Jakarta (parade.id)- Aliansi Rakyat Jelata aksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (5/7/2023).
Aksi mereka, selain terkait korupsi, juga terkait adanya upaya KPK mengkriminalisasi bakal calon presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan. Anies pernah dipanggil KPK terakit pagelaran Formula E.
Menurut salah satu orator, terkait Anies, KPK disebutnya seperti mengintervensi Mantan Gubernur DKI itu, karena statusnya sebagai Bacapres.
“Ini jelas sudah politis. Padahal bukti-buktinya tidak sesuai,” orasinya, di mobil sound.
KPK diingatkannya agar tidak ikut cawe-cawe pada persoalan politik. KPK, kata dia, lebih baik mengurus kasus-kasus besar seperti Harun Masikhu yang masih saat ini belum juga ditemukan.
Orator lainnya, terkait Anies, menyebut KPK berupaya menjegalnya. Agar tidak dapat mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
Lagi-lagi KPK diingatkan untuk tidak berusaha masuk ke pusaran politik. KPK lebih baik mengurus kasus-kasus dugaan korupsi yang besar daripada mengurus Anies yang kasusnya diduga sebagai upaya kriminalisasi dan penjegalan.
“Jangan malah hukum itu tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. KPK mesti memikirkan itu. Juga jangan sampai KPK ikut cawe-cawe politik seperti kabar yang viral,” katanya.
Selain itu, beberap orator menyinggung kepemimpinan Firli Bahuri. Firli disebut sudah tak layak memimpin KPK karena tidak sedikit masalah yang dihadapinya, seperti disangkutpautkan adanya peran Firli terhadap pegawai KPK yanh dipecat.
Firli juga dinilai gagal karena sampai saat ini belum bisa menangkap Harun Masikhu.
Hal lain, yang disorot orator atas kepemimpinan Firli adalah adanya kabar skandal di dalam KPK oleh oknum pegawai. Dimana oknum pegewai diduga melakukan pelecehan seksual terhadap isteri tahanan KPK.
Aksi massa selesai jelang sore. Massa datang dari berbagai daerah di Jakarta dan Bekasi.
(Rob/parade.id)