Site icon Parade.id

Memaknai Sila Keempat Pancasila

Dok: harianterbit.com

Jakarta (PARADE.ID)- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof Jimly Asshiddiqie memiliki resep agar kita sebagai bangsa Indonesia tidak saling membenci, baik itu kepada pemberi maupun penerima kritik. Resep itu, kata dia, ialah ada di sila keempat Pancasila.

“Kuncinya sila keempat Pancasila. Musyawarah. Semangat musyawarah ini diharuskan saling mendengar. Saling gitu, loh. Ini kan gak mau saling mendengar,” kata dia, dalam perbincangan dengan Ketua MUI KH Cholil Nafis, di kanal YouTube MUI, kemarin.

Atas hal itu, Prof Jimly pun melihat bahwa saat ini terbentuk dua pola. Pemuja dan pembenci (terkait kritik). Tapi, keduanya menurut dia sama-sama irasional, karena keduanya sudah dipenuhi kebencian.

“Bukannya orang yang dipujanya itu hebat sekali, enggak. Bukan karena dia hebat. Cuma karena pemuja ini karena tidak suka dengan pembenci,” ungkapnya.

Pun dengan pembenci juga demikian. Bukan karena yang dibenci itu jahat sekali. Bukan. Ini, kata dia, tidak rasional saja.

“Dia makin tidak rasional mengekspresikan kebencian karena tidak suka kepada pemuja. Ini berlaku semua orang,” katanya lagi.

Menurut dia, tokoh-tokoh yang dipuja dan yang dibenci itu sebagai korban. Ia pun mengimbau kepada para pemimpin untuk menenangkannya. Merukunkan, membuat hubungan-hubungan dialog sehingga hubungan kebencian berubah menjadi cinta. Silaturahim.

“Saya rasa, para tokoh, para pemimpin yang memegang jabatan harus memahami psikologi komunikasi. Bagaimana mereka turun untuk menenangkan, merukunkan. Bukan malah mendukung para buzzer,” pesannya.

(Sur/PARADE.ID)

Exit mobile version