Jakarta (PARADE.ID)- Akun Twitter media DW Indonesia, @dw_indonesia “dihajar” ramai oleh netizen setelah memuat konten yang dianggap menyudutkan agama Islam melalui hasil liputannya. Konten tersebut misalkan saja mengesankamln seorang perempuan muslim terbelenggu dengan jilbab yang dikenakan oleh orang tua si anak.
Namun, menurut akun tersebut pemberitaan yang dimuatnya itu telah berimbang, imparsial, dan akurat. Dan mereka (DW Indonesia) malah berterima kasih atas perhatiannya kepada banyak netizen atas kontennya tersebut.
“DW mendorong kebebasan berpendapat dan diskusi terbuka, selama sifatnya adil dan tidak diskriminatif atau berisi hinaan terhadap siapa pun,” cuit akun tersebut, Sabtu (26/9/2020) dini hari.
Berikut netizen yang protes atas konten DW Indonesia tersebut dengan respon yang cukup banyak (populer):
@podo_ora_dong: “Media @dw_indonesia telah melakukan framing kepada ajaran Islam. Sementara mereka sendiri ambigu dan mengatakan agama adalah hal yang pribadi. Hidup tidak se-anjing itu! Dasar pelacur opini global elite.”
@_KingPurwa: “Apakah anak-anak yang dipakaikan #PakaianAdat itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan? Jwb @dw_indonesia @nongandah, itu logika yg sama klo pakaian dianggap sebagai identitas! Dan knp mrk tidak dibiarkan aja tidak berpakaian, itu toh hak mrk utk berpakaian ato tdk!”
@D4atuk_T4amburin: “Berhubung setiap postingan sepi peminat, jalan satu2nya diangkat isu agama yg lg tren di +62 Kampret lu @dw_indonesia.”
Dan masih banyak lagi netizen yang tampak tidak terima dengan konten dari akun Twitter media DW Indonesia tersebut.
Sementara itu, pegiat media sosial, Ismail Fahmi mempertanyakan kalimat eksklusif atas isi konten yang mengarah ke pakaian perempuan muslim tersebut dengan membandingkan seorang wanita bermain drum.
@ismailfahmi: “Jilbab = Muslimah = Eksklusif Narsum di video @dw_indonesia yang mengritik pemakaian jilbab pada anak-anak, karena khawatir identitas muslimah ini menjadikan mereka eksklusif, bisa ndak main drum kayak @baceprotvoices ini?” tanyanya.
Pegiat media sosial lainnya, yakni Mustafa Nahrawardaya, menganggap bahwa dengan konten tersebut, DW Indonesia seperti membuat penyakit di Indonesia.
“Jerman, selama ini baik2 saja. Bahkan, baru2 ini Jerman telah mengijinkan suara adzan berkumandang. Lalu kenapa @dw_indonesia ini bikin penyakit di sini?” katanya.
Berikut cuitan akun Twitter media tersebut dengan disertakan video pendek terkait konten:
“Apakah anak-anak yang dipakaikan #jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan? #mukalama #dialog.”
(Robi/PARADE.ID)