Kamis, Juli 3, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Teknologi

BSSN Ungkap Tiga Jenis Serangan Siber Dominan di Indonesia

redaksi by redaksi
2020-10-26
in Teknologi
0
Austria Usir Diplomat Rusia
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Direktur Deteksi Ancaman Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Dr. Sulistyo mengatakan lembaganya mendeteksi 325 juta serangan siber yang menyasar Indonesia sejak Januari hingga Oktober 2020. Dari jumlah itu, serangan paling dominan adalah jenis jebakan tautan phishing,  Distributed Denial of Services (DDoS), serta ransomware.

Hal tersebut disampaikannya dalam webinar BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt “Cyber Attack”,Senin (26 Oktober 2020).

Related posts

Teguh Aprianto Pilih Partai Buruh untuk Pileg, Pilih Selain Prabowo untuk Pilpres

Kerugian jika Data Pribadi Diambil Hacker

2024-07-11
PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

2024-05-28

Pertama, terkait tautan phising. Menurut Sulis, serangan itu dikirimkan menggunakan email dan SMS dengan menyertakan tautan link yang tidak jelas isinya dan berpotensi menjadi kampanye penyebaran malware atau perangkat lunak berbahaya.

“Ketika itu diklik yang terjadi itu membuka celah pintu ke dalam gadget kita, untuk berkomunikasi dengan penyerang, itu pertama,” ujarnya.

Kedua, dari 325 juta serangan itu berkaitan dengan DDoS. Serangan DDoS ini, kata Sulistyo, upaya penyerang membanjiri infrastruktur atau server target.

Dampak dari serangan DDoS, kata Sulistyo, adalah lambatnya akses karena bandwidth-nya habis, serta server yang akan diakses pun juga lama sekali. Sehingga, situs yang menjadi target tidak bisa diakses karena serangan itu.

“Karena website terkena DDoS maka otomatis yang ingin mendapatkan itu menjadi tidak bisa akses,” ujarnya.

Ketiga, ransomware. Serangan jenis ini, kata Sulistyo, cukup masif. Ransomware ini adalah turunan dari malware, yang dapat menyandera data yang ada di perangkat.

“Kalau dulu yang disandera orang atau barang, kalau sekarang yang disandera data,” kata Sulistyo.

Menggunakan ransomware, peretas dapat menguasai sebuah sistem, mengakses basis data di sistem itu, dan menyandera datanya menggunakan enkripsi.

“Proses enkripsi itu adalah data itu kemudian disandi, yang bisa membaca informasi, yang mengakses informasi yang mengetahui kuncinya,” ujar Sulistyo.

Tren ransomware sendiri mengikuti bagaimana tren mata uang kripto (cryptocurrency) tumbuh, sehingga peretas yang mengenkripsi data meminta tebusan kepada targetnya atau korban dalam bentuk mata uang kripto, yaitu bitcoin.

“Dulu yang disandera orang atau barang, minta tebusan uang. Sekarang terjadi adalah yang disandera itu data dengan dienkripsi, kemudian minta dibayar dengan bitcoin,” kata Sulistyo.

Sulistyo mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan siber di tengah adanya ancaman siber yang menghantui. Khusunya kepada orang tua atau sesepuh yang juga menggunakan internet agar diberikan kesadaran dengan memberikan pengetahuan tentang jenis serangan serta dampak-dampak serangan yang mungkin terjadi.

Selain itu, karena saat ini tren terkini ancaman siber adalah kebocoran data, Sulistyo pun mengingatkan untuk sadar dalam melindungi data pribadi. Terutama informasi-informasi tentang diri kita yang melekat pada diri kita seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), data tanggal lahir, nama ibu, dan seterusnya.

Sulistyo menyarankan untuk tidak menggunakan kata sandi yang identik dengan tanggal lahir mengingat keadaan masyarakat yang sering mengumbar tanggal lahir di media sosial. Dengan menggunakan tanggal lahir sebagai kata sandi, di saat bersamaan diumbar pula, maka menurutnya, dapat berpotensi dimanfaatkan oleh penyerang untuk masuk ke akun media sosial kita.

“Password yang identik dengan ultah itu gampang diingat karena punya berbagai aplikasi, seandainya berbeda-beda kata sandinya dan dibuat unik maka kesulitan sendiri ketika login, makanya dicari yang gampang, saya percaya itu,“ ujarnya.

(Cyberthreat/PARADE.ID)

Previous Post

Memanfaatkan Era Digital untuk Koreksi Laku Pejabat

Next Post

Anies Susun Rancangan Pembelajaran untuk SMP-SMA

Next Post
Anies Susun Rancangan Pembelajaran untuk SMP-SMA

Anies Susun Rancangan Pembelajaran untuk SMP-SMA

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Negara Harus Menyelamatkan Pengemudi Ojol dari Hubungan Kerja Menyesatkan

KON: Kenaikan Tarif Ojol Bukan Solusi Utama

2025-07-02
BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

2025-07-01

Waspada! Buku Terjemahan Bisa Menjadi Ladang Lahirnya Tafsir Ekstrem

2025-06-30
Konvoi Damai Menembus Blokade Gaza: Seruan Solidaritas, Refleksi Tokoh, dan Tantangan Kemanusiaan

Konvoi Damai Menembus Blokade Gaza: Seruan Solidaritas, Refleksi Tokoh, dan Tantangan Kemanusiaan

2025-06-29
Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

2025-06-28
Ketum PB SEMMI Sampaikan Apresiasi di HUT Polri ke-79

Ketum PB SEMMI Sampaikan Apresiasi di HUT Polri ke-79

2025-06-26

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Negara Harus Menyelamatkan Pengemudi Ojol dari Hubungan Kerja Menyesatkan

    KON: Kenaikan Tarif Ojol Bukan Solusi Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nama Ananda Tohpati Terseret Isu Dugaan Pengelolaan Dana Tambang di Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumut Caplok Empat Pulau Aceh, Benarkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In