Jakarta (PARADE.ID)- Baru saja paripurna @DPR_RI mengesahkan Komjen Listyo Sigit Prabowo atau #LSP SEBAGAI calon #KapolriBaru menggantikan Jenderal Idham AZiz yang akan pensiun awal februari nanti. Setelah paripurna ini, tentu surat pemberitahuan akan segera sampai ke Istana negara.
Dan berdasarkan surat itu, presiden dapat melantik #LSP Kapanpun dikehendaki. Tentu ini adalah peristiwa penting bagi dunia hukum dan keamanan di republik ini. Karena POLRI adalah tulang punggung utama hukum dan kemanan kita. Maka #KapolriBaru adalah tulang punggung juga.
Tapi apakah #LSP sebagai #KapolriBaru akan membawa suasana batu yg lebih optimis? Apakah citra polisi akan bertambah baik. Lalu apa beda #LSP dengan jenderal lainnya? Apakah dapat diandalkan akan ada perubahan penting? Mari kita lihat.
Setelah #TragediKM50 terjadi, ada 2 jenis pandangan di POLRI: pertama yang membenarkan sepenuhnya tindakan polisi dan yang kedua adalah yang berhati2, menunggu komnas HAM, dll. Sikap kedua ini dijurubicarai oleh Kabareskrim #LSP yang kini jadi Calon orang nomor 1 di lembaga itu.
Inilah mungkin secercah harapan awal. Komjen #LSP setidaknya meyakinkan kita bahwa POLRI tidak sepenuhnya setuju dan membiarkan begitu saja tindakan yang akhirnya disebut oleh komnas HAM sebagai extra judicial killing. Meski tidak disebut pelanggaran HAM berat. #KapolriBaru
Maka Menarik menyimak Makalah Calon Kapolri baru Komjen Listyo Sigit Prabowo yg dipaparkan di depan Komisi 3. Teman2 Polri harus meresapi Visi dari calon pimpinan baru ini. Menurut saya, ada keseriusan di dalamnya. Ada tekad bagi kebaikan POLRI dan bangsa ini. #kapolribaru
Komjen Sigit memberi judul pada makalahnya dengan Transformasi menuju POLRI yang PRESISI. POLRI TRANSISI sekaligus menjadi Tagline manajemen baru institusi Polri.
Inovasi ini yang saya anggap mengadung keinginan baik dari #kapolribaru
Tagline #KapolriBaru ini harus meresap menjadi nilai dan melembaga dalam diri tiap insan Polri. POLRI PRESISI adalah Polri yang Prediktif, Responsible dan Transparan Berkeadilan. Nilai ini mengandung koreksi tapi juga keberlanjutan harapan agar POLRI menjadi andalan.
Prediktif itu kata kuncinya adalah preemtif, jika upaya pencegahan dgn prediksi situasi yg terukur bisa dilakukan maka tindakan pemolisian menjadi alternatif terakhir, ini sejalan dgn falsafah hukum pidana modern. #kapolribaru
Calon #KapolriBaru dalam makalahnya menyadari terjadinya stagnasi kepercayaan publik terhadap Polri, padahal kepercayaan publik sangat efektif menurunkan berbagai tindakan kejahatan. Jika sudah ada kata “serahkan ke polisi” sebagian dari masalah selesai.
Ketika rakyat percaya pada institusi penegak hukum maka disitulah ketaatan hukum bekerja menjadi tradisi dan nilai yang hidup dan melembaga dlm kehidupan masyarakat. Jangan sampai maayarakat jadi apatis dan tidak percaya hukum karena citra POLRI melemah.
Untuk itu Komjen Sigit akan menerapkan manajemen transformasi dan mengidentifikasi kondisi hari ini sebagai masa transisi untuk mengembalikan kembali kepercayaan rakyat kepada institusi dan petugas POLRI.
Untuk membalikan stagnasi kepercayaan publik tsb, Kapolri baru akan melakukan transformasi kultural dan juga perbaikan dlm komunikasi publik; yg cepat, transparan dan berkeadilan dlm merespon berbagai keadaan akan mencegah masyarakat apatis atau malah main hakim sendiri.
Komunikasi publik yang responsif, transparan dan berkeadilan ini akan men-strukturisasi percakapan publik sehingga rakyat tidak membuat jalan sendiri dalam mencari keadilan. Inilah kisah suksea negara hukum.
Kita tidak memiliki alternatif institusi lain dalam penegakan hukum, masa depan negara hukum demokratis ada di pundak Polri dan Aparat penegak hukum yang PRESISI. Maka kembalilah pada nilai cita cita awal reformasi Polri pasca 98.
Bravo Polri, semoga semakin jaya dengan kepemimpinan baru, kembalikan cinta dan kepercayaan rakyat pada Institusi dengan berbenah. Calon Kapolri menyebut transformasi kultural yang artinya tiap insan Polri harus berubah dalam kultur dan perilaku yg profesional.
Membaca makalah calon #kapolribaru #LSP ini saya teringat dengan kepemimpinan POLRI di bawah Jenderal Bambang Hendarso dan Makbul Padmanegara. Saat itu Saya adalah anggota komisi 3. Hubungan komisi 3 dan POLRI saat itu dinamis sekali.
Saat komisi 3 menantang reformasi POLRI, Jenderal BHD membawa 60 koper dokumen lengkap tentang reformasi kepolisian RI seolah menjawab tantangan rakyat melalui para wakilnya. Dan untuk beberapa lama, reformasi berjalan baik. #KapolriBaru
Kini, Calon #KapolriBaru #LSP juga datang dengan dokumen yg cukup tebal.
Semoga niatnya akan menjadi kenyataan dan mendapat dukungan rakyat. Sekali lagi, selamat kepada POLRI dengan kepemimpinan barunya. Maju dan jayalah POLRIKU. @DivHumas_Polri
*Politisi Gelora, Fahri Hamzah (dikutip dari Twitter bersangkutan)