Minggu, Mei 18, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Opini

Ditolak Kemenkumham, Moeldoko Berpeluang Menang di PTUN

redaksi by redaksi
2021-04-10
in Opini
0

Foto: KLB Demokrat di Deli Serdang, dok. detik.com

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Kemenkumham tolak KLB Demokrat. Alasannya, karena kelengkapan datanya kurang. Terutama terkait rekomendasi dari DPC dan DPD Demokrat. Kalau alasan kurang, berarti masih bisa dilengkapi dan diajukan kembali.

Atas penolakan inj, kubu KLB datar responya. Tidak resah, apalagi gusar. Biasa-biasa saja. Bahkan cenderung mendukung keputusan itu. “Keputusan kemenkumham itu sudah tepat” kata Marzuki Alie, ketua Dewan Pembina Partai Demokrat kubu KLB.

Related posts

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

2024-12-30
Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

2024-11-30

Tak ada beban, santai saja, dan tak merasa kecewa. Sebaliknya, kubu KLB mengatakan bahwa ini bukti tidak adanya intervensi kekuasaan.

Persepsi “tak ada intervensi kekuasaan” Ini penting. Disini perang opini mulai dimainkan. Selama ini, publik curiga bahwa ada tangan kekuasaan yang bermain di belakang Moeldoko. Dengan ditolaknya KLB oleh Kemenkumham, kubu KLB ingin menghapus kesan adanya orang istana tersebut.

KLB Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara itu memang unik. Beda dari KLB pada umumnya. Sebab, ada keterlibatan tokoh eksternal, dan bahkan dianggap menjadi aktor sentralnya, yaitu Moeldoko. Posisinya sebagai Kepala Staf Presiden (KSP). Melekat posisinya sebagai orang penting istana. Dan publik sulit melepaskan kesan itu.

Dengan kekalahannya di Kemenkumham, ini jadi modal bagi pihak KLB untuk menghapus kesan itu. Tapi, reaksi datar dan tanpa beban atas kekalahan kubu KLB di Kemenkumham justru semakin menambah kecurigaan publik. Image bahwa ada sekenario besarbdi balik KLB itu tidak serta merta hilang.

Mungkinkah Moeldoko betul-betul akan dikalahkan dan dijadikan tumbal di KLB Demokrat? Atau ini bagian kecil dari sekenario yang belum selesai? Hanya bisa dijawab setelah putusan PTUN.

Kabarnya, kubu KLB akan ke PTUN. Langkah yang publik telah menebaknya. Marzuki Alie cs infonya telah mempersiapkan kelengkapan datanya. Diantaranya terkait AD/ART partai dan hilangnya sejumlah nama dari jajaran pendiri partai. Nah, ini bukti bahwa permainan belum selesai.

Kubu Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) tak perlu buru-buru merayakan kemenangan. Permainan babak selanjutnya baru akan dimulai. Boleh jadi akan ada banyak kejutan.

Jika sidang di PTUN digelar, siapa pemenangnya? Disini, perang elit politik akan menentukan nasib: apakah Moeldoko tersingkir? Atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harmukti Yudhoyono (AHY) yang akan tergusur?

Saat itu, akan ada lobi-lobi tingkat tinggi. Rencana AHY untuk sowan ke istana menjadi bagian dari lobi tingkat tinggi itu. Istana nampak dingin, dan belum ada respon. Dingin kepada AHY, belum tentu dingin terhadap SBY. Pertemuan SBY-Jokowi boleh jadi akan digelar tanpa tercium media.

Keputusan final di PTUN adalah bagian yang menyangkut tidak saja harga diri, tapi juga masa depan politik kedua belah pihak. Di PTUN, nasib Jend (Purn) Moeldoko dan Mayor (purn) AHY akan dipertaruhkan.

Jika kubu KLB Moeldoko menang di PTUN, maka akan ada fenomena politik baru di negeri ini. Terbukanya peluang bagi siapa saja untuk kudeta dan ambil alih partai lain. Terutama mereka yang sedang berkuasa. Ini akan menjadi awal bagi petaka demokrasi di Indonesia.

Tapi, jika kubu KLB kalah di PTUN, maka memori kegagalan ini akan dikenang oleh rakyat Indonesia di sepanjang sejarah. Bahwa demokrasi mesti dijaga proses dan mekanismenya secara wajar dari intervensi dan kudeta pihak luar.

Saat itu, nama istana akan bersih kembali. Kekalahan KLB di PTUN menjadi poin bagi istana untuk meyakinkan rakyat bahwa memang tidak ada intervensi kekuasaan. Rakyat akan percaya itu. Lepas ada tidaknya deal-deal politik tingkat dewa dibalik keputusan PTUN itu.

Seandainya kubu KLB kalah di PTUN, lalu ada KLB jilid dua, itu bukan masalah bagi demokrasi kita. Selama tidak ada pihak luar, terutama dari lingkaran kekuasaan, rakyat akan menyambutnya sebagai sesuatu yang normal dan wajar.

Jakarta, 10 April 2021
*Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Tony Rosyid

Tags: #Demokrat#KSP#Opinipolitik
Previous Post

Ketua APBHMI Kembali Gagal Bersaksi di PN Jakut

Next Post

Banyak Pihak Dukung Program Perkuliahan Satu Juta Sarjana Indonesia di UIM

Next Post

Banyak Pihak Dukung Program Perkuliahan Satu Juta Sarjana Indonesia di UIM

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wahdah Islamiyah Audiensi dengan Kementerian ATR/BPN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In