Site icon Parade.id

Karang Taruna Tantang Karutan Membuktikan Klaimnya Tidak Ada Perlakuan Istimewa di Rutan

Foto: dok. istimewa

Jakarta (parade.id)- Ketua Karang Taruna Makassar, Muhammad Zulkifli, menantang Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Makassar untuk membuktikan klaim bahwa tidak ada perlakuan istimewa, apalagi ada peredaran HP di dalam rutan. Zulkifli bahkan bersedia mempertaruhkan  apa pun jika tuduhannya tidak terbukti

“Saya tantang Karutan Makassar. Jika saya bisa membuktikan adanya HP di dalam rutan, maka dia harus mundur dari jabatannya dan keluar dari ASN. Begitu juga dengan petugas-petugasnya yang terlibat harus diganti semua,” tantang Zulkifli lewat keterangan tertulisnya kepada media, Kamis (27/3/2025).

“Jika saya salah, saya siap bertanggung jawab,” imbuh Zulkifli.

Menurutnya, pada hari yang sama dengan rilis pernyataan pihak rutan yang menyebut tidak ada HP, Zulkifli mengaku justru memiliki bukti sebaliknya. “Saya punya bukti rekaman, video, dan saksi termasuk saksi seorang aparat yang bisa menunjukkan adanya penggunaan HP oleh warga binaan,” akunya.

Lebih lanjut, Zulkifli menantang Karutan untuk bersama-sama berangkat ke Jakarta dan membuktikan temuan ini langsung di hadapan Menteri Pemasyarakatan.

“Jika dia berani, ayo kita bawa saksi, bukti, dan semua pihak yang mengetahui kebenarannya. Saya yang akan membiayai tiket pesawatnya Karutan. Jadi, kalau setuju maka silakan karutan buat pernyataan terbuka juga,” tantangnya lagi.

Zulkifli menyoroti lemahnya pengawasan di Rutan Makassar bahkan lapas yang menurutnya gagal memberikan efek jera bagi narapidana.

“Seharusnya rutan atau pun lapas menjadi tempat pembinaan, sekaligus tempat untuk mensukseskan upaya pemerintah memberi efek jera kepada pelaku kejahatan, bukan malah menghacurkan tujuan itu dan menjadikan rutan sebagai tempat yang nyaman bagi pelaku kejahatan,” harapnya.

“Kami ini sangat kecewa karena polisi susah-susah menangkap, jaksa sudah memberi tuntutan, hakim sudah memberi vonis dengan harapan agar pelaku bisa jera dan merenungi kesalahannya tetapi semua itu malah dihancurkan oleh ketidakbecusan petugas rutan atau pum lapas dalam mengawasi warga binaan sehingga mereka yang dulunya ditangkap karena melakukan bisnis kejahatan malah menjadikan rutan atau lapas sebagai tempat paling aman untuk kembali mengendalikan bisnis jahat itu dari dalam penjara termasuk bisnis narkoba,” terangnya.

Ia juga menyinggung kasus besar seperti Freddy Budiman, di mana narkoba tetap bisa diedarkan karena akses komunikasi yang tidak terputus dari dalam penjara.

“Kalau pemerintah serius ingin menghentikan kejahatan di dalam rutan, maka pastikan tidak perlakuan khusus termasuk peredaran alat komunikasi ilegal di dalam rutan atau pun lapas, kecuali tegas,” harapnya.

Zulkifli berharap Menteri Pemasyarakatan turun tangan langsung untuk menangani permasalahan ini.

“Saya tidak ingin bicara dengan Kanwil, karena bisa saja ada kongkalikong antara mereka. Saya ingin pembuktian ini langsung di hadapan menteri terkait termasuk Menko Polhukam agar ada tindakan tegas, termasuk pencopotan pejabat yang lalai dalam tugasnya,” pungkasnya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version