diyakini karena daerah paling Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu baru saja sukses menjadi tuan rumah PON XX 2-15 Oktober 2021.

Peparnas XVI tahun 2021 akan melombakan 12 cabang olahraga di antaranya angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda dan tenis meja.

Perhelatan Peparnas XVI Papua bertemakan “Sehati Mencapai Tujuan, Ciptakan Prestasi. Motto Peparnas XVI Papua sudah digaungkan panitia besar pada setiap kegiatan olahraga hingga memperkenalkan hitung mundur penyelenggaraan Peparnas XVI Papua.

Ada perbedaan pelaksanaan antara PON dan Peparnas, salah satunya terdapat pada pembagian kelas dan teknis pertandingan dimana atlet dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiknya.

Kemudian, untuk seluruh venue pertandingan harus sesuai dengan rekomendasi Komite Nasional Paralimpik (National Paralympic Committe) Indonesia yang mengacu kepada peraturan hukum yang berlaku.

Dalam Undang-undang No 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada pasal 30 Ayat (3) dan Pasal 83 Ayat (1) dan (2) telah menyebutkan adanya kewajiban dari pemerintah daerah dan NPCI untuk membentuk sentra pembinaan dan pengembangan olahraga khusus disabilitas.

Kemudian pada pasal 83 Ayat (1) dan (2) terkait dengan sertifikasi sebagai syarat kelayakan sarana dan prasarana olahraga yang akan menjadi tempat pertandingan atlet disabilitas.

Ada juga di pasal 15, 97, 98, dan 99 dari UU Penyandang Disabilitas hal-hal khusus yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pertandingan olahraga nasional disabilitas.

Dalam Pasal 15 disebutkan hak-hak keolahragaan yang harus didapat oleh penyandang disabilitas serta pada Pasal 97 disebutkan adanya kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan kemudahan infrastruktur bagi disabilitas.

Sedangkan di pasal 98 dan 99 menyangkut kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan bangunan gedung ramah disabilitas berikut fasilitas penunjang.

Hal Ini sekaligus menjadi salah satu persyaratan permohonan izin mendirikan bangunan serta harus ada audit fasilitas aksesibilitas dari setiap bangunan gedung dan juga disertai dengan penerapan sanksi hukum bagi para pelanggar ketentuan dalam pemenuhan kebutuhan olahraga bagi penyandang disabiitas,

Berbagai venue Peparnas 2021 harus mengacu kepada produk turunan dari kedua undang-undang tadi yaitu Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 14 tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

Selain itu juga kehadiran venue di ajang Peparnas sudah harus sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2013 Tentang Penyandang Disabilitas di Provinsi Papua.

Uji kelaikan venue

Wakil Ketua II Panitia Besar Peparnas XVI Papua Hans Yans Hamadi mengatakan, seluruh fasilitas fisik bangunan venue dalam kondisi siap menggelar pertandingan serta sudah melewati uji kelaikan oleh pihak NPCI.

Sejumlah peralatan pertandingan pun untuk mendukung ajang pesta olahraga khusus penyandang disabilitas di Provinsi sudah mulai dipasang di setiap venue olahraga Pekan Paralimpik Nasional XVI.

Bahkan pihak panitia penyelenggara Peparnas XVI juga sudah menyiapkan alat bantu atau ramp untuk disabilitas pada fasilitas-fasilitas publik mulai dari bandar udara hingga tempat penginapan para atlet dan venue.

“Peparnas XVI Papua 2021 akan diikuti oleh 3.000 peserta yang terdiri dari 1.935 atlet dan sisanya pelatih serta ofisial. Papua siap menyambut seluruh peserta Peparnas,”ungkap Hans Hamadi pada diskusi media Forum Merdeka Barat 9 bertajuk “Kawal Kesiapan Peparnas XVI Papua yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin lalu.

Pekan paralimpik nasional XVI Papua bakal ramai dengan kehadiran atlet disabilitas eks paralimpiade Tokyo 2020. Salah satunya,
atlet bulutangkis peraih medali emas Paralimpiade Leani Ratri Oktila adalah salah satu atlet nasional Pelatnas NPCI Solo dan akan turun pada Peparnas 2021.

Leani Oktila atlet cabang bulutangkis asal Kabupaten Kampar Riau yang sukses merebut dua medali emas dan sekeping perak pada Paralimpiade Tokyo September 2021 pada ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah.

Emas kedua dari sulung empat bersaudara pasangan F Mujiran dan Gina Oktila itu didapat saat berlaga diganda campuran berpasangan dengan Hary Susanto.

Kemudian satu medali perak direbut atlet kelahiran 6 Mei 1991 ini dari tunggal putri. Atas seluruh prestasinya itu, Ratri mendapat bonus hingga Rp13,5 miliar dari Pemerintah Indonesia yang diberikan Presiden Joko Widodo di halaman belakang Istana Bogor, Jawa Barat, 17 September 2021 lalu.

Selepas berlaga di Paralimpiade Tokyo, pebulutangkis Ratri pun langsung kembali ke Solo untuk mempersiapkan diri mengikuti Peparnas XVI Papua 2021.

Di Papua, Ratri akan membela tanah kelahirannya, Riau dan berlomba di nomor favoritnya, tunggal putri. Ia menargetkan dapat membawa pulang sekeping emas di provinsi berjuluk sepotong surga jatuh ke bumi.

Koordinator bidang promosi dan pemasaran PB Peparnas XVI Papua Deborah Solossa mengakui, semarak penyelenggaraan Peparnas XVI di Provinsi Papua harus melebihi kesuksesan PON XX Papua.

“Peparnas XVI Papua menjadi tempat spesial bagi atlet penyandang disabilitas untuk berprestasi di cabang olahraga, karena itu mari kita berikan dukungan dan kesuksesan penyelenggaraan Peparnas Papua,”ungkap Deborah Solossa kepada wartawan di Jayapura.

Ia berharap, keterlibatan dan partisipasi berbagai elemen masyarakat, pelaku usaha, BUMN/BUMD, perusahaan swasta maupun kelompok masyarakat nusantara bersama-sama dengan pemerintah dan panitia besar Peparnas untuk menyukseskan perhelatan event olahraga nasional khusus penyandang disabilitas se-Indonesia.

Diakui Deborah, pelaksanaan PON XX di tanah Papua sudah berlalu 2-15 Oktober 2021 dan menjadi saksi sejarah mencetak prestasi atlet Papua merebut medali.

“Saya harapkan juga atlet Peparnas XVI Papua bisa lebih berprestasi mengukir prestasi olahraga untuk masyarakat Papua. Sehati mencapai tujuan ciptakan prestasi untuk Papua,”harapnya.

Incar Prestasi Peparnas

Atlet renang Peparnas XVI Papua Manase Numberi mengakui, persiapan latihan dan fisik dalam rangka menghadapi Peparnas XVI Papua telah dijalaninya hingga mencapai 95 persen.

“Saya pribadi melihat persiapan atlet menghadapi Peparnas XVI sangat baik. Ya, kami berharap di ajang Peparnas bisa merebut medali emas untuk kontingen Papua,”ungkap Manase, perenang Peparnas XVI Papua itu

Cabang lomba renang 100 meter gaya dada putra Peparnas XVI, menurut Manase, menjadi salah satu nomor tanding sangat berpeluang bisa merebut medali emas.

Target meraih medali Peparnas XVI, menurut Manase, telah menjadi tekad atlet kontingen Papua untuk mempersembahkan prestasi atlet Papua di pekan olahraga paralimpik.

Atlet renang Manase mengakui, meski lawan tanding yang akan dihadapi atlet Peparnas XVI Papua berasal dari seluruh Indonesia dan merupakan atlet terbaik daerah namun dengan bekal latihan yang dilakukan bisa berbuah prestasi.

“Persaingan para atlet akan banyak dari berbagai daerah peserta Peparnas XVI. Sebagai atlet Papua kami siap memberikan yang terbaik dan merebut medali,”ungkap Manase Numberi kepada TV ANTARA sesaat persiapan latihan di venue akuatik renang komplek stadion Lukas Enembe Kampung Harapan Sentani, Kabupaten Jayapura.

Ajang Peparnas XVI Papua akan berlangsung 2-15 November 2021 dan 12 venue pertandingan olahraga tersebar di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Keberhasilan pencapaian perolehan medali emas atlet Papua di ajang PON XX diharapkan dapat menjadi motivasi khusus para atlet kontingen Peparnas XVI untuk dapat berbuat yang sama guna mengharumkan nama daerah sebagai tuan rumah dan masyarakat Papua. Sehati Mencapai Tujuan Ciptakan Prestasi!

*Sumber: Antara

Artikel Melihat Kesiapan Penyelenggaraan Peparnas XVI Papua pertama kali tampil pada Parade.id.

]]>
https://parade.id/melihat-kesiapan-penyelenggaraan-peparnas-xvi-papua/feed/ 0