Jakarta (PARADE.ID)- Kasus yang menimpa partai Demokrat belum lama ini disebut oleh politisi PKS Mardani Ali Sera akam membahayakan iklim demokrasi Indonesia. Situasi yang menurutnya jelas tidak sesuai dengan semangat penguatan partai sebagai salah satu institusi terpenting dalam demokrasi.
“Dapat dikatakan demokrasi tanpa partai yang kuat, tanpa partai yang solid itu akan nothing. Karena itu, para penganjur demokrasi, para pelaku & aktifis demokrasi pasti punya naluri untuk memperkuat partai, bukan memperlemahnya,” demikian katanya, Senin (22/3/2021), di akun Twitter-nya.
Siapa saja yg kemudian memiliki tendensi untuk menghancurkan atau menggrogoti partai pada dasarnya menurut dia adalah orang yang anti demokrasi. Dan bisa dikategorikan sebagai elemen yang tidak memiliki kepribadian yang kuat terhadap demokrasi.
“Melihat partai hanya sekedar untuk mendapatkan kekuasaan,” jelas Ketua DPP PKS itu.
Hal itu terlihat bagaimana kaderisasi itu betul-betul dinafikan. Ada seseorang yang tidak pernah melakukan kaderisasi justru ada di pucuk kememimpinan.
Menurutnya itu sesuatu hal yang luar biasa dan sangat jarang terjadi di negara-negara demokrasi yang mapan.
“Partai yang sehat merupakan partai yang terlembaga. Sebisa mungkin harus terbebas dari kepentingan individu.”
“Semakin partai mengedepankan aturan main, maka akan semakin modern dan ketika semakin modern dia akan menjadi kokoh dalam membela demokrasi.”
Sebaliknya, lanjut dia, jika partai hanya menjadi alat kepentingan pribadi individu dan di mana sistem atau aturan main itu dikangkangi oleh kepentingan personal, maka selama itu pula partai itu akan menjadi partai yang kerdil dan tradisional. Tidak akan kokoh menjadi elemen pendukung demokrasi
“Pelajaran lain dari fenomena kudeta ini yakni mematikan semangat berorganisasi yang alamiah. Dalam suatu organisasi biasa kita berkompetisi, ada yang kalah dan ada yang menang dan politik adalah seni untuk berkuasa, seni untuk memenangkan suatu pertarungan.”
Namun jika kemudian penyelesaiannya adalah dengan cara-cara seperti ini, tentu menyebabkan hakekat berorganisasi menjadi mati, hakekat belajar bertarung secara alamiah berdasarkan konstitusi menjadi bubar. Kudeta politik merupakan cawa awam berpolitik dan itu berbahaya bagi demokrasi.
(Rgs/PARADE.ID)