Jakarta (PARADE.ID)-Jumlah kasus positif corona (Covid-19) harian di Jawa Timur terus naik. Bahkan sudah nyalip Jakarta. Presiden Jokowi langsung turun tangan mengatasinya. Dia ceramahi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar bekerja sama mengatasi virus asal China itu.
Hubungan Risma dengan Khofifah memang sempat dikabarkan memanas. keduanya cekcok di tengah kasus Covid-19 di daerah yang mereka pimpin, terus meningkat.
Per kemarin, Jatim kembali rangking satu dalam jumlah kasus positif baru di indonesia, yakni bertambah 247 kasus. 84 di antaranya berasal dari Surabaya. Jumlah itu melampaui Jakarta, yang mencatat 196 kasus positif baru.
Melihat tingginya angka penularan khususnya di wilayah Surabaya Raya, Jokowi mengingatkan Surabaya dan daerah sekitarnya tidak bekerja sendiri-sendiri. Karena arus mobilitas di daerah-daerah yang bertetangga tersebut ikut mempengaruhi naik dan turunnya angka corona. “Enggak bisa Surabaya sendiri. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain,” tegur Jokowi, dalam arahannya di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta Pemkab dan Pemkot di Jatim tidak buru-buru menerapkan fase kenor malan baru atau new normal.
Sebelumnya, sejumlah kepala daerah di Jatim, termasuk Wali Kota Surabaya meminta agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diperpanjang. Jokowi menyadari, pandemi corona ini cukup berat menghantam ekonomi. Tidak hanya di Jawa Timur, tapi di seluruh dunia. Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara dilaporkan minus.
Untuk menghadapi itu, Jokowi kemudian mengibaratkan gas dan rem. “Rem dan gas harus seimbang. Tak bisa gas urusan ekonomi, kesehatan terabaikan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mematok target, agar dalam dua minggu angkanya bisa turun. Agar Jawa Timur bisa memasuki tatanan normal baru dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa. “Kita harapkan dalam dua minggu ini betulbetul ada penurunan signifikan,” tutur Jokowi.
Gubernur Jatim Khofifah mengamini target itu. Namun, dia juga menyampaikan, karena kerja keras semua pihak angka kesembuhan di Jatim sangat tinggi. “Secara persentase 31,47 persen, ini persentase tertinggi kesembuhan,” lapornya.
Di linimassa, respons warganet beragam menginterpretasi ceramah Jokowi itu. Ada yang positif, ada juga yang sinis. Akun @mettykn misalkan. Ia memaknai arahan Jokowi itu sebagai cambuk bagi Jatim agar berusaha lebih keras lagi menanggulangi Covid-19. “Yok setuju aku ro pak Jokowi. Ayo bu Khofifah semangattttt yo!!,” ajaknya.
“Yaahh pak dee. kaga semudah itu lah pak. kalo si Khofifah minta bantuan siluman mimpi baru bisa dah pak,” timpal @FaisalHazm. Akun @heruan95 tidak rela jika target 2 minggu itu hanya dibebankan kepada Khofifah. “Seharusnya bu Risma juga ditargetkan,” cuitnya. “Itu Jawa Timur sudah include surabaya mba,” bela @NurAkunredy.
Akun @kampretmilitan2 malah mempertanyakan apa konsekwensi yang akan diterima kepala daerah di Jatim jika gagal memenuhi targetnya itu. “Klo ga bs turun dlm 2 minggu pecat aja semua kepala daerahnya trmksk Walkot Sby si Risma yg skrg jd Zona Hitam, berani ga Pak @ jokowi,” tanya dia.
“Ya gak usah test sama sekali aja pak, dijamin kasusnya turun, duitnya daripada buat test mendingan di transfer aja langsung ke rekening para pejabat biar pada makin gendut rekeningnya,” timpal @kang_batag0r, menggampangkan.
(RMco.id/PARADE.ID)