Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono mengucapkan selamat datang kepada Sandiaga Uno.

“Pak sandiaga Uno yang saya hormati, ahlan wa sahlan. Selamat bergabung, berjuang bersama dengan keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), warisan para ulama untuk membangun Indonesia ke depan,” ujar Mardiono, saat memberikan sambutannya.

Secara pribadi, Mardiono mengaku mengenal Sandi telah lama, 20 tahunan. Kala itu, ia bercerita, mengenal Sandi sebelum menjadi Ketua hipmi dki Jakarta.

“Saya sudah kenal dengan beliau di kadin, karena sesame pelaku usaha sehingga sudah sering berinteraksi,” katanya.

Bagi PPP, kata dia, Sandi pun tidak asing lagi. Di antara menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju, kata Mardiono, Sandi termasuk orang yang kooperatif ketika diundang PPP Jakarta maupun daerah sebagai Menparekraf.

“Terakhir 7 bulan lalu ini di mana Pak Sandiaga Uno selalu melaporkan progresnya setiap mengunjungi daerah, apakah itu berkunjung ke daerah bertemu dengan kader-kader di tingkat wilayah maupun cabang—Pak Sandi pamit dengan saya dan melaporkan kepada saya secara terus menerus, walaupun Pak Sandi saat itu masih menjadi kader Gerindra tetapi Pak Sandi melaporkan dalam kontek kita undang sebagai Menparekraf yang paling aktif selama ini,” katanya lagi.

“Kemudian sejak lebaran hari pertama Pak Sandi telah menyampaikan kepada saya selaku Ketua Umum, bahwa Pak Sandi telah mengundurkan diri dari Partai Gerindra sebagai wakil dewan pembina di partai Gerindra, mulailah berdiskusi untuk menindaklanjutinya bagaimana kita bersama-sama berjuang di PPP,” sambungnya.

Dari situ, Sandi kata dia kepincut dengan PPP. Tapi kata dia, Sandi saat ini masih “mahasiswa yang belum lulus”. Sementara ini Sandi kata dia baru lulus dari ospek.

“Kemudian ditindaklanjuti lagi dengan berperan aktifnya Pak Sandi karena memang PPP adalah partai kader maka Pak Sandi juga lebih aktif lagi, karena memang kelihatannya sudah kepincut tertarik dengan tujuan bersama-sama PPP maka sering berdiskusi tentang perjuangan pada bangunan,” katanya.

(Rob/parade.id)

Artikel Sandiaga Salahuddin Uno Resmi Gabung ke PPP pertama kali tampil pada Parade.id.

“Siapa khianati Prabowo? Sandiaga Uno pasti jauh dari label itu. Bagaimanapun, ia berada di sebelah Pak Prabowo pada pilpres 2019. Pembaca bisa menilai sendiri,” ia mengawali ceritanya, Sabtu (11/2/2023).

Sore (ketika) itu, Rachland mengaku menghadiri pertemuan tertutup di sebuah hotel di Jakarta Selatan. Ia tidak sendirian. Begitu juga mereka yang mengaku mewakili Sandiaga. Ini, kata Rachland, beberapa bulan menuju pendaftaran Capres-Cawapres, jadi harusnya masih di tahun 2018. Pilpres berlangsung pada April 2019.

“Isyu penting yang disampaikan dalam pertemuan adalah niat dan upaya Sandiaga menjadi Calon Presiden dari Partai Gerindra. Wah. Tentu ini info yang dahsyat. Bukankah komunike resmi partai selalu mengumandangkan Pak Prabowo sebagai Calon Presiden? Apa ini? Internal power struggle?” ia melanjutkan, seperti tertulis di akun Twitter-nya.

“Kami tentu tak mau terlibat dalam gejolak internal Partai lain, bila benar ada. Kami hormati kedaulatan partai itu sendiri untuk menyelesaikan. Lagi pula, Sandiaga mau dongkel Prabowo? Wow. Kalau pun benar, purnawirawan Letnan Jenderal TNI Prabowo pasti tak akan tinggal diam,” ia melanjutkannya.

Saat itu, ia mengaku ada perasaan tak enak pada hati (kami) saat ditanyakan kemungkinan dukungan pada rencana Sandiaga. Tentu saja, bekerjasama dengan Partai Gerindra selamanya akan disambut gembira.

“Tapi sampai ada keputusan resmi kepada siapa mandat partai diberikan, lebih baik kami pasif saja,” kata dia.

Pertemuan selanjutnya mungkin satu atau dua bulan kemudian, kata Rachland. Sandiaga saat itu datang sendirian ke pertemuan makan malam.

“Kami duduk berempat. Tapi pertemuan berakhir cepat. Sandi minta cerita lama dikubur. ‘Pak Prabowo sangat kuat. Apalagi setelah mendapat dukungan Pak SBY’,” ia mengutip ucapan Sandi.

“Kita tahu apa kemudian terjadi. Partai Gerindra mengusung Prabowo Calon Presiden. Adapun Sandiaga: ia jadi Calon Wakil Presiden. Kok bisa? Padahal, mereka berdua kader dari partai yang sama. Kenapa partai anggota koalisi rela lepas haknya? Cuma Sandiaga yang tahu resepnya,” katanya melanjutkan.

Prabowo sendiri kata Rachland menulis surat yang panjang pada SBY, menjelaskan alasan-alasan pribadinya mengapa ia terpaksa memilih Sandiaga. SBY pun sampai hari ini menyimpan surat tersebut.

“Adapun Demokrat: pada pemilu 2019 bertahan dalam koalisi partai pengusung Prabowo-Sandi. End,” katanya.

(Rob/parade.id)

Artikel Pengalaman Rachland Nashidik dengan Sandiaga Uno saat Menuju Pilpres pertama kali tampil pada Parade.id.

“Saya tak tahu benarkah Anies Baswedan ‘berutang’ 50 Miliar pada Sandiaga Uno. Tapi saya bersaksi pernah sebagai kawan lama menemui Anies saat Wagub DKI Sandi membelot jadi Cawapres, 2019. Saya tanyakan kemungkinan ia maju jadi Capres. Anies memilih menyelesaikan tugasnya di DKI,” pengakuannya, lewat akun Twitter-nya, Jumat (10/2/2023).

Soal keduanya, antara Anies dan Sandi, belakangan menjadi perbincangan di publik. Mengutip soal isu utang Anies 50 miliar, misalnya. Anies disebut memiliki utang kepada Sandi.

Namun belakangan, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu mengaku enggan membahas lagi soal isu utang Anies terhadapnya terkait kepentingan Pilkada DKI 2017. Ia mengatakan merelakannya usai salat istikharah.

Sandiaga mengklaim saat ini dirinya mau fokus menatap masa depan. Ia tak ingin mengungkit masa lalu. Apalagi, sebentar lagi akan ada Pemilu 2024.

(Rob/parade.id)

Artikel Anies Memilih Menyelesaikan Tugas di DKI saat Sandi Jadi Cawapres 2019 pertama kali tampil pada Parade.id.