Jakarta (PARADE.ID)- Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menyayangkan tindakan represif dari Aparat Penegak Hukum dan Keamanan/Polri yang telah menimbulkan ratusan korban luka dan sebagian masih ditahan.
“Bentrokan terjadi lebih karena sikap keras kepala penguasa yang tidak membuka ruang dialog, bahkan Presiden memilih pergi ke luar kota, dan Polri lebih bertindak menghadapi massa pengunjuk rasa sebagai musuh, daripada sebagai rakyat warga negara yang memperjuangkan hak dan aspirasinya,” demikian keterangan atas nama Presidium KAMI (Gatot Nurmantyo, Rochmat Wahab, dan M Din Syamsuddin) melalui siaran persnya kepada awak media, kemarin.
“Kepada Polri agar mengusut indikasi kuat bahwa massa buruh, mahasiswa dan pelajar disusupi massa preman yang sengaja menciptakan kerusuhan, termasuk melakukan pembakaran.”
KAMI mendesak kepada Pemerintah untuk mendengar aspirasi rakyat yang disuarakan oleh anak-anak bangsa (buruh, mahasiswa, pelajar, dan lainnya).
“Bukankah kewajiban Pemerintah dan DPR-RI adalah mengemban amanat rakyat?”
Selain itu menyerukan kepada masyarakat luas, khususnya jejaring KAMI di seluruh Tanah Air, untuk memberikan dukungan moril, materiil/logistik berupa makanan, minuman, dan obat-obatan demi kemanusiaan kepada kaum buruh, mahasiswa, pelajar, dan lainnya yang berjuang menuntut haknya demi keadilan dan kesejahteraan.
“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, melindungi perjuangan mereka yang menegakkan kebenaran, mencegah kebatilan.”
KAMI mengaku mendukung gerakan buruh, mahasiswa dan pelajar yang berjuang menuntut hak dan membela aspirasi demi keadilan dan kesejahteraan berdasarkan Pancasila. KAMI beralasan, bahwa UU Cipta Kerja yang dipaksakan pengesahaannya adalah bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karenanya patut ditolak.
(Robi/PARADE.ID)