Jakarta (parade.id)- Bos atau CEO TikTok Shou Zi Chew “disidang” legislator Amerika Serikat, terkait dugaan hubungan aplikasi tersebut dengan pemerintah China. Legislator menuduh bahwa data pengguna AS dapat dengan mudah dibagikan dengan pemerintah China, aplikasi tersebut dapat menjadi platform disinformasi dan propaganda untuk Beijing dan TikTok tidak cukup melindungi anak-anak dari bahaya.
Namun, China telah membalas bahwa AS menyebarkan disinformasi dan menekan pengguna. Sekitar 150 juta penduduk AS termasuk di antara satu miliar pengguna global bulanan TikTok, menurut perusahaan. Itu hampir setengah dari populasi negara itu.
“Partai Komunis China dapat menggunakan ini sebagai alat untuk memanipulasi Amerika secara keseluruhan,” kata Ketua Komite Energi dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat Cathy McMorris Rodgers, seorang Republikan.
“TikTok telah berulang kali memilih jalur untuk lebih banyak kontrol, lebih banyak pengawasan, dan lebih banyak manipulasi,” katanya saat membuka sidang, dikutip Al Jazeera.
“Platform Anda harus dilarang”.
Tapi Chew dalam pernyataan pembukaannya, mendeskripsikan aplikasi tersebut sebagai “tempat di mana orang bisa berkreasi dan ingin tahu”. Dia mengatakan dia berusaha menghilangkan “beberapa kesalahpahaman” tentang ByteDance, yang katanya “tidak dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah China”.
Chew menambahkan bahwa TikTok berkantor pusat di Singapura dan Los Angeles dan menolak pengaruh atau intervensi dari pemerintah China. Dia juga mengatakan TikTok belum membagikan data dengan Beijing.
“Pendekatan kami tidak pernah mengabaikan atau meremehkan salah satu dari masalah ini. Kami telah menangani mereka dengan tindakan nyata,” katanya.
(Irm/parade.id)