Jakarta (PARADE.ID)- Komite Nasional Demokrat (DNC) pada Kamis (27 Agustus 2020) mengirimkan peringatan kepada staf kampanyenya untuk lebih waspada terhadap kelompok oposisi. Dalam surat peringatan tersebut, DNC meminta staf berhati-hati terhadap lawan politik yang terus berupaya mendapatkan informasi terkait kampanye melalui aplikasi kencan.
Peringatan tersebut pertama kali dilaporkan CNN, dikirim oleh DNC kepada staf partai di seluruh Amerika Serikat (AS) yang memperingatkan mereka untuk “mempercayai tetapi tetap memverifikasi” fakta-fakta dengan siapa mereka dipasangkan di aplikasi kencan, termasuk melalui individu Google.
“Kami menerima laporan bahwa kelompok oposisi mungkin mencoba untuk ‘menyengat’ atau menyusup ke kampanye atau organisasi Demokrat melalui situs kencan,” tulis DNC dalam surat peringatannya dilansir The Hill, Kamis (27 Agustus 2020).
DNC meminta semua staf dan tim kampanye untuk lebih berhati-hati terhadap segala postingan dan akun media sosial mereka. Hal-hal sensitif dan berkaitan dengan lawan politik harus benar-benar diperhatikan dalam setiap postingan serta waspada terhadap konten berupa panggilan video, SMS, email, dan foto-foto.
DNC juga menunjukkan bukti-bukti yang mengindikasikan lawan politik berupaya menggali informasi tentang kampanye, termasuk mengajukan pertanyaan tajam seputar kampanye atau kandidat.
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat tinggi di AS telah memperingatkan aktivitas musuh asing seperti Rusia, China dan Iran untuk ikut campur dan mengintervensi pemilu AS. Misalnya membagi dua dukungan untuk mendukung Presiden Trump dan lawannya capres, Joe Biden.
Kekhawatiran ini muncul setelah berbagai laporan resmi menyatakan agen-agen Rusia terbukti ikut campur dalam Pemilu AS 2016. DNC memperingatkan staf kampanyenya dapat menjadi korban dan bagian dari upaya pihak asing untuk ikut campur di pilpres tahun ini.
“Kami menyatakan bahwa musuh kami, baik asing maupun domestik, akan berupaya untuk meningkatkan panas (tensi politik),” tulis DNC.
Seorang pejabat DNC mengatakan kepada The Hill bahwa peringatan yang dikirimkan kepada staf mereka “bukanlah hal baru dan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendidik staf kampanye tentang pelaku kejahatan ada secara online”.
“Mereka dapat menggunakan taktik rekayasa sosial (social engineering) untuk mendapatkan akses ke informasi, sehingga kami harus mengingatkan staf kampanye kami untuk tetap waspada,” kata pejabat tersebut.
Sejauh ini tim kampanye Trump maupun Biden telah merasakan serangan dan menjadi target operasi cyber dari berbagai pihak asing dan lawan politik masing-masing.
Bulan Juni lalu seorang peneliti threat intelligence Google mengumumkan kelompok hacker China telah menargetkan staf kampanye Biden melalui serangan phishing. Kemudiankelompok hacker Iran juga telah menggunakan taktik yang sama untuk menargetkan staf kampanye Trump.
(Cyberthreat/PARADE.ID)