Jakarta (PARADE.ID)- Organisasi buruh Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI), dan BEM SI Kerakyatan, yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) berencana akan melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/4/2022).
Isu atau tuntutan mereka dalam aksi pada tanggal tersebut di antaranya soal kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, naiknya harga sembako, penolakan revisi UU Pembentukan Peratutan Perundang-undangan (P3), dan menuntut pencabutan UU Nomor Nomor 12 Tahun 2020 Cipta Kerja.
Lantas, seperti apa persiapan dan harapan di aksi mendatang itu? Mengapa isu-isu atau tuntutan itu yang dibawa, bukan yang lain seperti penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden?
Berikut penjelasan Sekjend KASBI Sunarno, dimana ia juga menjadi bagian dari rencana aksi mendatang:
Bisa dijelaskan soal rencana aksi mendatang?
Kalau untuk aksi (nanti), tentu berkaitan dengan situasi nasional saat ini. Ada kebijakan dari pemerintah kita yakni kenaikan harga BBM, sembako, yang tidak bisa dikontrol lagi, dan rencana elpiji yang akan naik serta soal pajak yang kemungkinan naik.
Selain itu juga menyikapi soal pembahasan revisi UU P3 (pembentukan peraturan perundang-undangan) dan itu akan melegitimasi UU Nomor 12 Tahun 2020 Cipta Kerja.
Jadi itu tuntutannya?
Tuntutannya turunkan harga sembako, BBM, pencabutan Omnibus Law, dan penolakan revisi UU P3.
Mengapa isu itu yang dibawa?
Kalau isu soal masa jabatan presiden saya pikir akan kita usung. Tapi itu kan sebenarnya sudah terjawab juga. Tapi tetap akan disuarakan.
Secara eksplisit Jokowi berkata demikian itu kan politis. Sebab tidak mungkin dia bicara sendiri. Namanya juga dicalonkan.
Makanya melalui yang lain. Mungkin begitu. Tapi sesuai dengan bacaan kita juga bahwa konsolisasi oligarki itu sudah clear. Sejak 02-01 sudah jadi satu pemerintahan. Kita anggap sudah jadi. Clear kita anggap.
Bisa dijelaskan?
Yakni, selanjutnya bagaimana mereka ini mempertahankan kekuatannya, bagaimana juga mengamankan program-program yang sudah berjalan, ya, melalui rezim sekarang tentunya. Kalau ada rezim beda lagi, tentu akan beda lagi programnya.
Makanya di beberapa partai politik dia mengusulkan tetap kalau bisa Pemilu itu ditunda dan presiden ada perpanjangan. Itu pasti.
Jadi fokusnya tidak ke penundaan Pemilu dan jabatan presiden?
Tanggal 21 April fokusnya tidak ke sana. Kita lebih ke soal BBM, soal sembako yang harganya tidak kira-kira ini. Soal Omnibus Law dan revisi UU P3. Aksi nanti di DPR.
Itu kesepakatan?
Ya, aksi nanti kita telah bersepakat di Rakornas kemarin, tanggal 15, soal aksi tanggal 21, bahwa akan aksi. Tapi ini juga sebagai prakondisi, karena kita akan ada aksi besar, Hari Buruh, di tanggal 21 Mei 2022, yang kita geser juga, karena bertepatan dengan hari lebaran.
21 Mei ini sekaligus memperingati tumbangnya rezim Soeharto. Akan ada aksi besar-besaran juga bersama mahasiswa.
Sebelumnya sudah mengamati soal isu yang akan dibawa?
Sebenarnya ini juga kita bahas beberapa waktu lalu, di mana ada kawan-kawan mahasiswa dari BEM yang tanggal 11 April bergerak, rencananya itu kita akan aksi juga, dan ternyata juga beberapa kelompok mahasiswa bergerak juga yang tergabung dalam BEM SI Kerakyatan, dimana telah puluhan kampus terkonsolidasi. Dan mereka tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI).
Mereka juga terkonsolidasi dengan GEBRAK. Dan kita bersepakatan bahwa tanggal 21 April 2022 akan ada aksi.
Bagaimana tanggapan kalau isu yang dibawa kurang menggigit?
Isunya ini kalau dilihat kurang menggigit dibanding soal penundaan Pemilu dan perpanjangan jabatan presiden itu, kalau kita paham itu, bahwa masa jabatan itu dan penundaan Pemilu dalam diskusi kami, karena saya pastikan tidak akan terjadi.
Artinya isu itu sesaat?
Ya, bagi kami, dua isu itu isu sesaat. KASBI tidak setuju. Cuma itu kan pertarungannya ada di DPR juga. Tidak hanya dengan masyarakat. Akan ada pertarungan di sana. Ada pertentangan. Pasti sulit untuk mengegolkan itu. Makanya dijawab juga kan oleh KPU.
Kita meyakinkan juga.
Lebih jelasnya?
Kita justru aksi nanti lebih itu terkait dengan kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan masyarakat kecil, yang justru kita angkat. Kalau kurang menarik, tapi inilah faktanya di lapangan, di masyarakat yang justru kita angkat karena menginginkan penurunan harga-harga kebutuhan tadi: sembako, minyak atau BBM.
Isunya jadi, penolakan kenaikan BBM, sembako, pencabutan Omnibus Law, dan penolakan revisi UU P3.
Berapa banyak yang akan ikut aksi?
Berapanya belum tahu persisnya. Sebab masih proses konsolidasi. Soalnya, bukan hanya di Jakarta tetapi juga di daerah-daerah. Serentak.
Namun dapat kita pastikan tanggal itu turun. Sebelum itu akan ada kongres rakyat, besok, tempat masih tentatif: kampus esa unggul atau tidak di LBH Jakarta.
Estimasi massa KASBI sendiri?
KASBI untuk Jakarta, estimasinya belum tahu.
Banyaknya seperti massa mahasiswa di DPR kemarin?
Nanti ada rapat lagi. Soalnya nanti kita pecah, karena kita tidak pusatkan di Jakarta, karena puasa, kan. Di Bekasi ada, Karawang, Subang, Cimahi, Bandung, Tasik, Garut, kita pecah-pecah, yang biasa di Jakarta. Jadi tidak ke Jakarta semuanya.
Besok itu jadi paling Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
Kalau dari mahasiswa?
AMI, BEM SI Kerakyatan, mereka sudah terdaftar itu 40 lebih kampus ikut aksi. Di Jakarta saja itu. Tapi Banten akan ke Jakarta juga. Sisanya sendiri, di daerah-daerah. BEM SI yang kemarin di DPR tidak ada.
Apa harapan dari aksi nanti?
Output-nya itu kita maunya soal politik dahulu, perpanjangan jabatan presiden dan penundaan Pemilu menurut kami sudah dijawab dengan normatif. Mau kita debatkan lagi kan malu juga. Masak sudah dijawab kita tuntut lagi, meskipun akan kita usung lagi (di aksi nanti). Kita sampaikan. Tapi itu tidak menjadi prioritas. Prioritas itu isu di atas tadi.
Sampai seperti apa aksi akan berlangsung?
Akan bertemu dengan perwakilan di DPR, karena kita kan mendesak revisi UU P3 itu, misalnya. Untuk diskusikan itu.
Kalau dahulu Presidennya bukan Jokowi ada kenaikan misal 500/liter sudah geger. Sudah gejolak di mana-mana dan menjadi pembahasan serius juga di DPR. Tapi yang saat ini kan tidak.
Bahkan sudah beberapa kali.
Katakanlah tarif tol, ya, naik-naik saja. BBM naik, naik saja. Tidak ada yang peduli. Sembako naik, naik saja. Tidak ada yang peduli.
Dinilai penting?
Sebab ini naiknya besar, dan sempat menghilang (minyak goreng), ini kan sangat penting dan krusial. Makanya itu yang kita usung. Itu isu prioritas.
Soal personal Partai Buruh akan hadir?
Ada simbol partai buruh di GEBRAK, kita tidak ada masalah. Kan pilihan beda-beda. Soal mereka berpartai atau tidak itu hak mereka. Itu kan pilihan. Terpenting dalam perjuangan, partainya tidak dilibatkan.
Kalau atributnya ada?
Atribut partai buruh nanti harusnya tidak ada. Sebab beberapa kali dalam aksi GEBRAK kan tidak ada. Kalaupun ada beberala orang pakai kaos partai buruh, saya rasa itu umum saja tetapi dia kam tidak sedang mengkampanyekan partai.
Anda dan mbak Nining hadir?
Ya, saya dan mbak Nining akan hadir. Juga ada bang Boing (Ilhamsyah, Ketum KPBI).