Site icon Parade.id

Umat Islam Harus Memaknai Pancasila dengan Betul, Kata Ketum DDII

Foto: Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustaz Adian Husaini, ketika memperingati hari lahirnya Piagam Jakarta, Sabtu (22/6/2024), secara daring/tangkapan layar

Jakarta (parade.id)- Umat Islam harus memaknai Pancasila dengan betul. Hal itu disampaikan Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustaz Adian Husaini, ketika memperingati hari lahirnya Piagam Jakarta, Sabtu (22/6/2024), secara daring.

Ia menyampaikan hal di atas, karena ia melihat di lapangan ada yang memahami Pancasila tetapi malah terjebak pada dua kutub ekstrem.

Kutub pertama yang dia maksud adalah kutub sekularisme. Kedua adalah kutub ekstremisme: yang menolak Pancasila dan yang menolak NKRI.

“Padahal Pancasila ini adalah hasil perjuangan umat Islam Indonesia. Hasil perjuangan para tokoh kita,” ujarnya.

Dua kutub yang ia sebut itu adalah kesalahpahaman. Agar kesalahpahaman itu tidak terjadk kembali, maka ia meminta kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk mengajarkan Pancasila secara adil, juga secara ilmiah.

“Di Permendikbud Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Naisonal, untuk PAUD, pendidikan dasar dan menengah, Pemerintah itu telah memutuskan bahwa tujuan pendidikan itu melahirkan profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.

Ada enam kriteria menuju Pelajar Pancasila, seperti yang terdapat pada pasal 17 di Permen tersebut: a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; b. Bergotong royong; c. Bernalar kritis; d. Berkebhinekaan global; e. Mandiri, dan; f. Kreatif.

Enam kriteria di atas disebutnya penting. Hanya saja ia khawatir ke depan, saat pelaksanaannya akan mengalami problem.

“Seperti apa, cara bagaimana melahirkan Pelajar Pancasila ini. Dan itu memerlukan pendidikan yang benar. Yang saya lihat justru menjadi PR pada umat Islam sendiri: memahami profil Pelajar Pancasila yang islami. Sebab ini berlaku semua Permendikbud ini,” kata dia.

“Maksudnya untuk orang yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, semua akan mengikuti kriteria itu—mengarahkan pendidikan untuk membentuk pelajar yang punya profil Pelajar Pancasila,” imbuhnya.

Piagam Jakarta itu lahir usai beberapa tokoh yang disebut Panitia Sembilan berhasil menyusun sebuah dokumen sejarah mengenai dasar negara RI.

Piagam Jakarta lahir atas kesepakatan antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis. Nama Piagam Jakarta sendiri diberikan oleh Muhammad Yamin.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version