Jakarta (parade.id)- Jangan tebang pilih soal hak asasi manusia (HAM) di Papua, disampaikan Ketum Brigade Muslim Indonesia (BMI) Muhammad Zulkifli, lewat keterangan tertulisnya kepada media, Ahad (31/3/2024).
Zul menyampaikan itu untuk mengingatkan kepada pihak tertentu yang selama ini terkesan membela segala tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, atau yang disebutnya sebagai KKB OPM kepada masyarakat setempat.
“Pengikut OPM disiksa, kalian teriak HAM. Wahai anak Indonesia, wahai para aktivis HAM, di mana suara kalian saat mereka menyiksa dan membunuh saudaramu?” tanya Zul.
“Kami tentu saja sepakat dengan penegakan HAM di mana pun, termasuk Papua tetapi bukan berarti kita harus tebang pilih terhadap persoalan HAM yang ada di Papua, termasuk tindakan melanggar HAM yang dilakukan oleh para kelompok KKB OPM kepada saudara-saudara kita di Papua sana,” Zul melanjutkan.
Zul protes dengan pihak atau aktivis tertentu itu. “Kami protes keras kepada para manusia-manusia yang tidak memiliki nurani yang selalu mengatasnamakan dirinya pejuang HAM,” protesnya.
“Saat kelompok KKB terbunuh atau teraniaya kalian teriak HAM. Sekarang, kami ingin tanya di mana suara kalian saat saudara-saudara kami penduduk Papua dan pendatang disiksa dengan cara sadis? Di mana suara kalian, wahai manusia berhati iblis?!” Zul melanjutkan dengan tanya.
Zul menilai, suara HAM soal di atas tidak adil, terlebih jika menyinggung Defianus Kogoya.
BMI tidak ingin ketidakadilan ini terus berjalan hanya karena alasan HAM atau tekanan negara luar atau seakan hanya kelompok OPM yang dianggap manusia—karena dinilai sedang berjuang untuk lepas dari NKRI.
“Kami ingin NKRI tetap utuh. Dan kami ingin Indonesia bersih dari para perongrong negara. Kami minta kiranya pemerintah, dalam hal ini Bapak Presiden Jokowi untuk mendengarkan tuntutan kami,” pinta Zul.
Tuntutan itu antara lain: Mendukung TNI/Polri dalam memberantas separatis/KKB di Papua dan meminta kepada pemerintah untuk segera mengerahkan pasukan terbaik untuk membumihanguskan seluruh kelompok OPM dan pengikutnya di tanah Papua;
Mengusut dan menindak secara tegas segala bentuk pelanggaran HAM tanpa tebang pilih; Tangkap semua anggota KKB OPM hidup atau mati;
Tangkap kembali Delfianus Kagoya, Anggota KKB dan lakukan proses hukum sesuai aturan berlaku; Meminta kepada seluruh jaksa dan hakim untuk memberi tuntutan dan vonis hukuman seberat mungkin kepada seluruh Anggota KKB yang menjalani proses hukum; Dukung Otsus;
Cabut beasiswa seluruh mahasiswa(i) dan pulangkan semua mahasiswa(i) yang terindikasi sebagai pendukung gerakan OPM;
Tutup semua Asrama Papua yang terindikasi sebagai tempat melakukan doktrinasi kepada mahasiswa untuk mendukung Gerakan Papua Merdeka. Soal ini, BMI melihat karena banyak mahasiswa Papua terprovokasi menyuarakan penegakan HAM pasca viralnya penganganianyaan yang dialami oleh Anggota KKB OPM Delfianus Kogoya.
“Menurut kami sah-sah saja adek-adek berteriak soal HAM tetapi harusnya adek-adek ini adil dan tetap meminta supaya negara melakukan proses hukum kepada Delfianus Kogoya. Mereka harus ingat orang itu adalah anggota KKB yang terlibat berbagai tindak kekerasan di sana dan pantas untuk diberi hukuman yang seberat mungkin melalui proses hukum,” papar Zul.
Untuk hal-hal di atas, Negara diminta Zul tidak perlu takut dengan aksi teror mereka. Mereka, kata Zul, wajib diperangi karena kita wajib menjaga keutuhan NKRI.
Lain hal, BMI melayangkan protes keras kepada aparat kepolisian Papua. BMI protes karena aparat kepolisian membebaskan pengikut OPM yang dimaksud Zul.
“Kami ingin penjelasan, apakah karena polisi di Papua ini takut atau apa. Kalau takut, maka itu Kapolda Papua mending diganti saja,” tandas Zul.
(Rob/parade.id)