Amerika Serikat (parade.id)- Amerika Serikat (AS) berencana akan memberi sanksi baru kepada Iran. Sanksi baru ini menyusul tidak ditemukannya titik terkait perjanjian nuklir.
Pemerintahan Biden secara eksplisit mengaitkan putaran baru sanksi AS dengan kegagalan untuk memulihkan perjanjian nuklir Iran 2015. Pemerintahan Biden telah mengumumkan babak baru sanksi terhadap Iran, bersumpah untuk menjatuhkan hukuman keuangan secara “reguler” dalam upaya untuk “sangat membatasi” ekspor minyak dan petrokimia Iran.
Langkah-langkah yang diumumkan pada hari Kamis menargetkan beberapa perusahaan dan “perusahaan depan” yang berbasis di China, Uni Emirat Arab, Hong Kong dan India yang dituduh AS terlibat dalam penjualan produk minyak dan petrokimia Iran. Demikiak dikutip Aljazeera.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga secara eksplisit mengaitkan sanksi dengan kegagalan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
“Amerika Serikat berkomitmen untuk sangat membatasi penjualan minyak dan petrokimia ilegal Iran,” kata pejabat Departemen Keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan.
“Selama Iran menolak untuk kembali ke implementasi penuh Rencana Aksi Komprehensif Bersama, Amerika Serikat akan terus memberlakukan sanksinya terhadap penjualan produk minyak dan petrokimia Iran.”
Hukuman tersebut membekukan aset perusahaan di AS dan membuatnya ilegal bagi warga Amerika untuk berbisnis dengan mereka.
Sejak mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018, berbagai sektor ekonomi Iran berada di bawah sanksi AS yang berat.
Sebagai tanggapan, Iran telah memajukan program nuklirnya, termasuk pengayaan uranium, jauh di luar batas yang ditetapkan oleh perjanjian.
Biden berusaha kembali ke pakta itu, yang melihat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap ekonominya, tetapi upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu terhenti.
Pada hari Kamis, pemerintahan Biden mengatakan akan terus menegakkan sanksi dengan ketat sampai Iran kembali ke kesepakatan.
(Irm/parade.id)