Site icon Parade.id

Dua Berita Buruk Dunia saat Ini Menurut Presiden ke-6 RI

Foto: Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dok. pikiran-rakyat.com

Jakarta (parade.id)- Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengabarkan bahwa ada dua berita buruk tentang dunia saat ini. Pertama, kata dia, resesi ekonomi global yang sepertinya bakal terjadi (simak pernyataan IMF dan Bank Dunia).

Kedua, perang di Ukraina makin membahayakan bagi keamanan internasional (ikuti perkembangan terkini di Ukraina).

Terkait resesi ekonomi global, jika erjadi, kata SBY pasti makin memukul kehidupan semua bangsa, yang saat ini sudah dalam keadaan susah. Kemudian, jika perang di Ukraina makin “liar” dan tidak terkendali, maka kata dia terjadinya perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan.

“Kita tahu dampak buruk jika krisis ekonomi global terjadi disertai ‘cost of living crisis’, dan perang besar terjadi di Eropa yang libatkan Barat (AS dan sekutunya) melawan Rusia dan sekutunya. Tentunya kita tdk ingin mengalami lagi Great Depression sebelum Perang Dunia II dulu,” kata SBY, Selasa (12/10/2022), melalui akun Twitter pribadinya.

Situasi dunia, kata SBY, juga akan makin runyam jika geopolitik di Asia Timur, yang sudah panas, akhirnya menjadi konflik militer terbuka antara China vs Taiwan dan pendukungnya (termasuk AS).

“Ingat, Perang Dunia II dulu, mandala besarnya ada di Eropa & Asia. Haruskah kita biarkan terjadi lagi?” katanya lagi.

Jika keadaan makin tidak terkendali (goncangan ekonomi dan keamanan global), sementara pandemi Covid-19 masih ada, maka menurutnya penyelamatan bumi dari pemanasan global akan gagal karena dunia tidak lagi peduli dan bukan prioritas. Dunia bisa alami “triple crises”—keamanan, ekonomi dan lingkungan.

Atas hal itu, ia menyeru kepada para pemimpin dunia, termasuk PBB, agar bertindak secara nyata (do something concretely) untuk menyelamatkan dunia kita. “Inaction is immoral”.

“Gunakan Forum G-20 di Bali ‘to save our world, to save our planet’. Turunkan ego masing-masing. Negosiasi & perundingan adalah jawaban,” katanya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version