Jakarta (PARADE.ID)- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali membuat gebrakan terkait kepentingan rakyat Palestina. Kali ini ACT menginisiasi, sekaligus me-launching Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP) sebagai salah satu dari sekian solusi untuk Palestina.
Ketua KKIPP Aulia Ikhsan mengatakan, bahwa KKIPP ini adalah sebuah wadah bagi semua elemen dunia dari banyak latar, utamanya kemanusiaan untuk bisa turut serta mewujudkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.
KKIPP juga sebagai gerakan masyarakat sipil berbasis spirit kemanusiaan untuk membebasan Palestina dari segala belanggu penjajahan Israel demi terwujudnya peradaban dunia yang lebih baik.
kKIPP hadir juga untuk membangun gerakan masyarakat sipil dunia yang teroganisir dalam pembebasan Palestina—akan melakukan berbagai agenda advokasi aktif terhadap berbagai stakeholders terkait isu Palestina dan upaya pembebasannya.
“Tujuan besar dari KKIPP ini yakni untuk membebaskan Palestina dari kependudukan Israel. Utamanya, kami bertekad mengajak banyak elemen dunia untuk ikut mewujudkan kemerdekaan Palestina,” ungkapnya, Rabu (19/5/2021), di kantor ACT, Jakarta.
Adapun misinya, Aulia menyebut ada tiga yang menjadi fokusnya sehingga cita-cita kemerdekaan Palestina ke depan terwujud. Di antaranya misi untuk pendidikan, agenda advokasi, dan aksi nyata berupa bantuan yang sangat diperlukan masyarakat Palestina.
Sementara itu, menurut Ketua Dewan Pembina KKIP Ahyudin, KKIPP ini merupakan ikhtiar ACT kepada Allah untuk kemerdekaan Palestina. Ia berharap ikhtiar ini adalah ikhtiar yang terbaik.
“Permasalahan belakangan ini adalah untuk memberikan isyarat kepada kita, bahwa kita harus memaknainya untuk umat. Ingat, bahwa bahwa kemenangan itu didapatkan karena ada usaha terbaik,” kata dia.
Ada beberapa argumen mengapa pada akhirnya lahir KKIPP ini. Pertama kata dia, adalah karena persoalan Palestina belakangan ini sungguh menggugah masyarakat dunia. Kekuatan masyarakat sipil inilah yang akan menjadi kekuatan dari KKIP.
Argumen kedua ialah karena besarnya potensi sipil dunia dalam pembelaannya kepada Palestina—menghentikan kekejaman, adalah sebuah modal karena kalau dikelola dengan baik maka Israel akan enyah dari Palestina.
“73 tahun apa prestasi otoritas politik dunia? Saya berpendapat penjajahan Israel ke Palestina struktural. Israel menjadi operator penjajah seperti sekarang dan menciptakan peradaban yang tidak stabil di dunia,” terangnya.
Selama 73 tahun itu pula, dinyatakan oleh Ahyudin bahwa hakikatnya adalah Allah menghadirkan persatuan. Dan yang menimpa Palestina saat ini menurutnya, tentu kehendak Allah, untuk kita bersatu.
Maka dari itu, ia mengajak melalui KKIPP ini agar seluruh elemen untuk ikut bergabung. Bangu kebersamaan misi, ukhuwah, karena ukhuwah akan membawa kemenangan.
Setelah me-launching KKIPP, para pengurus dan beberapa perwakilan elemen yang bergabung menyatakan sikap. Berikut pernyataan sikap bersama, yang dibacakan oleh Ketua KKIPP Aulia:
Pertama, menolak Israel sebagai negera yang saj serta menolak solusi dua negara yang merugikan Palestina. Kedua, mengajaka seluruh organsisasi kemanusiaan dan berbagai elemen civil society dunia untuk bersinergi bergerak bersama dalam penghentian penjajahan Israel atas Palestina dalam agenda advokasi dan aksi-aksi kemanusiaan.
Ketiga, memberikan kebebasan kepada masyarakat Palestina dalam lima aspek, yakni: kemerdekaan dari kelaparan dan kelangkaan pangan; kemerdekaan dari ancaman kematian dan kurangnya fasilitas kesehatan; kemerdekaan untuk memiliki pekerjaan dan lahan pertanian; kemerdekaan secara teritorial dan tempat tinggal.
Sementara ini yang sudah ikut bergabung ke KKIPP adalah sudah ada ratusan komunitas. Komunitas tersebar dari enam negara yang tergabung dalam KKIPP.
(Rgs/PARADE.ID)