Jakarta (parade.id)- Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) meraih kemenangan signifikan dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Selasa (17/9/2025). Setelah melakukan audiensi dengan Komisi V DPR, organisasi pengemudi ojek online ini berhasil mendorong pemerintah untuk memangkas biaya bagi hasil aplikator dari 20 persen menjadi hanya 10 persen. Demikian disampaikan Ketua GARDA Raden Igun Wicaksono usai audiensi dengan Anggota DPR RI Komisi V.
Usai audiensi dengan 10 perwakilan GARDA dan komunitas aliansi, Igun menyampaikan hasil menggembirakan itu. “Sudah disetujui oleh DPR, pemerintah, dan negara bahwa bagi hasil untuk pengemudi ojek online adalah 90 persen, sementara perusahaan aplikasi maksimal 10 persen,” tegas Igun.
Ketentuan baru ini akan diatur dalam Perpres yang sedang disusun Presiden, sehingga semua peraturan di luar Perpres menjadi gugur. “Ini adalah kemenangan besar karena perusahaan aplikasi hanya mendapat 10 persen, sedangkan pengemudi mendapat 90 persen,” tambahnya.
GARDA juga berhasil mendorong DPR untuk melakukan audit investigatif terhadap perusahaan aplikasi yang selama ini memotong lebih dari ketentuan. “Beberapa perusahaan bahkan memotong hingga 30 persen, 40 persen, bahkan hampir 50persen, sejak 2020,” ungkap Igun.
Jika terbukti ada penyimpangan, hal tersebut akan ditindak sebagai pungutan liar melalui mekanisme hukum baik oleh negara maupun perusahaan aplikasi.
Untuk kurir online, regulasi tarif pengantaran makanan dan barang juga akan dimasukkan ke dalam Perpres secara komprehensif. Selama ini, tarif layanan tersebut belum memiliki aturan resmi dari pemerintah.
Program-program yang merugikan pengemudi seperti sistem slot dan member berbayar juga akan dihapus, dengan tarif dikembalikan ke regulasi standar yang berlaku saat ini.
“Meskipun membutuhkan waktu, hari ini kami sudah mendapatkan jawaban tegas bahwa dalam waktu dekat akan ada kepastian hukum bagi para pengemudi ojek online di seluruh Indonesia,” tutup Ketua GARDA dengan optimis.
Sebelumnya, Igun mengungkapkan alasan aksi molor—bahwa aksi yang dimulai pukul 12.30 siang ini terhambat cuaca buruk. “Target kami hari ini ada sekitar 2.000 peserta, tetapi karena kendala cuaca, hanya sekitar 200 anggota yang bisa hadir,” ujar Igun saat tiba di lokasi demonstrasi.
Untuk menghindari gesekan dengan masyarakat dan mengantisipasi hujan deras, GARDA memutuskan langsung menuju DPR tanpa singgah di titik-titik berkumpul seperti Patung Kuda atau Kemenhub sebagaimana rencana awal.
Perlu diketahui bahwa GARDA mengajukan enam tuntutan krusial kepada pemerintah:
- Pengesahan RUU Transportasi Online dalam Prolegnas 2025-2026, atau penerbitan Perpres setara undang-undang
- Penurunan biaya bagi hasil dari 20 persen menjadi 10 persen untuk aplikator, 90 persen untuk pengemudi
- Pengaturan tarif makanan dan barang oleh pemerintah
- Audit investigatif potongan 5 persen sejak 2022
- Penghapusan program merugikan seperti “aceng,” “slot,” “multi-order,” dan “member berbayar”
- Pengusutan tuntas tragedi 28 Agustus 2025 yang merenggut nyawa Affan Kurniawan