Jakarta (parade.id)- Koordinator Presidium Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya (LIMAJAYA), Farid Sudrajat menolak adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan solar. Farid menilai, bahwa rencana itu tidak pas atau tepat, karena saat ini banyak rakyat yang sedang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Farid pun mengkritisi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang belum lama ini memberikan sinyal bahwa BBM akan dinaikan dan pengumuman itu akan disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi. Farid menilai bahwa keterangan Luhut terkait skema kenaikan BBM merupakan bentuk pengkhianatan pada rakyat.
“Rakyat sedang melakukan pemulihan. Baik pemulihan ekonomi maupun kesehatan. Bukankah apa yang dikatakan Luhut terkait kenaikan harga BBM adalah sebuah pengkhianatan kepada rakyat?” katanya, kepada media, Rabu (24/8/2022).
Farid menilai, jika kenaikan harga BBM tidak terlepas dari adanya oligarki yang bermain, terlebih berdasarkan catatannya, Indonesia berencana membeli minyak dunia dengan harga lebih kecil dari harga pasar minyak dunia
“Kenaikan BBM bersubsidi cenderung menguntungkan oligarki, karena Indonesia punya rencana membeli minyak dari Rusia, di mana harga minyak Rusia 30 persen lebih kecil dari minyak dunia. Ketika indonesia berencana membeli minyak murah kenapa BBM naik, artinya kenaikan BBM hanya akan menguntungkan oligarki dari segi angka biaya produksi,” jelasnya.
Berdasarkan kajian serta analisisnya, Farid yakin kenaikan harga BBM akan menimbulkan efek bola salju. Bahkan akan memberikan tambahan inflasi pada Indonesia.
“Kenaikan BBM dalam hal ini akan berdampak pada naiknya bahan pokok dan energi. Kenaikan barang pokok sudah tentu akan menimbulkan inflasi,” katanya.
Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang disampaikan oleh Luhut baru-baru ini, telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah hendaknya menunda rencana tersebut serta membuka keran bagi mahasiswa untuk turut serta memberi masukan kepada pemerintah.
“Menurut saya pernyataan Pak Luhut telah menciptakan kegaduhan terkait isu kenaikan BBM. Jadi kami meminta kenaikan BBM ini ditunda saja dahulu, karena melihat situasi yang belum memungkinkan,” tegas Farid.
Sisi lain, Kementerian Perhubungan juga telah mewacanakan akan menaikkan tarif ojek online ditengah maraknya isu terkait kenaikan harga BBM. Farid juga menegaskan dirinya akan turun ke jalan jika usulnya tak diindahkan.
“Apalagi rencana Kemenhub akan menaikkan tarif ojek online yang tentunya akan berdampak pada driver ojol, yang di mana dalam kurun waktu yang sama kenaikan BBM dengan kenaikan tarif ojek online—akan tetapi pendapatan dari driver ojek online pun dalam sistem pembagian hasil tidak menambah. Maka Kami akan turun ke jalan bersama rakyat untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, LBP menyebutkan jika pekan depan pemerintah akan menaikkan BBM jenis Pertalite.
Pemerintah kata dia masih menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat, walaupun harga BBM di Indonesia diklaimnya relatif lebih murah dibanding mayoritas negara di dunia.
(Verry/parade.id)