Jakarta (PARADE.ID)- Peringatan KSP Moeldoko ke Gatot Nurmantyo direspon dua deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yakni Syahganda Nainggolan dan Adhie Massardi.
Syahganda misalnya, mempertanyakan ucapan KSP Moeldoko terkait dirinya yang mengingatkan Gatot Nurmantyo agar jangan ganggu stabilitas politik di Tanah Air.
“Mantan Panglima TNI ancam Mantan Panglima TNI. Definisi stabilitas politiknya bgmn pak @GeneralMoeldoko?” tanyanya, Jumat (2/10/2020), di akun Twitter-nya.
Tampaknya peringatan Moeldoko ke Gatot absurd. Harusnya, kata Syahganda, Moeldoko kalau ingin mengingatkan soal stabilitas politik, tujukanlah ke persoalan yang kini sedang hangat, salah satunya terkait Jiwasraya.
“Rampokan Jiwasraya yg ditalangi negara Rp 22T di tengah PHK massal dan penurunan daya beli masyarakat akibat Covid-19 itu baru jelas ancaman stabilitas politiknya,” katanya, ketika mengomentari berita di sala satu media dengan judul: “Moeldoko Peringatkan Gatot Nurmantyo: Jangan Ganggu Stabilitas Politik”.
Menurut Adhie Massardi, ucapan Moeldoko justru tersirat adanya instabilitas dalam pemerintahan Jokowi.
“INSTABILITAS BARU 》pernyataan Jenderal Moeldoko (KS Presiden) ciptakan instabilitas baru menyusul kedodorannya pemerintah dalam menangani berbagai persoalan bangsa (krisis ekonomi, pandemi Covid19, penegakan hukum, korupsi Jiwasraya dll, dibakarnya gedung Kejaksaan RI, buzzeRp).”
Boleh jadi peringatan Moeldoko ke Gatot terkait manuvernya melalui KAMI, dan beberapa soal yang terjadi belakangan ini. Misalkan saja cukup intensnya KAMI ditolak di berbagai tempat, sehingga dianggap berpotensi mengakibatkan “gesekan” antaranak bangsa.
Sebagai contoh di Surabaya, Jawa Timur. Dan baru-baru ini, Gatot “dihadang” ketika ingin ziaran ke TMP Kalibata, Jakarta.
(Robi/PARADE.ID)