Jakarta (PARADE.ID)- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang cukup baik dalam upaya pengendalian perubahan iklim. Tren positif Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dibuktikan dengan keberhasilan kinerja pengurangan emisi GRK periode 2014-2016 dengan volume pengurangan emisi sekitar 20,3 juta ton CO2e.
“Hasil positif tersebut membuat Indonesia menerima dana sebesar USD103,8 juta dari Green Climate Fund (GCF) melalui skema Result Based Payment (RBP). Melalui skema yang sama juga, Indonesia menerima USD56 juta dari Norwegia atas keberhasilan penurunan emisi GRK,” demikian katanya, Jumat (29/1/2021), di akun Twitter-nya.
Dalam upaya pencapaian target NDC di sektor energi, kata dia, kita mendorong Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk Bioenergi atau Hutan Tanaman Energi (HTE), pemanfaatan jasa lingkungan air untuk teknologi mikrohidro, pemanfaatan sampah jadi energi listrik, dan pemanfaatan panas bumi atau geothermal.
Hingga saat ini, lanjut Siti, telah terdapat potensi-potensi seperti 14 unit usaha dengan luas alokasi untuk tanaman energi seluas 156,032 Ha dengan jenis tanaman berupa Sengon, Kaliandra, Akasia, Bakau, Gamal, Bambu dan sebagainya.
“Terdapat juga 18 unit usaha di 10 Provinsi yang berkomitmen mengembangkan bioenergi, dengan luas alokasi untuk tanaman energi seluas 46.600 Ha.”
Kementerian LHK kata dia terus memberi dukungan agar kelima sektor Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, yaitu
sektor energy; limbah; industrial processes and production use (IPPU); pertanian; dan kehutanan, dapat mencapai target pengurangan emisi.
Hal di atas itu ia sampaikan dalam dialog yang mengangkat tema “Sustainable Energy: Green and Clean”.
(RgS/PARADE.ID)