Jakarta (parade.id)- Konsultan kemanan siber sekaligus Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto mengaku takkan golput lagi. Kali ini ia akan menggunakan hak pilihnya. Baik itu di Pilkada, Pilpres, maupun Pileg.
Untuk pemilihan legislatif (pileg), Teguh akan memilih Partai Buruh. Alasannya, sudah saatnya kelas pekerja memilih kelas pekerja juga.
“Mereka punya caleg pinggiran dan udah saatnya kelas pekerja diwakilkan oleh kelas pekerja juga,” cuitannya, kemarin, Selasa (6/2/2024).
Sementara, untuk pemilihan presiden (pilpres), ia akan memilih juga tetapi bukan Prabowo Subianto atau pasangan calon nomor 2.
Alasannya dia tidak memilih Prabowo ada beberapa hal.
“Jika kita bicara soal 02, tak bisa dilepaskan dari melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Jokowi. Ini dilakukan karena sebelumnya Jokowi telah gagal dengan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden dan juga wacana Presiden 3 periode,” papar Teguh.
“Setelah gagal dengan wacana tersebut, Jokowi melalui Pratikno kemudian menyiapkan langkah lain,” ia melanjutkan.
Dengan bantuan dari Anwar Usman, Ketua MK yang juga Paman Gibran, kemudian lahirlah Putusan MK No. 90 untuk meloloskan Gibran menjadi Cawapres. Kata dia lagi.
Inti dari putusan tersebut kata Teguh adalah untuk meloloskan Gibran menjadi Cawapres. Dimana batas usia yang sebelumnya 40 tahun kemudian diturunkan menjadi 35 tahun sesuai dengan usia Gibran.
“Sang paman melalui sidang MKMK kemudian terbukti melanggar etik & dicopot dari ketua MK.”
Tak berhenti di sana, ia melanjutkan, demi meloloskan Gibran, belakangan bahwa Ketua dan Komisioner KPU juga dinyatakan melanggar etik terkait proses pendaftaran Gibran sebagai Cawapres.
“Kompetisi belum dimulai aja udah begini.”
“Prabowo dengan sejarah sebagai penculik dan pelanggar HAM ditambah emosinya yang sering tak terkontrol kemudian dikawinkan dengan seorang anak haram konstitusi,” imbuhnya.
(Rob/parade.id)