Site icon Parade.id

Hari Pahlawan 10 November, Prabowo Subianto Kenang Robert Wolter Mongisidi

Foto: Robert Wolter Mongisidi, diunggah akun Twitter Prabowo Subianto, Kamis (10/11/2022)

Jakarta (parade.id)- Hari ini, Kamis, 10 November, bertepatan dengan Hari Pahlawan. Di Hari Pahlawan ini, Ketum Gerindra, sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengenang salah satu pahlawan Indonesia, yakni Robert Wolter Mongisidi.

“‘Jangan takut melihat masa yang akan datang, saya telah turut membersihkan jalanan bagi kalian meskipun belum semua tenagaku kukeluarkan’,” Prabowo mengutip ucapan Robert Wolter Mongisidi, mengawali kenangannya.

Diceritakan Prabowo, quotes Robert Wolter Mongisidi di atas adalah penggalan kalimat pada surat yang ditulis kepada Marie adiknya ketika beliau di penjara menunggu hukuman mati akibat melawan Belanda yang membonceng NICA. Perlawanan Robert Wolter Mongisidi dimulai ketika baru merantau dari Manado ke Makassar.

“Terhenyak karena kemerdekaan yang baru sesaat tiba-tiba terancam. Belanda kembali dengan wujud baru, Netherlands Indies Civil Administration alias NICA dengan tujuan berkuasa kembali,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.

Salah satu aksinya saat mencegat jip militer milik Belanda bersama tiga orang teman lainnya. Mongisidi lalu menodongkan pistol ke arah kepala satu-satunya orang yang ada di mobil itu, seorang kapten.

“Seragam dan tanda pangkat sang kapten dilucuti, lalu dikenakan Mongisidi.”

Mobil direbut, Mongisidi dan seperkawanan menuju ke arah tangsi. Tak dikenali, mereka berhasil masuk ke kandang musuh.

Suasana mendadak riuh saat Mongisidi memberondongkan senapannya ke area tangsi. Para penghuninya pun panik, bubar, dan lari menyelamatkan diri ke segala penjuru.

“Setelah banyak aksi perlawanan kepada Belanda, Robert Wolter Mongisidi tertangkap namun berhasil melarikan diri dan melakukan perlawanan kembali menyerang pos-pos Belanda. Tertangkap untuk kedua kali dan diadili,” paparnya.

Tegar mengakui dakwaan sebagai pemimpin pemberontak dan saat dijadikan saksi persidangan teman-temannya yang diadili, ia menyatakan bahwa apa yang dituduhkan adalah tanggung jawab beliau dengan mengatakan: “Mereka berbuat atas perintah saya, maka sayalah yang bertanggung jawab.”

26 Maret 1949, hakim beri putusan hukuman mati kepada Wolter Mongisidi yang dilaksanakan pada tanggal 5 September 1949. Surat keputusan langsung disetujui dan ditandatangani beliau.

“Padahal Belanda kerap membujuk Mongisidi agar mau bekerja sama, tapi ia tegas menolak.”

Kepada anggota regu penembak saat pelaksanaan hukuman mati, Wolter Monginsidi sempat mengatakan:
“Jalankan kewajibanmu, dan tembaklah dengan tepat.”

Pada Kitab Suci yang dijadikan bantal beliau, ditemukan tulisan tangan berbunyi: “Setia hingga akhir di dalam keyakinan.”

Keyakinan pada cita-cita kemerdekaan membuat Wolter Monginsidi tidak gentar menjalani proses persidangan yang penuh dengan penyiksaan dan berkepanjangan, serta ancaman dan bahkan putusan hukuman mati terhadap beliau.

Robert Wolter Monginsidi membuktikan diri sebagai pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri serta memiliki kesetiaan terhadap anak buah dan temannya, yaitu dengan mengambil alih semua tanggung jawab atas dakwaan dan ancaman hukum yang ditujukan kepada mereka.

Robert Wolter Mongisidi sosok anak muda yang berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan berani dan terhormat selalu pengingat saya pribadi untuk tidak menyerah dalam pengabdian kepada bangsa dan negara dalam mengisi kemerdekaan sehingga seluruh rakyat bisa tersenyum bahagia.

Prabowo mengajak sahabat sekalian untuk setiap anak bangsa untuk bersatu dengan keahliannya masing-masing berkarya dalam mengisi masa kemerdekaan yang telah diwarisi kepada kita.

“Selamat Hari Pahlawan. Selamat beraktivitas mengisi kemerdekaan. Selamat berkarya membangun negerimu hingga seluruh rakyat bisa tersenyum bahagia,” ajak Prabowo.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version