Jumat, Agustus 1, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Teknologi

Ada Upaya Transaksi Penipuan di Aplikasi Edit Video VivaVideo

redaksi by redaksi
2020-11-14
in Teknologi
0
Ada Upaya Transaksi Penipuan di Aplikasi Edit Video VivaVideo
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Riset perusahaan keamanan siber asal Israel, Upstream, menunjukkan aplikasi VivaVideo diduga melakukan upaya tindakan penipuan siber kepada para penggunanya.

Tercatat, lebih dari 20 juta upaya permintaan transaksi tipu-tipu melalui VivaVideo. Jika upaya ini berhasil dan tidak diblokir, peneliti memperkirakan pengguna bisa merugi mencapai US$ 27 juta.

Related posts

Teguh Aprianto Pilih Partai Buruh untuk Pileg, Pilih Selain Prabowo untuk Pilpres

Kerugian jika Data Pribadi Diambil Hacker

2024-07-11
PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

2024-05-28

VivaVideo merupakan aplikasi Android edit video yang dikembangkan oleh QuVideo Inc, perusahaan asal Hangzhou, China. VivaVideomenawarkan fitur produksi video dasar, alat pengeditan, efek, pemberian musik, dan banyak lagi secara gratis dan premium. Kini tercatat telah diunduh 100 juta pengguna di seluruh dunia.

“Saat berbagi video menjadi semakin populer di TikTok dan Instagram, semakin banyak pengguna mencari cara untuk mengedit konten mereka. Namun, aktor jahat juga meningkatkan aktivitas dan teknologinya, dan mereka mendatangkan malapetaka di aplikasi seperti VivaVideo,” ujar Kepala Secure-D Upstream Geoffrey Cleaves.

Upaya penipuan tersebut, menurut Upstream, VivaVideo mencoba untuk berlangganan versi premium sambil mengirimkan iklan yang tidak terlihat sambil menghindari deteksi oleh pengguna untuk menghasilkan klik palsu, demikian Upstream dalam rilis yang diterima Cyberthreat.id, Kamis (12 November 2020).

Melalui platform anti penipuan seluler berbasis kecedasan buatan (AI) miliknya, Secure-D, Upstream mendeteksi transaksi seluler di VivaVideo yang mencurigakan sejak awal 2019.

“VivaVideo telah lama menduduki puncak daftar aplikasi yang mencurigakan di indeks Secure-D. Jadi, tim peneliti Secure-D memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyelidiki lebih lanjut,” ujar Upstream.

Berdasarkan data yang tercatat pada Secure-D, ada 19 negara yang terpengaruh, sebagian besar aktivitas yang terjadi di Brasil, Indonesia, Mesir, Thailand, Rusia dan Inggris.

Brasil menjadi negara yang paling parah terkena dampak dengan lebih dari 11,5 juta upaya transaksi penipuan yang berasal dari aplikasi.

“Seandainya transaksi penipuan tidak diblokir, pengguna Brasil bisa saja secara tidak sengaja dan tidak sadar dikenai biaya US$10,3 juta untuk layanan dan langganan yang tidak mereka beli,” tulis Upstream.

Masuk radar keamanan

VivaVideo sejak awal 2019 masuk radar keamanan karena penggunaan komponen perangkat lunak spyware untuk mengumpulkan data pengguna tanpa izin pengguna.

Aplikasi tersebut sering menduduki peringkat teratas Indeks Malware Seluler Secure-D. Upstream mengetahui hal tersebut setelah melakukan beberapa audit eksternal dan telah dikonfirmasi.

“Setelah menganalisis log monitor awal untuk aplikasi tersebut, kami akhirnya menyelidiki lebih lanjut sifat dan skala aktivitas penipuan yang dilakukan aplikasi ini di latar belakang,” tulis Upstream.

Beberapa upaya klik dan beli melalui iklan palsu yang tak terlihat sebenarnya terjadi saat perangkat tidak digunakan. Jika upaya klik dan pembelian ini berhasil, pengiklan akan membayar komisi kepada afiliasi, yang pada gilirannya akan membayar pelaku kejahatan yang bertanggung jawab atas penipuan tersebut.

Berjalan di latar belakang

Upstream juga mengungkapkan, aplikasi ini juga berisi cuplikan kode yang memeriksa perangkat lunak spionase yang dipasang di perangkat pengguna.

VivaVideo berhenti menjalankan semua aktivitas latar belakang yang mencurigakan saat aplikasi pemantauan dipasang, “ini membuktikan bahwa penipu terus meningkatkan keterampilan dan alat yang mereka gunakan,” ujar Upstream.

“Cuplikan kode semacam itu adalah metode umum yang digunakan agar tetap tidak terdeteksi dalam hal penipuan iklan seluler.”

Hal lain yang mencurigakan, VivaVideo butuh izin otorisasi akses yang sebetulnya tidak diperlukan oleh aplikasi mengedit video seperti akses ke berbagai informasi sensitif seperti lokasi GPS, aplikasi yang sedang berjalan, dan banyak lagi.

“Permintaan izin semacam itu hampir tidak diperlukan agar aplikasi edit video dapat berjalan dengan baik,” ujar Upstream.

SDK penipuan iklan

Upstream juga menemukan VivaVideo versi lama berisi software development kit (SDK) penipuan iklan yang diketahui telah dilarang oleh Google, yaitu Batmobi SDK.

Batmobi merupakan SDK yang memanfaatkan izin pengguna untuk terlibat dalam injeksi klik dan banjir klik. Keduanya merupakan teknik penipuan iklan yang populer dan menyebabkan kerugian iklan yang besar.

Secara khusus, Batmobi diketahui merekam klik palsu dan mengirimkannya ke pengiklan untuk mengklaim hadiah untuk pemasangan aplikasi.

“Tim keamanan kami menemukan bahwa Batmobi SDK ada di versi VivaVideosebelumnya, yang tidak lagi tersedia di Google Play,” tulis Upstream.

Apa yang harus dilakukan pengguna?

Berkaitan dengan hal tersebut, Upstream menyarankan pengguna hanya menggunakan VivaVideo yang berasal dari Google Play Store dan memperbaruinya versi terbaru. Hindari mengunduh dari sumber yang belum diverifikasi atau tautan langsung.

Namun, Upstream mengatakan, aplikasi seluler yang berasal dari sumber yang sah juga dapat disusupi oleh aktivitas jahat. Maka dari itu, sebelum memasang aplikasi yang baru di perangkatnya, pengguna disarankan untuk:

  • Periksa ulasan aplikasi di pasar dan di seluruh web.
  • Tinjau detail pengembang dan nilai kredibilitas mereka.
  • Baca daftar izin yang diminta dan verifikasi bahwa semuanya benar-benar diperlukan agar aplikasi berfungsi.

(Cyberthreat/PARADE.ID)

Previous Post

Anggota DPR Apresiasi TNI dalam Kasus Pembakaran Rumah Dinas di Papua

Next Post

Puspeka: Milenial Bisa Jadi Pahlawan

Next Post
Puspeka: Milenial Bisa Jadi Pahlawan

Puspeka: Milenial Bisa Jadi Pahlawan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto Kristiyanto Keputusan Cerdas Prabowo

2025-08-01
Driver Ojol AOS Tuntut Regulasi: Kami Mitra, Bukan Budak Digital

Driver Ojol AOS Tuntut Regulasi: Kami Mitra, Bukan Budak Digital

2025-07-29
Usut Tuntas Kasus Penculikan Aktivis dan Pemerkosaan Massal Mei 1998

Usut Tuntas Kasus Penculikan Aktivis dan Pemerkosaan Massal Mei 1998

2025-07-27
Prabowo Gagal Memberikan Pembaruan, Tidak Meyakinkan, Hanya Melanjutkan Era Jokowi

Prabowo Gagal Memberikan Pembaruan, Tidak Meyakinkan, Hanya Melanjutkan Era Jokowi

2025-07-27
SBY: Belum Saatnya Kita Mengambil Keputusan ke Mana Partai Demokrat Bergabung

SBY Kritik Lambatnya Respons Dunia terhadap Gaza, ASEAN Mengalami Kemunduran

2025-07-27

Konflik Thailand dan Kamboja Diharapkan Mereda Demi Stabilitas Kawasan

2025-07-26

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Disebut Sengsara karena Pulang ke Indonesia, Ini Kata Ricky Elson

    Disebut Sengsara karena Pulang ke Indonesia, Ini Kata Ricky Elson

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kelompok Koalisi Mahasiswa Indonesia untuk Birokrasi Reformasi Adukan Sekretaris DKPP ke Kemendagri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenhub Dituding Manipulasi FGD Ojol: Kepentingan Siapa yang Diperjuangkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia di Ambang Kehilangan Kedaulatan Kesehatan jika Tidak Menolak Amandemen IHR

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masa Depan IKN Masih Misteri: Antara Janji Pembangunan dan Tantangan Realitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In