Jakarta (parade.id)- GMKI Jakarta menyikapi KTT ASEAN 2023 dengan mengingatkan dua hal ini: soal perdagangan orang dan kendaraan listrik. Hal itu disampaikan Ketua GMKI Jakarta, Chrysmon Gultom, kepada media.
Soal perdagangan orang, Chrysmon mengingatkan sudah banyak memakan korban. Dari data yang dikajinya, terdapat ratusan hingga ribuan korban sejak 2020-2023 ini—di mana mereka yang kembali ke Indonesia dalam kondisi meninggal dunia.
“Ini bukan soal Indonesia menjadi Ketua KTT ASEAN saja, melainkan juga soal kemampuan pemerintah Indonesia menyelesaikan persoalan yang sangat merugikan masyarakat Indonesia,” kata dia.
Ia memberikan suatu kasus soal itu.
“Salah satu kasus yang paling terkenal adalah kasus perdagangan aanita dan anak untuk dinikahkan di China. Dalam data yang ditulis oleh Stöckl, Heidi at al (2017) dikatakan bahwa ada 51 wanita dan seorang gadis Vietnam berusia 14 tahun yang telah menjadi korban dalam kasus ini,” ungkapnya.
“Vietnam sebagai salah satu anggota ASEAN juga masih terkenal dengan kasus perdagangan manusianya. Itu hanya sebagian dari kasus di Vietnam yang baru diketahui. Belum lagi kita bicara tentang eksploitasi tenaga kerja migran, penjualan organ, dan lain-lain,” ia melanjutkan.
Itu, kata dia, baru satu contoh kasus dari Negara-negara Anggota ASEAN tentang kasus human trafficking. Belum lagi membahas tentang Thailand dengan kasus perdagangan manusia dalam sektor perikanan, pertanian dan prostitusi.
Lalu, lanjutnya, ada Myanmar yang terkenal sebagai pasar hitam organ manusia dan kasus rekruitmen tantara bersenjata anak-anak, Filipina dengan kasus pekerja migran, Malaysia dan Singapura dengan kasus penjualan manusia di sektor konstrusi, rumah tangga dan prostitusi.
Laos dengan kasus perdagangan manusia dalam sektor pekerjaan domestik, Brunei Darussalam dan Timor Leste dalam kasus pekerjaan paksa dan eksploitasi seksual.
“Lantas bagaimana pihak imigrasi bisa kecolongan seperti tidak paham tugas? Kemudian bagaimana upaya TNI/POLRI dalam intelijen dini?” tanyanya.
Soal kendaraan listrik, ia menyebut bahwa itu bukanlah energi terbarukan yang ramah lingkungan tetapi malah makin memberikan dampak negatif bagi alam dan lingkungan.
“Kendaraan listrik tentunya menggunakan baterai dan baterai tersebut menggunakan nikel. Nikel berasal dari bijih bijih nikel yang ditambang. Dampaknya kita semua sudah tahu, artinya penggunaan kendaraan listrik sama saja dengan peningkatan pertambangan dan sialnya Indonesia dan Filipina sebagai negara penghasil nikel turut ikut andil dalam perusakan lingkungan,” kata dia.
Bahan bakar listrik tentunya kata dia tidak menimbukan emisi gas karbon tetapi akan membuat penggunaan listrik di Indonesia semakin meningkat.
“Artinya PLTU akan lebih membutuhkan batubara sebagai sumber daya untuk menjalankan PLTU dan berujung pada meningkatnya penambangan batubara berlebih,” katanya.
Atas dua yang disorot itu, sia menyampaikan bahwa GMKI Jakarta akan konsisten bergerak selama pelaksanaan KTT ASEAN di Jakarta untuk mengedukasi masyarakat melalui penyebaran spanduk dan release kajian GMKI Jakarta, agar publik secara luas menyadari bahwa KTT ASEAN hanya ceremony elite dan agenda yang membuang anggaran serta ambisi oligarki.
“GMKI Jakarta menyampaikan akan berkomunikasi dengan kalangan mahasiswa, Cipayung hingga cabang GMKI di Wilayah 3 untuk mengeluarkan sikap agar membangun gerakan solidaritas terhadap korban perdagangan manusia dan korban dampak pertambangan,” tutupnya.
(Verry/parade.id)