Minggu, Agustus 3, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Opini

Saatnya Rebranding FPI

redaksi by redaksi
2021-01-02
in Opini
0
Saatnya Rebranding FPI

Foto: Yons Achmad, dok. pribadi

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA (PARADE.ID)- Ketika Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan tanpa proses pengadilan, jelas harus dilawan. Itu jihad konstitusi yang harus ditempuh. Tapi, itu bukan ranah saya untuk mengulasnya. FPI kini juga sudah berganti nama. Tak lagi Front Pembela Islam, tapi menjadi Front Pemersatu Islam. Dideklarasikan oleh tokoh-tokoh yang sama di organisasi sebelumnya. Terlepas dari tindakan gegabah pemerintah, saya melihat justru inilah momentum yang tepat bagi FPI untuk merebranding diri. Menegaskan siapa jati dirinya dan apa yang sebenarnya  sedang diperjuangkan?

Branding sendiri persoalan persepsi. Ketika publik ditanya soal FPI, apa kesan yang spontan diingat? Itulah branding. Memang hasilnya bakal tergantung publik mana yang ditanya. Hasilnya bakal bermacam macam. Bisa mengatakan “Nahi Munkar”, “Tanggap Bencana”, “Kekerasan”, “Kelompok Intoleran”. Itulah sebuah bayangan citra yang bisa tergambarkan. Menjadi sebuah pertanyaan sederhana, sebenarnya citra apa yang diinginkan FPI? Ini yang semestinya dijawab. Saya sendiri tidak begitu tahu. Atau memang FPI tidak butuh citra? Entahlah. Terlepas dari semua itu, sebagai sebuah kasus, saya tetap tertarik untuk angkat suara terkait dengan citra FPI ke depan.

Related posts

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

Pembagian Peran yang Jelas di Dalam Sistem Transportasi Nasional Perkeretaapian sesuai UU

2024-12-30
Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

Kekuatan Gerakan Lapangan adalah Kunci Kemenangan

2024-11-30

Firsan Nova dalam buku “Republic Relations” menginspirasi saya untuk melihat bagaimana rebranding FPI ke depan. Sebenarnya, citra diri maupun organisasi betapapun kekiniannya, tetap perlu kembali melongok ke dasar, melongok ke akar. Dalam buku itu, dikatakan bahwa jika Rasulullah diutus sebagai rahmatan lil aalamin, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Maka raison d’etre keberadaan kita di dunia, keberadaan organisasi dan bisnis kita adalah juga untuk kebaikan orang. Itulah tujuan penciptaan.

Memang, dalam praktiknya tak semudah membalik tangan untuk bisa menjadi organisasi semacam itu. Tapi, agar FPI berbeda, maka mau tak mau harus membaca peta ormas-ormas Islam yang ada. Misalnya citra yang melekat dalam ormas Nahdatul Ulama yang fokus pada pemberdayaan muslim pedesaan dan pesantren. Begitu juga Muhammadiyah dengan beragam amal usahanya, terutama sekolah, kampus dan rumah sakit. Atau lembaga lain seperi Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) yang fokus pada agenda dakwah di daerah pedalaman. Sementara, FPI apa? Benarkah  “hanya” soal nahi munkar? Kalau hanya ini, bukanya omas lain juga melakukannya dengan cara yang berbeda? Saya sendiri pernah dengar ledekan dari petinggi ormas non FPI. Kenapa FPI kerjaannya demo melulu? “Mungkin itulah amal usahanya,” katanya dengan canda.

Itulah problem branding FPI. Mungkin ada yang bilang FPI tidak perlu branding-brandingan. Allah yang menilai kerja-kerja kita. Benar, tapi ya tidak begitu juga. Itu sebabnya, sepertinya FPI perlu arah baru untuk mengidentifikasi jati dirinya. Ini momentumnya. FPI lama biarlah menjadi sejarah. Justru ada hikmah ketika dibubarkan. Ini kalau melihat dengan kacamata batin yang lebih dalam. Orang tak bisa lagi dengan sembrono mencitrakan buruk FPI. Dengan FPI baru, harapan akan kiprahnya semakin bermakna dan kontributif bagi umat. Kalau FPI sebelumnya dikenal sebagai relawan yang terdepan dalam penanganan setiap ada bencana, itu juga bisa dijadikan bagaimana fokus peran yang ingin dilakukan.

Orang memang tidak bisa memaksa FPI harus begini, FPI harus begitu. Hanya, bagi saya FPI tetap harus mau berbenah diri, agar bisa mengubah citra “Kekerasan”  baik fisik maupun verbal  yang sering dihembuskan orang yang tidak suka, menjadi citra “Ketegasan”. Ya, ciri khas FPI itu memang tanpa kompromi. Benar dikatakan benar, salah dikatakan salah. Itulah watak khas FPI yang tak pernah sudi “bermain” di wilayah abu-abu.  Hanya, ketegasan tak melulu harus dengan bentakan atau teriakan. Ketegasan bakal lebih diterima masyarakat jika dibangun dengan argumentasi yang logis, masuk akal dan selaras dengan moral keagamaan sebagai basisnya. Apakah FPI baru bisa berubah ke arah itu? Saya yakin bisa.

*Praktisi Komunikasi, Yons Achmad

Previous Post

Aktivis Menyoalkan Pendanaan FPI

Next Post

IDI Catat 237 Dokter Meninggal karena Covid-19 Sampai Akhir 2020

Next Post
IDI Catat 237 Dokter Meninggal karena Covid-19 Sampai Akhir 2020

IDI Catat 237 Dokter Meninggal karena Covid-19 Sampai Akhir 2020

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bimtek Sekaligus Kongres PDIP di Bali Berlangsung

Pengurus DPP PDIP Hasil Kongres ke-6 di Bali

2025-08-02
YLBHI: RKUHAP Legitimasi Pelanggatan HAM, Warga Rentan Dijebak

YLBHI: RKUHAP Legitimasi Pelanggatan HAM, Warga Rentan Dijebak

2025-08-02
Bimtek Sekaligus Kongres PDIP di Bali Berlangsung

Bimtek Sekaligus Kongres PDIP di Bali Berlangsung

2025-08-02

Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto Kristiyanto Keputusan Cerdas Prabowo

2025-08-01
Driver Ojol AOS Tuntut Regulasi: Kami Mitra, Bukan Budak Digital

Driver Ojol AOS Tuntut Regulasi: Kami Mitra, Bukan Budak Digital

2025-07-29
Usut Tuntas Kasus Penculikan Aktivis dan Pemerkosaan Massal Mei 1998

Usut Tuntas Kasus Penculikan Aktivis dan Pemerkosaan Massal Mei 1998

2025-07-27

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Disebut Sengsara karena Pulang ke Indonesia, Ini Kata Ricky Elson

    Disebut Sengsara karena Pulang ke Indonesia, Ini Kata Ricky Elson

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenhub Dituding Manipulasi FGD Ojol: Kepentingan Siapa yang Diperjuangkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masa Depan IKN Masih Misteri: Antara Janji Pembangunan dan Tantangan Realitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia di Ambang Kehilangan Kedaulatan Kesehatan jika Tidak Menolak Amandemen IHR

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kelompok Koalisi Mahasiswa Indonesia untuk Birokrasi Reformasi Adukan Sekretaris DKPP ke Kemendagri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In